Font size:
Kekalahan 5-1 atas Liverpool pada musim 2013/2014, menjadi pekan terakhir Arsenal berada di puncak klasemen. Harapan fans The Gunners pun musnah setelah rentetan hasil yang tak memuaskan di pekan-pekan berikutnya. Beruntung, di lima pekan terakhir, pasukan Arsene Wenger tersebut menyapu bersih kemenangan sehingga mampu mengamankan tiket lolos ke Eropa.
Kontribusi Aaron Ramsey pada musim lalu, terbilang istimewa. Dari 23 penampilannya di liga, ia sukses menjaringkan 10 gol. Catatannya di Eropa jauh lebih istimewa. Hingga babak 16 besar—karena Arsenal terhenti di sini, Ramsey bermain delapan kali dan mencetak lima gol. Bahkan, secara beruntun ia terpilih menjadi pemain terbaik Arsenal dari Agustus hingga November 2013. Ia pun menjadi pemain terbaik Premier League bulan September. Wenger pun bersuka cita dengan penampilan Jack Wilshere yang semakin membaik setelah cedera yang membuatnya tak bisa tampil selama semusim penuh. Pria kelahiran Stevenage, Inggris, 22 tahun silam tersebut bermain 24 kali di liga dan mencetak tiga gol. Penampilan Ramsey dan Wilshere membulatkan tekad Wenger untuk tak terlalu banyak merombak lini tengah dalam bursa transfer musim 2014/2015. Belum lagi ada nama Mesut Oezil yang ditransfer dengan mahar 44 juta pounds dari Real Madrid, ia diharapkan dapat berkembang menjadi Raja Assist di Arsenal. Benar saja, baru dua pertandingan awal, ia sudah mencetak dua assist! Saat bursa transfer dibuka, Arsenal bergerak cepat untuk memuntahkan rasa penasaran mereka dalam menghamburkan uang. Alexis Sanchez ditransfer 37,4 juta pounds dari Barcelona, harga yang kelewat mahal jika melihat harga pasaran Sanchez di situs Transfermarkt yang hanya 22 juta pounds. Manajemen Arsenal pun berhasil menggaet wonderkid FIFA 14 dan Football Manager 2014, Callum Chambers dari Southampton dengan harga 17,4 juta pounds. Tidak tanggung-tanggung, mereka membeli dua fullback sekaligus. Selain Chambers, Mathieu Debuchy pun kini bermarkas di Emirates. Wenger benar-benar mewujudkan impiannya. Ia sama sekali tak membeli gelandang berharga mahal. Ia percaya benar nasib dan kekuatan Arsenal di lini tengah dapat dipikul oleh Ramsey, Wilshere, dan Oezil. Sampai akhirnya Cesc Fabregas buka suara. Di tengah hiruk pikuk ejekan yang menyertainya karena hijrah ke Chelsea, di bawah asuhan Jose Mourinho, Fabregas berkata ia masih menyimpan rasa pada Arsenal. Bahkan, sang agen telah menghubungi Wenger terlebih dahulu sebelum Fabregas datang ke Inggris. Namun, bukan sambutan yang ia dapatkan. Wenger pasang harga tinggi. Arsenal tak lagi membutuhkan sang anak emas, Cesc Fabregas, karena Oezil telah dengan sempurna menempati posisinya. Dengan amat terpaksa, Fabregas pun berkostum biru, dan bermarkas di Stamford Bridge. Padahal, di Chelsea, Fabregas tak berperan sebagai gelandang serang seperti yang Oezil lakukan di timnas Jerman dan Real Madrid. Bukan pula sebagai pemain sayap seperti yang Oezil lakukan di Arsenal. Minggu (12/9) lalu, Wenger bicara pada media. Ia mengaku tak ada sedikitpun rasa sesal saat tak merekrut pemain asal akademi Barcelona tersebut. Kepada beinsports ia menyebut memiliki banyak gelandang kreatif di lini tengah, yang membuat Fabregas tak lagi diperlukan. Fabregas pun bergabung dengan Chelsea dari Barcelona seharga 27 juta pounds, pada Juni 2014. Ia dianggap bermain begitu impresif sebagai poros ganda Chelsea. Awalnya, banyak yang menyangsikan posisi barunya di Stamford Bridge tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, Fabregas malah menjadi tulang punggung utama di skuat Chelsea untuk saat ini.-
[caption id="" align="alignnone" width="634"]
Apa salahku Wenger? (Sumber gambar: Dailymail.co.uk)[/caption]
