Menikmati Surabaya Sebagai Rumah Sepak Bola Indonesia

Menikmati Surabaya Sebagai Rumah Sepak Bola Indonesia
Font size:

Desember 2025 di Surabaya, seperti biasa, terlihat sibuk dan penuh hiruk-pikuk setiap insan mencari pundi-pundi rupiah. Tapi untuk kali ini, Kota Surabaya juga menjadi “rumah istimewa” bagi beberapa klub sepak bola Indonesia. Pasalnya, Kota Surabaya ditunjuk sebagai tuan rumah Liga 3 dan Liga 4 zona Jawa Timur. Lapangan THOR, Lapangan Jala Krida Bumimoro, dan Lapangan Pasiran, yang berada di dalam kawasan militer TNI-AL, menjadi saksi siapa yang akan menduduki peringkat satu di setiap grupnya pada akhir tahun nanti.

Grup D Liga 3 Nusantara diisi oleh Persiba Bantul, Perseden Denpasar, Gresik United, Persebata Lembata (NTT), Waanal Brothers, dan Persekabpas Pasuruan. Sedangkan di  Liga 4 zona Jawa Timur dari grup O akan mempertemukan Persida Sidoarjo, Putra Mars Surabaya, PS Kota Pahlawan Surabaya, PSID Jombang, dan Persem Mojokerto.

Dua liga, 2 grup, serta 3 lapangan ternama di Surabaya seolah-olah berubah menjadi panggung gladiator dan akan memperebutkan singgasana yang pantas untuk diduduki. Satu yang pasti, semua klub sudah mempersiapkan segalanya secara matang. Mulai persiapan taktik, teknis, strategi, visi misi, dan tak ketinggalan anggaran dari setiap pengurus klub untuk mengarungi liga 3 dan liga 4 di musim ini.

Penulis yakin Surabaya akan menjadi tuan rumah yang baik ketika kedatangan tamu dari suporter liga 3 dan liga 4. Mereka antara lain Paserbumi dan Curva Nord Famiglia (CNF) yang mendukung Persiba Bantul, Sakeramania yang  selalu mendampingi Persekabpas, Ultras Gresik setia bersama Gresik United, Laskar Catur Muka bersama Perseden Denpasar. Ada juga Laskar Sembur Paus atau Lomblen Mania yang jauh-jauh datang dari Nusa Tenggara Timur untuk mendukung Persebata Lembata. 

Di liga 4 tak mau kala. Di area kawasan Gelora Bung Tomo akan kedatangan suporter dari Persida Sidoarjo yang sering disebut Sadamania, PSID Jombang ditemani oleh Jomber (Jombang Bersatu) serta Persem Mojokerto selalu setia ditemani oleh Laskar Damarwulan dan Badai Biru.

Suporter Datang untuk Beri Dukungan, Bukan Buat Gaduh

Penulis juga sangat yakin, setiap match yang akan digelar di Surabaya akan selalu dihiasi riuhnya suara penonton dari bangku tribun kecil di sisi barat lapangan. Mereka datang bukan cari kegaduhan. Mereka datang untuk mendukung tim yang dicintainya. Datang jauh-jauh bahkan sampai ribuan kilometer demi laskar panji daerahnya masing-masing berlaga di lapangan hijau untuk meraih 3 poin yang sangat krusial.

Secara geografis, Surabaya selalu menjadi titik temu bagi kawasan Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur. Hal ini juga Surabaya selalu diuntungkan dari segi ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Terlihat dari kontestan liga 3, ada tiga klub yang berasal dari wilayah timur Indonesia. Ada Perseden dari Bali yang dibela oleh Nyoman Sukarja, Persebata dari Nusa Tenggara Timur, serta Waanal Brothers dari Papua yang sekarang diperkuat oleh Yanto Basna. Perhotelan, restoran, transportasi, dan logistik, akan meraih keuntungan dari kedatangan klub-klub jauh tersebut. Mereka semua kemungkinan akan menetap sementara di Surabaya sampai awal 2026.

Tapi yang sangat disayangkan dari Liga 3 Nasional dan Liga 4 Zona Jawa Timur ini, ada beberapa titik venue stadion yang dilarang didatangi oleh suporter tuan rumah maupun tim tamu. Ini yang sangat disesali oleh seluruh lapisan elemen suporter. Menurut Badudu (dalam Hapsari & Wibowo, 2015) keberadaan pendukung atau suporter merupakan salah satu unsur penting dalam pertandingan sepak bola, karena dapat membuat pertandingan semakin meriah. Melalui sudut pandang lain juga berkata, otoritas PSSI menganggap remeh FIFA Safety and Security Officer.

Secara sederhana, FIFA Safety and Security Officer adalah petugas yang bekerja di bawah subdivisi keselamatan & keamanan FIFA untuk memastikan bahwa setiap pertandingan sepak bola yang berlangsung di seluruh dunia berjalan dengan aman. Secara umum, FIFA Safety and Security Officer bertugas untuk memberikan saran dan rekomendasi tentang keselamatan, keamanan, dan hal-hal yang terkait penyelenggaraan pertandingan sepak bola, kepada negara anggota FIFA, dalam hal ini pihak kepolisian. Terutama di grup D Liga 3 Nusantara dan grup O Liga 4 Zona Jawa Timur yang minim penjagaan dari pihak kepolisian.

Dari sini sudah banyak kecurigaan dan asumsi liar dari suporter bahwa pertandingan tanpa penonton kemungkinan besar bisa diatur oleh pihak “nakal”. Tapi tenang, tidak semua pertandingan tanpa penonton. Itu hanya pengalaman penulis ketika menonton pertandingan di Lapangan THOR, Lapangan Jala Krida Bumimoro dan Lapangan Pasiran.

Surabaya Mencintai Sepak Bola Tanpa Pandang Bulu

Memang, operator liga mendelegasikan Kota Surabaya sebagai venue tunggal untuk grup D Liga 3 Nusantara dan grup O Liga 4 Zona Jawa Timur. Akan tetapi, apakah Surabaya sebagai salah satu “rumah sepak bola Indonesia” harus melarang rekan-rekan dari luar daerah untuk datang? Mengapa sebuah rumah harus menolak kedatangan tamu yang hendak bersilahturahmi?

Perlu digarisbawahi, Surabaya selalu mencintai dunia sepak bola seutuhnya tanpa memandang suku, agama, dan ras. Surabaya tempat nyaman untuk mengais rezeki dan mencari ilmu. Mencintai Surabaya tidak harus melulu dari kacamata sepak bola. Surabaya, dengan makna filosofis keberanian dalam menghadapi tantangan, rasa suka maupun duka, terbit hingga terbenam di setiap harinya, serta berani mengalami pasang dan surut di setiap problematika kota tercinta ini. 

Hingga akhirnya di pengujung musim Liga 3 Nusantara dan Liga 4 Zona Jawa Timur meninggalkan jejak manis yang tak terlupakan untuk setiap kontestannya. Menang sebagai kehormatan, kalah sebagai pembelajaran.

Penulis:

Christhoper Kelvianto Rosady

Pecinta Persebaya yang sedang aktif di @kepinrosady dan sangat rindu akan atmosfer menonton pertandingan resmi liga sepakbola lokal secara langsung di stadion. First Love Persebaya, Second Love Persida.

 

Email: kevin.rosady@gmail.com

Transformasi Uilliam Barros yang Membungkam Keraguan
Artikel sebelumnya Transformasi Uilliam Barros yang Membungkam Keraguan
PSIS Semarang Terjebak Opera Sabun Sepak Bola
Artikel selanjutnya PSIS Semarang Terjebak Opera Sabun Sepak Bola
Artikel Terkait