Makna Selebrasi dalam Ilmu Komunikasi

PanditSharing

by Pandit Sharing 30349

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Makna Selebrasi dalam Ilmu Komunikasi

Oleh: Claudio Aldo Nindyasta

Ketika menonton sepakbola, hal yang saya tunggu adalah selebrasi. Selain tanda lahirnya gol, selebrasi juga merupakan ungkapan isi hati sang pesepakbola. Sepakbola tidak hanya sekadar permainan, tetapi juga refleksi kehidupan. Para pemain membawa apa yang mereka rasakan di luar lapangan ke dalam pertandingan. Setiap selebrasi yang dinanti, juga selalu mempunyai arti. Lalu, apakah makna dan pesan dari selebrasi para pemain sepakbola?

Selebrasi merupakan bentuk ungkapan emosional yang dilakukan setelah pemain mencetak gol ke gawang lawan atau ketika merayakan kemenangan. Luapan emosi pemain sepakbola adalah hal yang menarik untuk diteliti dalam lingkup ilmu komunikasi, terutama komunikasi nonverbal.

Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan.

Jalaluddin Rakhmat membagi bentuk komunikasi nonverbal ke dalam beberapa bagian, salah satunya adalah pesan kinesik. Pesan kinesik adalah pesan nonverbal yang dibungkus dalam gerakan tubuh yang bisa dimaknai. Terdapat tiga komponen dalam Pesan kinesik, yaitu pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.

Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna. Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan.

Selebrasi yang dilakukan oleh pemain sepakbola selalu ditampilkan dalam bentuk pesan kinesik gestural, fasial, maupun postural. Tokoh lapangan hijau menyampaikan pesan mereka lewat selebrasi yang menarik dan unik.

Sebagai contoh, selebrasi yang dilakukan oleh Bebeto. Bebeto merupakan striker andalan Brasil di tiga edisi Piala Dunia, yaitu pada tahun 1990, 1994, dan 1998. Pada gelaran Piala Dunia tahun 1994 di Amerka Serikat, Bebeto melakukan selebrasi dengan mengayunkan kedua tangannya yang ditempelkan seperti layaknya menimang bayi. Apakah arti dari selebrasi Bebeto?

Bebeto menggunakan pesan fasial dan gestural. Dalam selebrasi tersebut, Bebeto mengayunkan kedua tangannya dengan ekspresi tersenyum gembira. Saat itu Bebeto sedang diliputi dengan perasaan bahagia. Putra ketiga Bebeto lahir ke dunia. Sang penyerang tak bisa menemani istri melewati persalinan.

Maka dari itu, Bebeto mempersembahkan gol yang ia cetak ke gawang Belanda untuk kelahiran putra ketiga. Pada pertandingan itu, Bebeto mencetak dua gol untuk kemenangan Brasil dengan skor 3-2. Selebrasi yang dilakukan Bebeto merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas lahirnya anak ketiga Bebeto ke dunia.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Francesco Totti. Pemain loyal AS Roma ini mempunyai selebrasi khas dengan menghisap ibu jarinya setelah berhasil merobek jala lawan. Ternyata, hal itu merupakan ucapan rasa syukur sang pangeran Roma terhadap istrinya.

Dalam selebrasi menghisap ibu jari, Totti menggunakan pesan gestural ke publik. Pesan gestural yang terlihat adalah Totti menghisap ibu jarinya. Totti bersyukur dan berterimakasih karena sang istri dapat memberikan anak padanya dan sekaligus menjadikan Totti seorang ayah. Dirinya merasa terhormat bisa menjadi istri sekaligus ayah bagi anak-anaknya.

Selain cerita yang menggembirakan, ternyata juga terdapat cerita haru di balik selebrasi pemain. Salah satu pemain yang melakukannya adalah Clint Dempsey. Setelah mencetak gol, Dempsey selalu melihat ke langit dan berdoa kepada kakaknya yang sudah tiada. Mantan pemain Fullham ini mempunyai kakak perempuan yang meninggal akibat penyumbatan pembuluh darah di otak ketika masih berumur 16 tahun.

Selebrasi Dempsey mempunyai pesan gestural. Pemain andalan Amerika Serikat ini selalu melihat ke langit setelah mencetak gol. Ketika Dempsey melihat langit, di situlah dia mengucap terima kasih dan berdoa bagi kakak perempuannya. Bagi Dempsey, kakak perempuannya merupakan sosok yang istimewa di hidupnya. Ia percaya bahwa kakak perempuannya membantu Dempsey dalam mencetak gol ke gawang lawan.

Selebrasi dalam sepakbola juga mempunyai makna empati terhadap suatu peristiwa atau terhadap pemain lainnya. Contohnya seperti apa yang dilakukan Diego Costa dan Eden Hazard. Selebrasi empati ini dilakukan pada Premier League 2016/17 saat Chelsea menghadapi Leichester City. Setelah mencetak gol, Costa dan Hazard melakukan selebrasi dengan membuat huruf ‘W’ dengan menggabungkan kedua tangan.

Diego Costa dan Hazard melakukan pesan gestural. Kedua pemain ini membentuk huruf ‘W’ dengan kedua tangannya. Maksud dari huruf ‘W’ adalah untuk Willian, sebagai bentuk empati untuk rekan setimnya tersebut. Laga itu digelar beberapa hari setelah Willian kehilangan ibu tercinta. Saat itu, Willian yang memang tak masuk skuat karena harus terbang ke Brasil untuk proses pemakaman sang ibunda.

Selebrasi pun juga digunakan untuk mengkritik dan mengungkapkan kekesalan terhadap sesuatu. Pemain sering menggunakan selebrasi sebagai senjata kritik ataupun protes terhadap pihak-pihak tertentu. Walau secara tersirat, akan tetapi selebrasi kritik ini mengundang protes dari berbagai pihak.

Emmanuel Adebayor pernah melakukan itu. Saat Manchester City melawan Arsenal di Premier League musim 2008/09. Laga ini adalah kali pertama Adebayor bertemu mantan klubnya. Sepanjang pertandingan, Adebayor dicemooh fans Arsenal. Lalu, Adebayor meluapkan kekesalannya usai menjebol gawang The Gunners. Ia berlari dari ujung ke ujung lapangan. Di hadapan para pendukung Arsenal, ia membentangkan tangannya lebar-lebar.

Selebrasi Adebayor mengandung pesan fasial dan gestural. Pemain asal Togo ini meluapkan kekesalan terhadap fans Arsenal dengan membuka tangan lebar-lebar dan berlari ke tribun pendukung Arsenal. Adebayor seakan mengkritik fans Arsenal yang hanya mencemooh dirinya dari awal pertandingan. Apa yang dilakukan Adebayor mempunyai makna bahwa ia tak mendengarkan segala cacian dari fans Arsenal. Berangkat dari penerjemahan selebrasi tersebut, Adebayor mendapat sanksi skorsing dua laga dan denda sebesar 20 ribu paun.

Tak hanya digunakan untuk meluapkan emosi atau isi hati, selebrasi juga bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri. Contohnya seperti pemain asal Yunani, Giorgos Katidis. Pemain AEK Athens ini dijatuhi hukuman tidak boleh memperkuat Tim Nasional Yunani seumur hidup. Hal ini berkaitan dengan selebrasi Katidis yang berbau fasis. Katidis yang berhasil mencetak gol kemenangan bagi timnya secara mengejutkan melakukan selebrasi dengan mengangkat tangannya lurus kedepan.

Banyak pihak menilai bahwa apa yang dilakukan Katidis sebagai tindakan yang tak pantas. Katidis dianggap tak manusiawi, karena membawa kenangan buruk bagi keluarga korban Holocaust. Holocaust merupakan persekusi dan pembantaian sekitar enam juta orang Yahudi yang dilakukan secara sistematis, birokratis, dan disponsori oleh rezim Nazi beserta para kolaboratornya.

Selebrasi Katidis mengandung pesan gestural yang menyamai cara penghormatan para Nazi. Hal ini diterima masyarakat luas sebagai cara yang kurang tepat dan tak berperikemanusiaan. Apalagi, Yunani memiliki pengalaman yang buruk dengan Nazi. Katidis dianggap menghina negaranya sendiri dan membuka luka lama Yunani.

Pemaknaan terhadap suatu selebrasi penting dilakukan. Para pemain melakukan selebrasi sebagai bentuk komunikasi yang hakiki. Anehnya, mereka berkomunikasi kepada publik menggunakan komunikasi nonverbal. Kajian ini sangat menarik, menggabungkan unsur sepakbola dengan ilmu komunikasi secara khusus.

Pesepakbola menggunakan sebuah komunikasi nonverbal untuk meluapkan isi hatinya. Kegembiraan, rasa syukur, emosi, kritik dan kesedihan merupakan gambaran selebrasi pemain sepakbola secara luas. Tak mudah menginterpretasikan apa yang mereka maksudkan. Mereka menggunakan selebrasi sebagai satu-satunya media peluapan isi hati kepada publik. Entah maknanya positif ataupun negatif. Sah-sah saja ketika pemain berselebrasi, akan tetapi jangan sampai menimbulkan mispersepsi.


Penulis adalah seorang mahasiswa yang berdomisili di Maguwoharjo, DIY. Dapat dihubungi lewat alamat e-mail claudioaldonindyasta@gmail.com.

Komentar