Font size:
Manchester United go international. Sampai mereka berangkat ke Seattle untuk persiapan International Champions Cup dalam rangka tur pra-musim, mereka sudah mendatangkan pemain Belanda, Italia, Jerman, dan Perancis.
Apakah menjelang 'Idul Fitri ini, berarti Manchester United sudah sadar, kembali fitrah, dan “ingin kembali ke jalan yang benar ? jalannya para juara”? Pada masanya Sir Alex Ferguson dahulu, meskipun julukan mereka tetap saja Setan Merah, finis di peringkat tiga apalagi empat (apalagi tujuh!) adalah dosa besar (setan tidak peduli dengan dosa). Finis di peringkat dua bisa jadi ketidakberuntungan. Mereka seperti tersadar bahwa takdir mereka adalah menjadi juara. Ketika David Moyes mengambil alih kemudi dari Opa Ferguson, United terlempar ke posisi tujuh. Sebelum akhirnya ia dipecat dan digantikan oleh Meneer Louis van Gaal, peringkat empat hampir dirayakan dengan suka cita. United telah berubah... tapi mereka akan berubah kembali! Memphis Depay, Matteo Darmian, Bastian Schweinsteiger, dan Morgan Schneiderlin, empat pemain ini yang sudah menjadi sorotan utama pada jendela transfer musim panas tahun ini. Akan sangat menarik melihat efek dari mereka semua di United pada musim ini. Semua orang sudah tak sabar. Terutama pemain yang disebutkan paling terakhir, ia yang mengintil di belakang Schweinsteiger (kabarnya Schneiderlin diresmikan 5 menit setelah Schweinsteiger terlebih dahulu diperkenalkan ke publik sebagai pemain United), sudah dipuji sebagai pemain yang paling energik oleh Meneer. Seperti yang kami kutip dari situs resmi United, “Morgan adalah pemain yang sangat bertalenta yang memiliki energi dan kemampuan yang tinggi. Kemampuannya akan melengkapi pemain-pemain yang sudah kami miliki, dan saya sangat puas karena kami bisa mendatangkannya sebelum tur kami ke Amerika Serikat.” “Latihan kami [di Amerika Serikat] akan sangat penting dalam rangka persiapan kami di musim yang baru dan akan memberikan Morgan dan pemain lainnya kesempatan untuk mereka tunjukkan kepada suporter mereka.” United akan bermain melawan Club América (18 Juli), San Jose Earthquakes (22 Juli), FC Barcelona (26 Juli), dan Paris Saint-Germain (30 Juli) selama di Amerika Serikat nanti. Schneiderlin adalah pembelian bernilai jangka panjang Pembelian Schweinsteiger sebelumnya sudah dianggap akan membuat lini tengah United semakin solid. Kami juga sempat membahasnya, termasuk juga memasukkan nama Schneiderlin di dalamnya. (Baca selengkapnya: Membayangkan Solidnya Lini Tengah Man United Bersama Schweinsteiger) Pada musim sebelumnya, pembelian Ander Herrera dan Daley Blind memang bisa meningkatkan daya gebrak lini tengah United, tapi sejujurnya tak satupun dari mereka yang mampu membuat lini tengah United menjadi dominan, layaknya ketika mereka memiliki Roy Keane atau Paul Scholes pada masa sebelum mereka. Kedatangan Bastian dianggap sebagai pemain yang sebelas-duabelas dengan Michael Carrick. Bastian dan Carrick akan bahu-membahu, dan kadang juga bergantian, menjadi konduktor lini tengah Setan Merah, sebagai sosok pemimpin. Kalau Schneiderlin jelas dibeli bukan untuk mengisi posisi sang konduktor tersebut saat ini. Pemain berusia 25 tahun ini dinilai sebagai pembelian jangka panjang, ia adalah potongan puzzle yang melengkapi kebutuhan lini tengah United. Pemain homegrown yang mendaki dari bawah menuju puncak Lahir di Zellwiller, Alsace, Perancis, pada 8 November 1989, Schneiderlin bergabung dengan akademi RC Strasbourg pada 1995. Kemudian ia mendandatangani kontrak profesional pertamanya pada 2005 dan melakukan debut di tim B. Debutnya bersama tim utama terjadi pada 2006. Dua tahun ia bersama Racing Club de Strasbourg Alsace, ia memainkan lima pertandingan sebelum akhirnya dijual setelah kesebelasan asal Alsace tersebut terdegradasi dari Ligue 1 Perancis musim 2007/08. Schneiderlin kemudian pindah ke Inggris untuk bergabung bersama Southampton dengan harga 1,2 juta poundsterling. Ia melakukan debut pada Agustus 2008 pada pertandingan tandang di mana Soton dikalahkan 2-1 oleh Cardiff City. Sejak itu, eks kapten Perancis U19 ini sudah sangat berkembang di St. Mary’s, berawal dari pemain level Football League One, melalui Football League Championship, ia kemudian mematenkan dirinya sebagai gelandang jagoan di Liga Primer Inggris. Bermain di bawah asuhan Nigel Adkins dan Mauricio Pochettino, Schneiderlin bermain dalam 260 pertandingan dan mencetak 15 gol, ia juga berhasil mendapatkan gelar pemain terbaik pilihan para suporter Southampton (fans’ player of the season) pada 2012/13. Di Southampton, ia menjadi pemain penting di mana ia mencetak angka tekel dan intersep terbanyak di Liga Primer dalam tiga musim terakhir. Ia juga sangat berkelas dalam penguasaan bola dengan hobinya mendikte permainan lawan dan menjadi mesin penggerak lini tengah Southampton. Bandingkan beberapa angka statistik Schneiderlin dengan para gelandang United di musim lalu pada gambar di bawah ini. [caption id="attachment_181436" align="alignnone" width="780"]
Sumber: The Guardian, ManUtd, Daily Echo, BBC Sport