Ini Jakarta, Bukan Merseyside: Potret Rivalitas FPL di Jakarta

Ini Jakarta, Bukan Merseyside: Potret Rivalitas FPL di Jakarta
Font size:


Oleh: 23Megabytes (akun X: @23megabytes)
Editor: Bayu Pramono (akun X: @bayuprmno)

Banyak cara untuk membandingkan antara Jakarta dan Merseyside. Jika ingin membahas dari segi ekonomi, iklim, atau aspek lain, saya serahkan kepada para ahli di bidangnya. Sebagai seorang manajer Fantasy Premier League (FPL), tentu saya punya kaca mata sendiri dalam membandingkan Jakarta dengan Merseyside yang sarat akan rivalitas.

Merseyside adalah wilayah di utara Inggris yang berbatasan dengan laut. Iklim di sana dingin dengan curah hujan tinggi. Musim ini, cuaca ekstrem berakibat pada penundaan laga dua klub asal Merseyside. Laga antara Everton dengan Manchester United hampir tertunda akibat hujan salju. Di lain waktu, jamuan Liverpool kepada Leicester City digelar dalam kabut tebal. Federico Chiesa yang baru hijrah ke Merseyside Merah dikabarkan beberapa kali jatuh sakit karena kondisi iklim tersebut.

Dari sisi sepakbola, Merseyside menjadi rumah bagi dua klub besar yaitu Everton dan Liverpool. Everton lebih dulu didirikan pada 1878 oleh komunitas pemuda setempat yang awalnya bermain di Anfield Road. Namun, pada 1892, pemilik Anfield mendirikan Liverpool FC, sehingga Everton harus pindah ke Goodison Park. Meski dianggap “kakak-adik,” rivalitas antara kedua tim ini sangat panas. Setiap kali bertemu dalam Derby Merseyside, laga berlangsung keras dan sering diwarnai pelanggaran.

Rivalitas klub sepakbola di Merseyside juga terjadi di Jakarta dalam lingkup yang lebih ceruk, yatitu klub (atau tim) FPL. Jakarta punya dua tim andalan di Liga Battle Royal Fantasy Indonesia (#LigaBRFI): Jayakarta FC (JFC) dan Stad Jayakarta Warrior (SJW). Jika Liverpool terbentuk karena stadion, SJW punya latar belakang unik: gender. Awalnya, tim ini dikenal sebagai KOFPLI Jayakarta (KJK), salah satu dari dua tim yang dibentuk untuk Liga BRFI bersama KOFPLI Batavia (sekarang Batavia Crazy). Musim ini Batavia Crazy berada di Liga 2 BRFI bersama dengan SJW.  

Popularitas #FPL dan #LigaBRFI yang kian meluas di dunia maya memicu banyak permintaan dari kalangan perempuan untuk ikut serta. Menanggapi hal itu, KJK melakukan diskusi darat mencarikan pasangan untuk anggotanya yang menjomblo. Berawal dari situ dan karena deadline liga Inggris, para manager wanita di KJK membentuk tim khusus perempuan bernama KJK Girls, yang berisi 15 manajer FPL terbaik di Indonesia, seperti Elvina, Iin, Astri, Dedepshi, Wariyanti dan lainnya.

Namun, tim ini mengalami banyak perubahan pemain seiring dengan perputaran kesibukan duniawi. Sejak musim lalu, tim ini berubah nama menjadi Stad Jayakarta Warrior (SJW) dan kini terbuka untuk manajer laki-laki. Nama baru ini memiliki makna mendalam: "Jayakarta" berarti kemenangan, "Stad" (bahasa Swedia) berarti kota, dan "Warrior" melambangkan perjuangan tanpa henti untuk mengharumkan nama Jakarta Sementara itu KJK juga melakukan rebranding. Tim ini berganti nama menjadi Jayakarta Fantasy Club (Jayakarta FC).

Perjuangan kedua tim mengharumkan nama Jakarta mulai membuahkan hasil. Prestasi SJW misalnya, mereka berhasil meraih gelar Juara BRFI Cup 2022/2023. Tidak hanya itu, SJW juga menjadi Runner-Up Liga 2 BRFI musim 2023/2024, membuktikan bahwa mereka tetap kompetitif meski menghadapi lawan yang semakin kuat setiap musimnya. Di sisi lain, Jayakarta FC (JFC) juga tak kalah gemilang. Sebagai tim yang lebih dulu dikenal, mereka pernah merebut gelar Juara Liga 1 musim 2021/2022. Sayangnya, mereka gagal mempertahankan gelar pada musim berikutnya, posisi Runner-Up di 2022/2023 tetap menunjukkan kualitas mereka sebagai salah satu tim terkuat di liga.

 

Kedua tim ini, dengan segala keunikannya, tidak hanya membawa nama Jakarta di kancah #LigaBRFI, tetapi juga menjadi inspirasi bagi komunitas FPL di Indonesia. Rivalitas mereka memberikan warna tersendiri bagi liga, menciptakan persaingan sehat yang menghidupkan semangat kompetisi. Dengan fondasi yang kokoh dan semangat pantang menyerah, SJW dan JFC terus menempatkan Jakarta sebagai salah satu pusat perhatian di dunia sepak bola fantasi.

Musim ini Pandit FPL berkolaborasi dengan Battle Royal FPL Indonesia (BRFI) menjadi liga FPL paling prestisius. Liga ini sangat unik sebab mengakomodasi pemain untuk bermain sebagai tim, bukan individu. BRFI musim ini hadir dengan empat liga (Liga 1, Liga 2, Liga 3, dan Liga 4). Di akhir musim pemenang Liga 1 akan mendapatkan piala yang ditargetkan menjadi piala bergilir dan medali untuk setiap pemain. Sementara Liga 2 hingga Liga 4 akan mendapatkan plakat.

Sebuah Catatan Tentang Tuban: Maafkan Kami Merusuh
Artikel sebelumnya Sebuah Catatan Tentang Tuban: Maafkan Kami Merusuh
Rekomendasi Double atau Triple Aset Wildcard GW6
Artikel selanjutnya Rekomendasi Double atau Triple Aset Wildcard GW6
Artikel Terkait