Font size:
Apakah Anda semua pernah bermimpi nama-nama besar seperti Alessandro Del Piero, Nicolas Anelka, dan David Trezeguet bermain di ISL? Mimpi Anda kini sudah menjadi kenyataan! Eits, tapi tunggu dulu. Apa memang benar nama-nama di atas bermain di ISL?
Jawabannya tentu saja iya, tetapi sayangnya ini ISL yang lain. Indian Super League alias Liga Super India. "Let's football!" adalah jargon utama dari video promosi Indian Super League (yang bisa Anda saksikan di bagian bawah). Kalimat yang diucapkan lekat dengan logat Indian English ini adalah jawaban penuh percaya diri dari sebuah negara yang memiliki olahraga bermayoritas kriket ini. India sudah menjadi negara dengan penonton Liga Premier Inggris terbanyak di dunia. Tidak heran, karena negeri Asia Selatan ini sangat padat penduduk. ISL sebagai Tujuan Pemain-pemain Semi-Pensiun Menggunakan konsep "marquee signing" seperti yang dianut oleh Major League Soccer (MLS) dan Liga Australia (A-League), ISL merupakan "anak didik" dari MLS sendiri. Klub-klub ISL adalah klub franchise seperti yang ada di Liga Amerika Serikat itu. Sejak kehadiran pemain marque signing pertama pada tahun 1994 di MLS, dua puluh tahun kemudian, tepatnya tahun ini, kita bisa melihat nama-nama seperti Del Piero, Fredrik Ljungberg, Trezeguet, Luis García, Joan Capdevila, dan David James bermain di India. Namun, kompetisi yang akan dimulai pada 12 Oktober 2014 dan akan berlangsung hanya selama dua bulan saja ini merupakan magnet bagi pemain-pemain semi-pensiun di atas. Dua bulan mungkin terlihat lebih baik daripada harus bermain semusim penuh, apalagi dengan sepakbola level tidak tinggi (saya tidak akan menghakimi liga ini terlalu dini dengan menyebutnya "level rendah"), bagi pemain-pemain yang sudah menyiapkan masa tuanya ini. ISL adalah tempat yang sempurna bagi mereka untuk menyebutnya sebagai retirement home. Alih-alih menggantikan liga sepakbola yang utama di india, I-League, ISL malah berjalan berdampingan bersama I-League. Satu hal yang juga mengingatkan kita akan dualisme ISL (Indonesia Super League) dan IPL (Indonesia Premier League) di Indonesia. Tetapi tidak seperti di negeri tercinta kita ini, di India ISL dan I-League berjalan harmonis, bahkan dengan kehadiran IPL (Indian Premier League) sekalipun - karena IPL di India adalah liga untuk kriket, bukan sepakbola. Dari nama-nama top di ISL, kita bisa menemukan nama Trezeguet, Anelka, dan "petualang dunia baru sepakbola" Del Piero yang dianggap masih bisa memberikan glamor sepakbola level atas. Lalu kita juga masih bisa melihat Capdevila, seorang pemenang Piala Dunia bersama Spanyol. Selanjutnya: daftar pemain top di ISL. Daftar Pemain "Top" di ISL Jika dirunut satu per satu, dari delapan tim di ISL, kita bisa menemukan beberapa pemain veteran (yang sengaja saya tuliskan umurnya) seperti di bawah ini (yang digarisbawahi adalah pemain dengan status marquee signing). Atlético de Kolkata memiliki mantan bek Liverpool dan Villareal, Josemi (34 tahun). Selain Josemi, ada sosok mantan pemain Liverpool lainnya dalam diri Luis García (36). Sosok "Patrick Vieira-nya India" juga ada pada diri pemain Kolkata yang memiliki nama yang unik, Climax Lawrence (35). Club Chennai memiliki mantan bek kanan Bolton Wanderers dan Hull City, Bernard Mendy (33); legenda Internazionale dan timnas Italia, Marco Materazzi (41); dan mantan pemain sayap Manchester United yang sempat dijuluki "the next Ryan Giggs", Bojan Djordjic (33). Sebagai catatan, Chennai adalah klub ke-14 bagi Djordjic. Delhi Dynamos FC yang memiliki logo yang eye catching, juga memiliki pemain yang dijamin akan menjadikan mata kita tertuju terus kepadanya, yaitu penjaga gawang yang tercatat sebagai salah satu pemain sepakbola terjangkung di dunia dengan tinggi 208 cm, Kristof Van Hout (27). Selain Del Piero (39) yang sudah kita kenal, tim asal New Delhi ini juga memiliki dua eks striker internasional Denmark, Morten Skoubo (34) dan Mads Junker (33). FC Goa asal Kota Goa memiliki mantan pemain internasional Prancis yang pernah bermain bagi Arsenal, Robert Pirès (40). Mereka juga memiliki mantan pemain Republik Ceko, Miroslav Slepi?ka (32). Kerala Blasters FC memiliki mantan penjaga gawang Inggris, David James (44), yang juga berperan sebagai pelatih. Selanjutnya ada bek Skotlandia yang pernah bermain di Aberdeen dan Bristol City, Jamie McAllister (36), dan penyerang sayap yang bermain reguler di timnas Kanada dan pernah membela Leicester City, Iain Hume (30). Mereka juga memiliki pemain yang pernah merumput di Indonesia pada tahun 2011 sampai 2012, yaitu Andrew Barisic (28). Penyerang asal Australia ini pernah bermain di Persebaya dan Arema Indonesia di IPL. Selain kedua tim di atas, ia juga pernah bermain bagi Melbourne Knights, Arminia Hannover, dan Gold Coast United. Ada satu kasus unik dari Kerala Blasters. Penyerang mereka yang pernah bermain bagi Newcatsle United, Cardiff City, Sunderland, Ipswich Town, dan Blackpool, Michael Chopra (30), menyatakan untuk bermain bagi tim nasional India. Ia memang belum pernah bermain bagi timnas Inggris, maka jika ia diterima, ia bisa saja bermain bagi India. Mumbai City FC memiliki bek veteran Jerman yang pernah bermain bagi Mainz, Bayer Leverkusen, dan Borussia Dortmund, Manuel Friedrich (35). Kemudian mereka juga memiliki sosok pemain senior pada diri Anelka (35) yang pernah bermain bagi Arsenal, Real Madrid, Paris Saint-Germain, Manchester City, Chelsea, Shanghai Shenhua, dan West Bromwich Albion, dimana ia dilepas oleh klub setelah ia melakukan perayaan gol dengan gaya quenelle. ISL mungkin sebegitu menariknya, sampai-sampai Ljungberg (37) mau kembali dari masa pensiunnya pada tahun 2012. Pemain sayap internasional Swedia ini pernah bermain bagi Arsenal selama sembilan musim sebelum akhirnya ia memutuskan pensiun dua tahun yang lalu di klub Shimizu S-Pulse. NorthEast United FC yang dimiliki oleh bintang Bollywood, John Abraham, lebih sering kita dengar namanya sebagai Newcastle United di game Pro Evolution Soccer (nama Newcastle harus dipalsukan oleh PES karena KONAMI tidak memiliki lisensi untuk klub tersebut). Mereka memiliki penjaga gawang Yunani yang pernah bermain bagi Panathinaikos dan Palermo, Alexandros Tzorvas (32); bek Senegal, Massamba Sambou (28); penyerang Trinidad dan Tobago, Cornelius Glen (32); penyerang Kolombia, Luis Yanes (31); penyerang Inggris yang pernah merumpun di IF Elfsborg, James Keene (28); dan juga sang peraih medali Piala Dunia bersama Spanyol, Capdevila (36). FC Pune City memiliki mantan kiper Reggina, Emanuele Belardi (36); bek Kolombia, Andrés González (30); dan bek Burkina Faso, Saïdou Panandétiguiri (30). Pune City juga menunjuk mantan bek Inter, Bruno Cirilo (37), sebagai pemain mereka. Selain itu, mereka juga memiliki sosok penyerang veteran pada diri mantan pemain Monaco, Juventus, dan River Plate, Trezeguet (36), yang pernah bermain reguler di timnas Prancis. Dari delapan klub di atas, Chennians dan Goa belum menunjuk marquee signing mereka. Sudah banyak pemain yang kita sebutkan, ternyata pelatih-pelatih di ISL pun adalah pelatih top (atau "top" dalam tanda kutip) seperti Materazzi (yang juga menjadi pemain) di Chennians FC, Zico di FC Goa, Peter Reid di Mumbai City, dan Ricki Herbert di NorthEast United. Bahkan kedatangan Reid sendiri sampai dibuatkan poster khusus oleh Mumbai City. Antusiasme yang luar biasa dari Kota Mumbai. Dibalik nama-nama top di atas, para pemilik klub franchise ini tentunya berharap investasi yang besar kepada ISL. Pemain-pemain veteran di atas diharapkan bisa menarik dan mengembangkan sepakbola di India. Setelah sukses dengan MLS dan IPL (liga kriket India), sepertinya model franchise ini sangat menarik untuk mengembangkan sepakbola bukan hanya sebagai olahraga, tetapi juga sebagai bisnis yang lebih sehat.