Font size:
Kerinduan pecinta sepakbola nasional menyaksikan kesebelasan nasional Indonesia bertanding akhirnya terwujudkan. Di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, timnas Indonesia melawan salah satu kontestan Piala Dunia 2014, Kamerun, pada laga persahabatan sebelum menjalani laga kualifikasi Piala Dunia 2018 pertengahan tahun nanti.
Melawan kesebelasan yang levelnya jauh di atas Indonesia, Indonesia harus takluk meski bermain di depan pendukungnya sendiri dengan skor tipis, 0-1. Gol pemain FC Porto, Vincent Aboubakar pada menit ke-34 menjadi satu-satunya gol pada laga ini. Ada yang mengkritik hasil ini karena timnas bermain jelek sehingga gagal meraih kemenangan. Tak sedikit pula yang memuji permainan timnas karena cukup menampilkan permainan yang menjanjikan meski lawan yang dihadapi levelnya lebih baik. Kami sendiri menilai bahwa timnas Indonesia yang diarsiteki oleh Benny Dollo yang pernah mempersembahkan trofi juara bagi timnas ini bermain cukup baik. Coach Bendol sendiri mendapatkan penilaian bagus dari kami akan sejumlah keputusannya pada laga ini. Pun begitu dengan para pemain yang tampil pada laga tersebut.Baca juga Menilai Kinerja Pemain Timnas vs KamerunPada artikel ini, kami akan menjelaskan secara lebih mendalam mengapa penampilan timnas sore kemarin layak mendapatkan apresiasi. Kamerun Menurunkan Beberapa Pemain yang Berlaga di Piala Dunia 2014 Meski datang ke Indonesia dengan misi mencoba pemain yang jarang dipanggil, pelatih Kamerun, Volker Finke, menurunkan sejumlah pemain yang juga berlaga pada Piala Dunia 2014. Ini setidaknya menunjukkan bahwa Kamerun pun cukup serius menjalani pertandingan ini. Pada susunan pemain, terdapat nama Aurelien Chedjou yang merumput bersama Galatasaray, Eyong Enoh yang bermain bersama Standard Liege, Vincent Aboubakar pemain milik FC Porto, dan dua pemain yang merumput di Liga Prancis, Benjamin Moukandjo (Reims) dan Henri Bedimo (Olympique Lyon). Selain nama-nama di atas, para pemain lain yang bermain merupakan pemain yang merumput bersama sejumlah kesebelasan Eropa tapi tak ikut ke Brasil. Sebut saja Raoul Loe (Osasuna), Fabrice Ondoa (Barcelona B), Daniel Ndi (Sporting Gijon), dan Jerome Guihota (Valenciennes). Volker Finke pun mengatakan bahwa kesebelasannya telah bermain maksimal pada laga ini, meskipun ia mengakui kesebelasannya masih mengalami kelelahan. Namun dengan kekuatan fisik seadanya, Kamerun tetap unggul secara fisik dan mampu menguasai jalannya pertandingan. “Pemain kami sudah memberi perlawanan terhadap kesebelasan tuan rumah. Indonesia sangat bagus karena faktanya kami hanya menang 1-0,” ujar Finke pasca pertandingan. “Selain itu kaki pemain saya tak maksimal karena kelelahan menempuh perjalanan jauh.” Bermain Sabar untuk Mengatasi Permainan Cepat Kamerun Bermain bagus menurut Vinker tentunya merujuk pada cara bertahan Indonesia. Meski mendominasi pertandingan hampir sepanjang pertandingan, Kamerun hanya mampu mencetak satu gol, melalui kaki Aboubakar pada babak pertama. Bendol memang memainkan strategi yang tepat pada laga ini. Sadar kalah kualitas, ia menginstruksikan para pemainnya untuk bersabar ketika para pemain Kamerun menguasai bola. Inilah yang membuat serangan Kamerun kerap buntu di tengah. Memasang I Gede Sukadana dan Hariono sebagai double pivot, di mana penempatan dua gelandang bertahan ini sering disebut anti-strategi bagi taktik sepakbola, menjadikan lini tengah Indonesia cukup sulit ditembus oleh Aboubakar yang menjadi kapten pada laga ini. Kamerun hingga harus memilih menyerang lewat sayap untuk menghindari kedua pemain ini. Saat bertahan, Hariono dan Sukadana tak buru-buru mendekati pemain Kamerun yang menguasai bola. Keduanya lebih menjaga areanya sendiri dengan menunggu pemain Kamerun yang memegang bola tersebut menghampirinya atau memberikan operan. Di sanalah salah satu dari kedua pemain ini melakukan intersep. (lihat grafis di bawah). [caption id="attachment_174907" align="alignnone" width="545"]


Baca juga tulisan kami mengenai pentingnya memiliki pelatih timnas tetap bagi IndonesiaSaat menyerang, para pemain Indonesia jangan terlalu terburu-buru mengirimkan bola ke lini depan. Indonesia harus berani menguasai jalannya pertandingan. Para pemain belakang harus lebih sering mengalirkan bola pada pemain tengah ketimbang langsung mendistribusikan bola ke lini depan dengan umpan panjang. Tak ada salahnya memberikan kesempatan Bayu Gatra yang bermain baik pada lawan Kamerun bermain sejak menit pertama, menggantikan posisi Tantan. Penampilan mengecewakan Gonzales pun harus dihukum dengan membangku cadangkannya pada laga berikutnya. Ferdinand atau Boaz bisa menjadi opsi yang tepat sebagai ujung tombak di lini depan. Jika Boaz dipasang sebagai penyerang tengah dan Bendol kembali menggunakan formasi yang sama seperti melawan Kamerun, posisi gelandang serang bisa ditempati oleh Raphael Maitimo ataupun Kim Kurniawan, karena tak adanya pemain lain yang bisa berperan sebagai pengatur serangan. foto: ligaindonesia.co.id