Array
(
[article_data] => Array
(
[artikel_id] => 164331
[slug] => https://panditfootball.com/cerita/164331/PFB/141018/amatilah-marseille-dan-bordeaux-uang-memang-bukan-segalanya
[judul] => Amatilah Marseille dan Bordeaux, Uang Memang Bukan Segalanya!
[isi] => Sembilan pertandingan telah berlalu di Ligue 1 musim ini. Peta kekuatan sedikit banyak telah terlihat jelas. Secara mengejutkan, posisi pertama dan kedua di tabel klasemen sementara tidak dikuasai oleh juara dan runner-up musim lalu.
Baik Paris Saint-Germain maupun AS Monaco sama-sama tengah terseok-seok. Sang juara bertahan sejauh ini hanya mampu mengumpulkan 15 poin, sama dengan Lille OSC dan FC Nantes. Hanya selisih gol yang lebih baik dari Lille dan Nantes saja yang membuat PSG menduduki posisi ketiga.
Monaco, sementara itu, hanya mampu berada tujuh tempat di atas dasar klasemen. Kombinasi raihan 11 poin, selisih gol negatif 3, dan persaingan ketat di awal musim membuat Monaco saat ini berada di peringkat ke-13.
Posisi pertama dan kedua saat ini dikuasai oleh Olympique de Marseille dan Girondins de Bordeaux. Marseille menjadi tim pertama (dan sejauh ini satu-satunya) yang berhasil meraih 20 poin di Ligue 1 musim ini. Sejauh ini, Marseille telah berhasil mengumpulkan 22 angka.
Jika mereka menang di pertandingan melawan Toulouse FC pada hari Minggu (19/10) nanti, maka mereka akan menjadi tim pertama yang mampu mengumpulkan 25 angka di kasta tertinggi liga sepakbola Perancis di musim 2014/15.
Bordeaux sendiri tentunya mengincar kemenangan. Mereka sempat menguasai puncak klasemen selama tiga pekan. Namun kekalahan di laga tandang melawan En Avant de Guingamp membuat mereka turun ke posisi ketiga. Setelahnya, posisi pertama terus dikuasai oleh Marseille.
Jika Bordeaux tergelincir di pertandingan melawan SM Caen, maka posisi kedua akan jatuh ke tangan PSG. Andaikata hal itu terjadi, maka usaha Bordeaux untuk naik ke puncak akan lebih sulit dari sebelumnya.
Tidak ada kata mustahil. Semua hal memiliki peluang sama besar untuk terjadi. Hasil akhir pertandingan dan komposisi tabel klasemen setelah semua pertandingan di pekan kesepuluh selesai dijalankan biarlah menjadi misteri yang baru akan terjawab pada waktunya masing-masing.
Untuk saat ini, marilah kita habiskan waktu dengan mengagumi start manis Marseille dan Bordeaux. Keduanya mampu berada di posisi terdepan saat klub-klub lain bersaing dengan ketat di posisi ketiga hingga ke-18. Hanya Marseille dan Bordeaux saja penghuni tabel klasmen bagian atas yang raihan poinnya tidak disamai oleh klub lain.
Selain tiga tim yang memiliki raihan poin 15 (PSG, Lille, dan Nantes), ada enam tim yang sama-sama mengumpulkan 14 angka: Olympique Lyonnais, Montpellier HSC, Toulouse, FC Metz, AS Saint-Etienne, dan OGC Nice.
Stade Rennais dan AS Monaco sama-sama mengantongi 11 angka. Di belakang keduanya, ada lima klub yang siap menyalip. FC Lorient, Evian TG, dan Stade de Reims telah mengumpulkan 10 poin sedangkan SM Caen dan RC Lens memiliki masing-masing 8 angka.
SC Bastia (7 poin) dan EA Guingamp (6) menjadi penghuni dua posisi terbawah.
Keberhasilan Marseille dan Bordeaux menguasai dua posisi teratas terlihat semakin manis saja jika kita mengingat bahwa dalam beberapa musim terakhir, gelontoran dana besar telah mengubah wajah persepakbolaan Perancis. Transformasi PSG dan Monaco menjadi klub kaya baru telah membuat keduanya dipandang sebagai kandidat kuat juara. Anggapan yang terbukti benar pada musim lalu.
Marseille dan Bordeaux, sejauh ini, telah membuktikan kepada dunia bahwa kemampuan untuk menang bukan hanya milik klub-klub kaya saja. Bordeaux malah telah membuktikannya di atas lapangan saat mereka membantai Monaco 4-1 di pekan kedua.
Para pendukung Marseille, Bordeaux, dan mereka yang menentang praktek pembentukan tim juara dengan cara-cara instan dipastikan tengah tersenyum lebar. Perihal ada atau hilangnya senyuman itu di akhir musim biarlah, ditegaskan kembali, menjadi misteri yang baru akan terjawab pada waktunya masing-masing.
[gambar] => http://panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/10/willy-sagnol-entraineur-bordeaux-zinedine-zidane.jpg
[tanggal] => 18 Oct 2014
[counter] => 4.355
[penulis] => Taufik Nur Shidiq
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/large/2022/Agustus%202022/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/Taufik
[penulis_desc] =>
[penulis_initial] => TNS
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => cerita
[kategori_url] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
[user_url] =>
[user_fburl] =>
[user_twitterurl] =>
[user_googleurl] =>
[user_instagramurl] =>
)
[tags] => Array
(
[0] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 164331
[tag_id] => 586
[tag_name] => as monaco
[tag_slug] => as-monaco
[status_tag] =>
[hitung] => 30
)
[1] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 164331
[tag_id] => 819
[tag_name] => paris saint germain
[tag_slug] => paris-saint-germain
[status_tag] =>
[hitung] => 86
)
[2] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 164331
[tag_id] => 2232
[tag_name] => Ligue 1
[tag_slug] => ligue-1
[status_tag] =>
[hitung] => 68
)
[3] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 164331
[tag_id] => 2617
[tag_name] => Olympique de Marseille
[tag_slug] => olympique-de-marseille
[status_tag] =>
[hitung] => 39
)
[4] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 164331
[tag_id] => 2635
[tag_name] => Girondins de Bordeaux
[tag_slug] => girondins-de-bordeaux
[status_tag] =>
[hitung] => 8
)
)
[related_post] => Array
(
[0] => Array
(
[artikel_id] => 4236
[slug] => https://panditfootball.com/cerita/4236/PFB/140411/bocah-kolombia-ini-menangis-terharu-saat-bertemu-falcao
[judul] => Bocah Kolombia Ini Menangis Terharu Saat Bertemu Falcao
[isi] => Falcao memang masih diragukan untuk tampil di Piala Dunia nanti, terkait cedera ligamen yang dideritanya. Striker tim nasional Kolombia tersebut cedera saat membela Monaco di Liga Prancis.
Meski masih menjalani terapi agar mempercepat penyembuhan lututnya di kota Madrid, Falcao masih menyempatkan diri bertemu penggermarnya.
Bocah asal Bogota Kolombia yang akhirnya berhasil bertemu dengannya memang bukan sembarangan, melainkan penggemar berat yang memiliki lebih dari 130 foto dan kliping koran terpajang di dinding kamarnya.
Berkat bantuan Revel Foundation, bocah 13 tahun bernama Michael Steven akhirnya meledak tangisnya saat bertemu langsung dengan sang idola. Kerasnya tangis seru sempat membuat heran anak - anak lain yang memang juga berkesempatan bertemu dengan El Tigre.
Pada akhir pertemuan tersebut Steven juga sempat memegang lutut Falcao sambil mendoakan agar dirinya dapat sembuh dengan cepat. Steven berharap agar di Piala Dunia nanti negaranya Kolombia dapat diperkuat mantan striker Atletico Madrid tersebut.
Falcao memang belum dapat dipastikan pulih total saat Piala Dunia nanti. Namun dokter yang menanganinya, Jose Carlos Noronha optimis kesembuhan Falcao dapat terjadi lebih cepat.
Get well soon El Tigre!
[video id="SHYpZoNLV9o" site="youtube"][/video]
(amp)
[gambar] => http://www.panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/04/falcao.jpg
[tanggal] => 11 Apr 2014
[counter] => 2.619
[penulis] => PanditFootball
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/PanditFootball
[penulis_desc] => Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis sepakbola, baik Indonesia maupun dunia. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pertandingan, taktik dan strategi, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya. Keragaman latar belakang dan disiplin ilmu para analis memungkinkan PFI untuk juga mengamati aspek kultur, sosial, ekonomi dan politik dari sepakbola. Akun twitter: @panditfootball contact: redaksi@panditfootball.com
[penulis_initial] => PND
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
)
[1] => Array
(
[artikel_id] => 1930
[slug] => https://panditfootball.com/cerita/1930/PFB/140201/kisah-bir-dan-sepakbola-ala-papua
[judul] => Kisah Bir dan Sepakbola ala Papua
[isi] =>
Oleh: Paul Cumming
"Pak Paul! Pak Paul!" Terdengar teriakan keras dari lantai atas sebuah hotel di Bekasi. Mulanya saya masih mengabaikan teriakan itu. Tapi intonasi teriakan itu membuat saya sedikit panik. Lalu terdengar lagi teriakan yang lebih jelas: "Pak Paul! Adolof, Pak Paul!"
"Hah Adolof?" Saya baru sadar. Di depan seluruh pemain Perseman Manokwari yang sedang bersiap-siap berangkat ke stadion, ternyata ada satu pemain yang belum muncul. Pemain itu adalah Adolof Kabo. Saya refleks memijit-mijit kening sembari bergumam: "Aduh Adolof!"
Adolof Kabo adalah pemain kunci Perseman Manokwari saat saya melatih di sana pada 1984-1986. Sebagai seorang striker, dia penyerang yang gol-golnya amat dibutuhkan. Tapi Kabo bukan sekadar goal-getter, dia juga nyawa tim. Dengan skill individunya, yang kadang kala membuatnya terlihat egois, Kabo sering meneror pertahanan lawan seorang diri. Bersama partnernya di lini depan, Elly Rumaropen, dan pemain tengah Yonas Sawor, Kabo bisa sangat percaya diri mengobrak-abrik pertahanan lawan. Nama-nama inilah yang berhasil membawa Perseman sampai ke grand-final Divisi Utama Perserikatan 1986 menghadapi Persib Bandung.
Maka ketika saya sadar Adolof tak terlihat bersama rekan-rekannya, ditambah teriakan panik dari lantai atas, saya merasa gelisah bukan main. Padahal sebentar lagi kami harus berangat ke stadion Bekasi untuk berjuang mati-matian melawan Perseden Denpasar. Pertandingan itu amat menentukan bagi kami untuk lolos ke Empat Besar Divisi Satu 1984 yang akan digelar Bandung.
"Aduh, Adolof ini kemana, yah?"
"Mungkin dia masih di warung?" salah seorang pembantu umum (kitman) mencoba menenangkan saya. Setelah ditunggu beberapa menit, Adolf tak kunjung datang. Imbasnya saya pun berkeringat dingin.
"Cari dia! Cepat! Cepat! Cepat! Tidak ada waktu lagi!," teriakan saya menyentak seluruh ruangan. Dua orang pembantu umum yang terlihat kebingungan langsung berlari keluar mencari Adolof ke warung-warung terdekat.
Beberapa menit kemudian mereka berhasil menemukan Adolof. Degup jantung saya pun sedikit mereda. Syukurlah! Tapi kegugupan saya belum hilang karena Adolof tiba dengan dipapah dua pembantu umum. Adolof berjalan sempoyongan. "Duh ternyata dia mabuk!" keluh saya dalam hati.
Lantas tiba-tiba dia langsung memeluk saya. "Saya minta maaf Paul, saya baru habis sepuluh botol besar," ucap Adolof sambil meringis dengan air mata berlinang. Tampaknya dia merasa sangat bersalah.
"Adolof masih bisa main?" saya tanya dia baik-baik.
"Bisa, Paul. Walaupun saya mabuk saya janji cetak gol dan kita akan menang dan saya janji saya tidak akan minum lagi sampai kita juara di Bandung!"
"Okay Adolof. Saya percaya sama Adolof. Sekarang cepat pakai kostum karena kami menunggu Adolof untuk ikut doa sebelum ke lapangan,"
Sampai ke stadion Adolof masih loyo, langkahnya masih gontai. Dia masih belum memisahkan dunia nyata dengan alam bawah sadarnya. Waktu pemanasan dia malah sempat dua kali jatuh terpeleset membuat orang terheran-heran melihatnya. Saya sedikit ragu kepada dia, tapi saya percaya janji Adolof pada saya. Karena itulah saya pasang dia sebagai starter. Intinya dia harus berjuang dari awal.
Degup jantung saya mengencang sepanjang pertandingan, terutama saat melihat Adolof Kabo di lapangan. Duh! Masalahnya selama pertandingan dia berlari agak miring dan oleng sempoyongan. Tanpa di-tekel atau di-body charge lawan pun Adolof beberapa kali jatuh karena keseimbangannya yang setengah sadar.
Tetapi siapa sangka tiba-tiba dia mencetak gol yang sangat spektakuler lewat shooting jarak jauh dari jarak 30 meter. Kami pun menang 1-0 hingga bisa lolos ke 4 Besar di Bandung. Kejadian ini tak pernah saya lupakan, karena baru pertama kalinya saya lihat orang setengah sadar bisa cetak gol.
Cerita kemudian berlanjut di Bandung. Sampai ke Bandung saya sangat kecewa karena oleh panitia kami dan tiga tim lainnya ditempatkan dalam satu barak militer yang sama. Saya langsung melarang pemain turun dari bus. PS Bengkulu juga menolak tinggal di komplek militer itu dan memilih sebuah hotel yg sangat mewah.
Panitia marah-marah kepada saya, tetapi saya jelaskan kalau tim saya dari PSAD (Persatuan Sepakbola Angkatan darat) saya pasti setuju di situ, tapi kami tim bola sipil bukan militer. Mendengar alasan itu mereka panggil saya "Cowboy Cumming" .
Saya tak peduli omelan itu karena sesuai dengan prinsip saya kalau sebuah tim mau berhasil harus dalam keadaan gembira. Tinggal di barak militer, kami tentu tak akan gembira. Beruntung akhirnya kami dapat tempat di Balai Latihan Departemen Tenaga Kerja, di mana situasi sangat kondusif apalagi masyarakat disitu sangat-sangat ramah.
Bagi saya, bermain bola dengan kegembiraan, dengan hati yang senang, adalah kunci untuk memunculkan permainan maksimal anak-anak Perseman. Sepakbola adalah kebahagiaan, kesenangan, dan suka cita. Jika bermain dengan tertekan, sukar akan mendapatkan hasil yang diinginkan.
Ternyata kegembiraan suasana selama di situ membuat hasil yang positif dan Perseman keluar sebagai juara. Asal tahu saja, sebelum babak empat besar, semua pemain termasuk Adolof berjanji untuk tidak minum alkohol sampai kami menerima trofi juara Divisi Satu. Saya sudah bilang sama mereka, "Kalau kalian janji tidak minum sampai kita juara, malam setelah juara kalian bebas dan boleh minum sepuas-puasnya."
Dan ternyata janji itu mereka penuhi. Maka sesudah mengalakan PS Bengkulu 3-1 di final. Mereka langsung menagih janji itu. Saya menepati janji saya untuk membiarkan mereka larut dalam pesta pora.
Lanjut ke halaman berikutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
Besoknya pagi-pagi saya sudah gelisah di hotel. Beberapa jam sebelum ke stasiun untuk pulang, para pemain masih banyak yang hilang entah ke mana. Untungnya beberapa mahasiswa asal Papua membantu kami mencari pemain di tempat-tempat hiburan. Beruntung sebelum kereta berangkat ke Jakarta semua pemain sudah ada di atas kereta walaupun sebagian dari mereka masih kurang sadar!
Melihat mereka saya tak pernah marah, saya tahu bahwa bir dan sepakbola di Papua memang sulit dipisahkan. Saran saya kepada pelatih yang hendak melatih klub-klub Papua harus mengerti masalah itu. Jika mau berhasil turuti saran saya itu. Soalnya amat jarang pemain Papua yang tidak suka minum, karena itu sudah bagian dari tradisi di sana.
Saya masih ingat ketika Adolof dikirim ke Brasil oleh PSSI. Sesudah agak lama di Brasil dia kembali ke Manokwari. Setelah sampai di Manokwari dia langsung mendatangi saya yang waktu itu sedang memimpin latihan Perseman di lapangan Borassi.
Ketika saya sedang asyik-asyik di tepi lapangan tiba-tiba saja Adolof berlari dan memeluk saya. Langsung saya tanya dia tentang pengalaman dia selama di Brasil. Maksud saya bertanya soal ilmu sepakbola yang dia dapat disana. Tapi jawabannya ternyata berbeda. Adolof malah menjawab dengan senyum khasnya "Aduh Paul! Bir di Brasil tidak enak!"
"Aduh Adolof!"
Ada juga cerita lucu lainnya. Saat itu Perseman sedang berlaga di Divisi Utama Perserikatan tahun 1985.
Waktu itu tiba-tiba saja Solichin GP (Ketua umum Persib Bandung) membuat acara makan bersama antara pemain Persib dan Perseman Manokwari di restoran Lembur Kuring Senayan. Saya pikir acara itu adalah acara permintaan maaf Solihin kepada saya, mengingat sebelumnya dia pernah meminta PSSI untuk mendeportasi saya hanya gara-gara Jonas Sawor mendorong Adjat Sudrajat ketika Persib jumpa Perseman di putaran 12 besar
Dalam acara makan-makan tersebut, pihak Persib amat sangat ramah. Entah itu taktik atau apa, yang jelas para pemain Perseman diberikan masing-masing 5 botol bir besar. Para pemain Persib tak lama-lama di sana mereka pulang duluan. Tapi Pemain Perseman tetap di tempat karena botol-botol yang ada belum habis.
"Alamak!" mereka lupa bahwa para pemain Persib cepat-cepat pulang karena keesokan harinya akan melawan Persija Jakarta. Dan yang lebih parahnya lagi, sebelum Persib bertanding di Stadion Senayan malam hari, sorenya Perseman harus melawan PSP Padang.
Kalau tidak salah, gara-gara pesta itu, banyak pemain yang mabuk berat dan begadang sampai pagi. Ada berapa pemain inti tidak bisa turun, termasuk Adolof karena cedera. Mau tak mau saya menurunkan pemain pas-pasan, apalagi banyak di antara mereka masih di bawah pengaruh alkohol. Beruntung Sem Aupe mampu menggantikan posisi Adolof sebagai striker dengan baik.
Pertandingan berjalan lancar dengan semangat tinggi. Hanya waktu istirahat di ruang ganti saya tidak memberikan intruksi kepada mereka. Sebagian pemain memilih tidur dan harus dibangunkan lagi untuk babak kedua. Meski terlelap sebentar, Perseman di luar dugaan menang 2-1.
---------------------------------------------------
Catatan editor:
Dalam naskah buku yang akan terbit [Persib Undercover: Kisah-kisah yang Terlupakan] yang disusun oleh Aqwam Fiazmi Hanifan, ada kisah tambahan yang menarik mengenai Perseman dan bir yang tak sempat dikisahkan Paul di tulisannya ini. Wawancara Aqwam dengan Achwani, Sekretaris Umum Persib di saat Persib bertemu Perseman di Grand Final Divisi Utama 1986, menjelaskan bagaimana Persib dengan cerdik menggunakan kebiasaan minum pemain Perseman ini.
Menurut Achwani, salah seorang pengurus diberi tugas untuk memancing para pemain Perseman keluar dari kamar hotel untuk ditraktir minum sepuasnya di salah satu bar. "Saya diberi tugas untuk kasih mereka berkrat-krat bir supaya mereka mabuk berat dan tak tidur, ternyata benar saja, ternyata di malam itu misi saya sukses, mereka mabuk dan sama sekali tak istirahat, padahal besoknya mau bertanding lawan Persib," ucap Achwani.
Hal ini diakui oleh Paul Cumming. Ia mengakui kelemahannya anak asuhnya selalu dimanfaatkan oleh lawan, hampir semua lawan Perseman, bukan hanya Persib.
Dalam laporan Pikiran Rakyat edisi 19 Januari 1985, Adolf Kabo mengakui bahwa minum-minum adalah tradisi yang biasa mereka lakukan bersama rekan-rekannya. Saat itu Perseman baru saja bertanding melawan PSMS dengan skor akhir 1-1. Saat berbicara pada wartawan ketika itu, Adolf sempat memperlihatkan tumpukan kaleng bir. [@zenrs]
Penulis adalah mantan pelatih sepakbola di berbagai klub Indonesia. Kini bergabung dengan Pandit Football Indonesia sebagai penulis tamu. Akun twitter @papuansoccer
image by:
travelpapua.blogspot.com
perseman-manokwari.jimdo.com
[gambar] => https://panditfootball.com/images/attach/perseman-1986-adolf-kabo-cs.jpg
[tanggal] => 01 Feb 2014
[counter] => 115.704
[penulis] => PanditFootball
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/PanditFootball
[penulis_desc] => Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis sepakbola, baik Indonesia maupun dunia. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pertandingan, taktik dan strategi, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya. Keragaman latar belakang dan disiplin ilmu para analis memungkinkan PFI untuk juga mengamati aspek kultur, sosial, ekonomi dan politik dari sepakbola. Akun twitter: @panditfootball contact: redaksi@panditfootball.com
[penulis_initial] => PND
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
)
)
[prev_post] => Array
(
[artikel_id] => 164328
[slug] => https://panditfootball.com/article/show/berita/164328/PFB/141019/aksi-mogok-masinis-hadirkan-masalah-di-bundesliga
[judul] => Aksi Mogok Masinis Hadirkan Masalah di Bundesliga
[isi] => Kemacetan dan kekacauan dipastikan terjadi di Jerman pada akhir pekan ini. Gewerkschaft Deutscher Lokomotivfuehrer (GDL - Serikat Masinis Kereta Jerman) akan melaksanakan aksi mogok selama tiga hingga empat hari. Pelaksanaan aksi mogok ini akan berimbas pada para suporter Jerman yang akan kesulitan saat melakukan awayday. Kereta api adalah sarana transportasi andalan mereka untuk tandang ke luar kota.
Aksi mogok yang dilakukan oleh para masinis kereta penumpang akan dimulai pada pukul 2 dini hari pada hari Sabtu (18/10), dan berakhir pada pukul 4 sore di hari Senin (20/10). Para masinis kereta barang sendiri memulai aksi mogok mereka lebih awal, pada pukul 3 sore di hari Jumat (17/10). Sebelumnya, aksi mogok serupa telah dilakukan selama 14 jam pada hari Rabu (15/10) dan Kamis (16/10) lalu.
GDL melancarkan aksi mogok ini untuk menyampaikan tuntutan mereka. Para masinis meminta agar mereka dan para pekerja kereta api lain mendapatkan pemangkasan waktu kerja dari 39 jam per minggu menjadi 37 jam per minggu. Selain itu, mereka juga meminta kenaikan gaji sebesar lima persen.
Deutsche Bahn (DB), operator kereta api milik negara, tempat para masinis yang tergabung dalam GDL bekerja, menolak untuk begitu saja menuruti permintaan para masinis. DB masih berusaha untuk melakukan negosiasi. GDL, di lain pihak, menolak untuk bekerja sama. Tuntutan mereka sudah jelas dan mereka ingin agar permintaan mereka dipenuhi.
Tidak adanya kereta api yang beroperasi akan memunculkan kesulitan tersendiri bagi para penonton yang berencana untuk mendukung tim kesayangan mereka di laga tandang. Kereta api memang menjadi mode transportasi favorit untuk para pelaku away day. Selain cepat, kereta api di Jerman terkenal dengan ketepatan waktu yang sangat baik. Ketika absen mendukung tim bukanlah pilihan, maka para penggemar setia itu tidak memiliki pilihan selain mencari cara alternatif untuk mencapai stadion tujuan.
Aksi mogok GDL ini dipastikan akan membuat masyarakat Jerman beralih ke bus dan kendaraan pribadi untuk bepergian di akhir pekan. Kemacetan diprediksi akan terjadi di banyak titik karena aksi mogok GDL juga bertepatan dengan hari libur sekolah.
Apa yang membuat segalanya menjadi lebih sulit untuk para penggemar sepak bola Jerman adalah fakta bahwa dari sembilan pertandingan, hanya satu saja yang melibatkan dua tim dari negara bagian yang sama. Para pendukung Borussia Dortmund akan bertandang ke kota Koeln untuk mengunjungi RheinEnergieStadion.
Selebihnya adalah laga tandang jarak jauh. Delapan laga sisanya melibatkan tim-tim dari negara bagian berbeda. Ambil contoh dari jadwal antara FC Bayern Munich dengan Werder Bremen. Munich ke Bremen bisa ditempuh kurang dari enam jam dengan kereta. Namun jika perjalanan ditempuh dengan kendaraan pribadi, tujuh jam tidaklah cukup. Belum lagi, kemacetan diprediksi akan terjadi di mana-mana.
Klub-klub Bundesliga menaruh perhatian besar terhadap isu ini. Lewat akun Twitter dan situs resmi, klub-klub Jerman memberikan informasi terbaru mengenai aksi mogok GDL. Beberapa klub bahkan memberi informasi mengenai cara alternatif untuk bepergian selama aksi mogok berlangsung, karena kebanyakan masyarakat Jerman memang sangat bergantung kepada kereta.
[gambar] => http://panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/10/image-764928-breitwandaufmacher-ehjb.jpg
[tanggal] => 19 Oct 2014
[counter] => 1.077
[penulis] => Taufik Nur Shidiq
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/large/2022/Agustus%202022/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/Taufik
[penulis_desc] =>
[penulis_initial] => TNS
[kategori_id] => 599
[kategori_name] => Berita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita
)
[next_post] => Array
(
[artikel_id] => 164334
[slug] => https://panditfootball.com/article/show/berita/164334/PFB/141018/tunggakan-gaji-dan-capello-yang-dituduh-sebagai-pencuri
[judul] => Tunggakan Gaji dan Capello yang Dituduh sebagai "Pencuri"
[isi] => Fabio Capello, kita tentunya tidak asing dengan nama tersebut. Pria asal Italia ini merupakan salah satu pelatih terbaik dunia. Tim-tim top seperti AC Milan, AS Roma, Juventus, dan Real Madrid sempat menjadi tim yang ditakuti kala dirinya melatih tim tersebut.
Atas pengalaman dan prestasinya bersama tim top tersebut, lantas ia menjelma menjadi pelatih tim nasional dengan bayaran termahal pelatih . Melatih tim nasional Rusia, Capello kini dibayar 6,7 juta poundsterling per tahun. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari uang yang diterima Roy Hodgson, pelatih timnas Inggris, yang berada di peringkat kedua.
Orang mungkin akan mengira bahwa Capello akan menjalani hidupnya dengan bahagia atas bayaran tinggi yang diterimanya itu. Takkan sedikit pula orang yang orang yang berpandangan negatif bahwa pelatih berkacamata ini hanya mengincar uang ketika melatih timnas Rusia dengan bayaran tinggi.
Namun hal nyatanya tak sesuai apa yang dikira. Karena pada kenyataannya, sudah hampir empat bulan Capello tak mendapatkan haknya dari Rusia. Ya, gaji pelatih berusia 68 tahun ini tak dibayarkan Rusia selama empat bulan terakhir, tepatnya sejak Juni.
Konon karena masalah inilah Capello tak bisa ‘tampil’ ciamik kala memimpin timnya. Prestasi buruk pun diraih Rusia di segala kompetisi resmi.
Prestasi buruk yang dimaksud adalah rentetan hasil buruk Rusia dalam laga kompetisi resmi. Dari enam pertandingan resmi terakhir, tiga Piala Dunia dan tiga kualifikasi Eropa, Rusia hanya mencatatkan satu kemenangan.
Perdana Menteri Olahraga Rusia, Vitaly Mutka, tak menutupi bahwa belum dibayarnya gaji Capello empat bulan terakhir ini mempengaruhi performa tim nasional Rusia. Mutko, orang yang menunjuk Capello sebagai pelatih Rusia mengungkapkan bahwa masalah ini memang saling berhubungan.
“Masalah ini tentunya tak menjadikan motivasi berlebih baik bagi para pemain, maupun sang pelatih,” ujar Mutka seperti yang dikutip situs sportfan.com. “Ya, tentu saja masalah ini akan berpengaruh pada kinerja dan hasil akhir tim.”
Alasan di balik masalah ini pun belum dapat dipastikan. Yang jelas, Federasi Sepakbola Rusia (RFU) memang berkali-kali sering dinyatakan memiliki masalah keuangan.
Presiden RFU, Nikolai Tolstykh, sebenarnya telah memaksa pihak pemerintah untuk memberikan pinjaman dana untuk membayar gaji Capello dan para staffnya. Karena jika ini terus dibiarkan, prestasi tim nasional Rusia pun bisa terancam.
Namun tak semua pihak simpati akan situasi ini. Seorang politikus Rusia bernama Vladimir Zhirinovsky bahkan seolah bahagia melihat situasi ini. Karena dengan Rusia yang menampilkan performa mengecewakan pada Piala Dunia 2014, apa yang dialami Capello ini layak terjadi. Bahkan Zhirinovsky melabeli Capello sebagai pencuri karena memiliki bayaran tinggi tapi hasil nol.
Capello sendiri enggan mengomentari isu ini. Tapi apa yang diperlihatkan timnya memang terlihat sangat mengkhawatirkan.Setelah tampil buruk di Piala Dunia 2014, pada pertandingan babak kualifikasi Piala Eropa 2016, Rusia hanya sekali menang, yaitu kala melawan Liechtenstein dengan skor 4-0. Pada dua pertandingan lain, melawan Swedia dan Moldova, Rusia hanya mampu bermain imbang.
Hasil tersebut jelas jauh dari harapan siapapun publik Rusia. Apalagi empat tahun mendatang mereka akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018. Selain prestasi timnas yang buruk, image Rusia sendiri sedang dipertaruhkan atas adanya masalah ini. Di mana tentunya akan menjadi citra buruk bagi Rusia.
foto: wikipedia.org
[gambar] => http://panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/10/Fabio-Capello.jpg
[tanggal] => 18 Oct 2014
[counter] => 1.941
[penulis] => ardypandit
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/large/test/ardyskets.JPG
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/ArdyPandit
[penulis_desc] => Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com
[penulis_initial] => ANS
[kategori_id] => 599
[kategori_name] => Berita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita
)
[categories] => Array
(
[0] => Array
(
[kategori_id] => 18
[kategori_name] => Editorial
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/editorial
[status] => 1
[counter] => 203
)
[1] => Array
(
[kategori_id] => 4969
[kategori_name] => Advetorial
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/advetorial
[status] => 1
[counter] => 46
)
[2] => Array
(
[kategori_id] => 6729
[kategori_name] => tentang
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/tentang
[status] => 1
[counter] => 0
)
[3] => Array
(
[kategori_id] => 334
[kategori_name] => Sains
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/sains-bola
[status] => 1
[counter] => 183
)
[4] => Array
(
[kategori_id] => 454
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
[status] => 1
[counter] => 613
)
[5] => Array
(
[kategori_id] => 6719
[kategori_name] => Terbaru
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/terbaru
[status] => 1
[counter] => 0
)
[6] => Array
(
[kategori_id] => 599
[kategori_name] => Berita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita
[status] => 1
[counter] => 3271
)
[7] => Array
(
[kategori_id] => 151
[kategori_name] => Fantasy Premier League
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/fpl-football-culture
[status] => 1
[counter] => 930
)
[8] => Array
(
[kategori_id] => 1385
[kategori_name] => Jadwal Siaran Televisi
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/jadwal-siaran-televisi
[status] => 1
[counter] => 2
)
[9] => Array
(
[kategori_id] => 3
[kategori_name] => Analisis
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/analisa-pertandingan
[status] => 1
[counter] => 1270
)
[10] => Array
(
[kategori_id] => 5
[kategori_name] => Football Culture
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/football-culture
[status] => 1
[counter] => 31
)
[11] => Array
(
[kategori_id] => 2049
[kategori_name] => Nasional
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/nasional
[status] => 1
[counter] => 87
)
[12] => Array
(
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
[status] => 1
[counter] => 3163
)
)
[populer_tag] => Array
(
[0] => stdClass Object
(
[tag_id] => 20
[tag_name] => EPL
[tag_slug] => epl
[status_tag] => 0
[hitung] => 1279
)
[1] => stdClass Object
(
[tag_id] => 7021
[tag_name] => Indonesia
[tag_slug] => indonesia
[status_tag] => 2
[hitung] => 867
)
[2] => stdClass Object
(
[tag_id] => 6143
[tag_name] => Manchester United
[tag_slug] => manchester-united
[status_tag] => 0
[hitung] => 639
)
[3] => stdClass Object
(
[tag_id] => 6502
[tag_name] => Liga Champions Eropa
[tag_slug] => liga-champions-eropa
[status_tag] => 0
[hitung] => 495
)
[4] => stdClass Object
(
[tag_id] => 63
[tag_name] => Chelsea
[tag_slug] => chelsea
[status_tag] =>
[hitung] => 479
)
[5] => stdClass Object
(
[tag_id] => 42
[tag_name] => Arsenal
[tag_slug] => arsenal
[status_tag] =>
[hitung] => 474
)
)
[populer_sidebar] => Array
(
[0] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/taktik/215443/PFB/240317/sekarang-thiago-motta-tidak-akan-diejek-lagi
[judul] => Sekarang, Thiago Motta Tidak Akan Diejek Lagi
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/2022/FI%20BOLOGNSA.jpeg
[tanggal] => 17 Mar 2024
[counter] => 7.470
)
[1] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/analisa-pertandingan/215427/PFB/240117/indonesia-vs-irak-mengapa-wasit-tidak-menganulir-gol-kedua-irak
[judul] => Indonesia vs Irak : Mengapa Wasit Tidak Menganulir Gol Kedua Irak
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FPL%202023-2024/WhatsApp%20Image%202024-01-16%20at%2010.26.01%20PM.jpeg
[tanggal] => 17 Jan 2024
[counter] => 5.399
)
[2] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/analisa-pertandingan/215442/PFB/240302/siapa-bisa-hentikan-inter-di-serie-a
[judul] => Siapa Bisa Hentikan Inter di Serie A?
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/2022/Italia/FI%20-%20Dominasi%20Inter.jpeg
[tanggal] => 02 Mar 2024
[counter] => 4.889
)
[3] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/cerita/215428/PFB/240117/eritrea-dan-kisah-pemain-yang-kabur-dari-negaranya
[judul] => Eritrea dan Kisah Pemain yang Kabur dari Negaranya
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/Afrika/FI%20ERITREA.jpeg
[tanggal] => 17 Jan 2024
[counter] => 1.911
)
)
[terbaru_sidebar] => Array
(
[0] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215481/PFB/240923/
[judul] => Penunjuk Jalan Menuju Panah Hijau di FPL
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20PENUNJUK%20JALAN.png
[tanggal] => 23 Sep 2024
[counter] => 277
[penulis] => panditsharing
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
)
[1] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215487/PFB/240918/
[judul] => Simulasi Pemain Timnas Jadi Aset FPL
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20SIMULASI%20PEMAIN%20TIMNAS%20JADI%20ASET%20FPL.png
[tanggal] => 18 Sep 2024
[counter] => 208
[penulis] => panditsharing
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
)
[2] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215482/PFB/240912/
[judul] => Kupas Misteri Naik Turun Harga Aset di FPL
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20HARGA%20ASET.png
[tanggal] => 12 Sep 2024
[counter] => 389
[penulis] => panditsharing
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
)
[3] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215480/PFB/240912/
[judul] => Dilema Kepemilikan Erling Haaland: Madu atau Racun?
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20HAALAND%20MADU%20ATAU%20RACUN.png
[tanggal] => 12 Sep 2024
[counter] => 618
[penulis] => panditsharing
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
)
)
[categories_with_count] => Array
(
[0] => Array
(
[kategori_id] => 18
[kategori_name] => Editorial
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/editorial
[status] => 1
[counter] => 203
)
[1] => Array
(
[kategori_id] => 4969
[kategori_name] => Advetorial
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/advetorial
[status] => 1
[counter] => 46
)
[2] => Array
(
[kategori_id] => 6729
[kategori_name] => tentang
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/tentang
[status] => 1
[counter] => 0
)
[3] => Array
(
[kategori_id] => 334
[kategori_name] => Sains
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/sains-bola
[status] => 1
[counter] => 183
)
[4] => Array
(
[kategori_id] => 454
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
[status] => 1
[counter] => 613
)
[5] => Array
(
[kategori_id] => 6719
[kategori_name] => Terbaru
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/terbaru
[status] => 1
[counter] => 0
)
[6] => Array
(
[kategori_id] => 599
[kategori_name] => Berita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita
[status] => 1
[counter] => 3271
)
[7] => Array
(
[kategori_id] => 151
[kategori_name] => Fantasy Premier League
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/fpl-football-culture
[status] => 1
[counter] => 930
)
[8] => Array
(
[kategori_id] => 1385
[kategori_name] => Jadwal Siaran Televisi
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/jadwal-siaran-televisi
[status] => 1
[counter] => 2
)
[9] => Array
(
[kategori_id] => 3
[kategori_name] => Analisis
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/analisa-pertandingan
[status] => 1
[counter] => 1270
)
[10] => Array
(
[kategori_id] => 5
[kategori_name] => Football Culture
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/football-culture
[status] => 1
[counter] => 31
)
[11] => Array
(
[kategori_id] => 2049
[kategori_name] => Nasional
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/nasional
[status] => 1
[counter] => 87
)
[12] => Array
(
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
[status] => 1
[counter] => 3163
)
)
[meta_title] => Amatilah Marseille dan Bordeaux, Uang Memang Bukan Segalanya!
[meta_desc] => Sembilan pertandingan telah berlalu di Ligue 1 musim ini. Peta kekuatan sedikit banyak telah terlihat jelas. Secara mengejutkan, posisi pertama dan kedua di tabel klasemen sementara tidak dikuasai...
[meta_keyword] => as monaco,paris saint germain,Ligue 1,Olympique de Marseille,Girondins de Bordeaux
[meta_image] => http://panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/10/willy-sagnol-entraineur-bordeaux-zinedine-zidane.jpg
[meta_url] => https://panditfootball.com/article/show/cerita/164331/PFB/141018/assets/images/logo/paris-saint-germain
[js_custom_page] =>
[socmed_facebook] =>
[socmed_instagram] => Array
(
[id_option] => 26
[name_option] => socmed_instagram
[value_option] => https://www.instagram.com/panditfootball/
[desc_option] => @panditfootball
)
[socmed_youtube] => Array
(
[id_option] => 25
[name_option] => socmed_youtube
[value_option] => https://www.youtube.com/@pandit.football
[desc_option] => @pandit.football
)
[socmed_twitter] => Array
(
[id_option] => 24
[name_option] => socmed_twitter
[value_option] => https://x.com/panditfootball
[desc_option] => @panditfootball
)
)
1
PANDIT FOOTBALL INDONESIA
Search
CeritaAmatilah Marseille dan Bordeaux, Uang Memang Bukan Segalanya!
Sembilan pertandingan telah berlalu di Ligue 1 musim ini. Peta kekuatan sedikit banyak telah terlihat jelas. Secara mengejutkan, posisi pertama dan kedua di tabel klasemen sementara tidak dikuasai oleh juara dan runner-up musim lalu.
Baik Paris Saint-Germain maupun AS Monaco sama-sama tengah terseok-seok. Sang juara bertahan sejauh ini hanya mampu mengumpulkan 15 poin, sama dengan Lille OSC dan FC Nantes. Hanya selisih gol yang lebih baik dari Lille dan Nantes saja yang membuat PSG menduduki posisi ketiga.
Monaco, sementara itu, hanya mampu berada tujuh tempat di atas dasar klasemen. Kombinasi raihan 11 poin, selisih gol negatif 3, dan persaingan ketat di awal musim membuat Monaco saat ini berada di peringkat ke-13.
Posisi pertama dan kedua saat ini dikuasai oleh Olympique de Marseille dan Girondins de Bordeaux. Marseille menjadi tim pertama (dan sejauh ini satu-satunya) yang berhasil meraih 20 poin di Ligue 1 musim ini. Sejauh ini, Marseille telah berhasil mengumpulkan 22 angka.
Jika mereka menang di pertandingan melawan Toulouse FC pada hari Minggu (19/10) nanti, maka mereka akan menjadi tim pertama yang mampu mengumpulkan 25 angka di kasta tertinggi liga sepakbola Perancis di musim 2014/15.
Bordeaux sendiri tentunya mengincar kemenangan. Mereka sempat menguasai puncak klasemen selama tiga pekan. Namun kekalahan di laga tandang melawan En Avant de Guingamp membuat mereka turun ke posisi ketiga. Setelahnya, posisi pertama terus dikuasai oleh Marseille.
Jika Bordeaux tergelincir di pertandingan melawan SM Caen, maka posisi kedua akan jatuh ke tangan PSG. Andaikata hal itu terjadi, maka usaha Bordeaux untuk naik ke puncak akan lebih sulit dari sebelumnya.
Tidak ada kata mustahil. Semua hal memiliki peluang sama besar untuk terjadi. Hasil akhir pertandingan dan komposisi tabel klasemen setelah semua pertandingan di pekan kesepuluh selesai dijalankan biarlah menjadi misteri yang baru akan terjawab pada waktunya masing-masing.
Untuk saat ini, marilah kita habiskan waktu dengan mengagumi start manis Marseille dan Bordeaux. Keduanya mampu berada di posisi terdepan saat klub-klub lain bersaing dengan ketat di posisi ketiga hingga ke-18. Hanya Marseille dan Bordeaux saja penghuni tabel klasmen bagian atas yang raihan poinnya tidak disamai oleh klub lain.
Selain tiga tim yang memiliki raihan poin 15 (PSG, Lille, dan Nantes), ada enam tim yang sama-sama mengumpulkan 14 angka: Olympique Lyonnais, Montpellier HSC, Toulouse, FC Metz, AS Saint-Etienne, dan OGC Nice.
Stade Rennais dan AS Monaco sama-sama mengantongi 11 angka. Di belakang keduanya, ada lima klub yang siap menyalip. FC Lorient, Evian TG, dan Stade de Reims telah mengumpulkan 10 poin sedangkan SM Caen dan RC Lens memiliki masing-masing 8 angka.
SC Bastia (7 poin) dan EA Guingamp (6) menjadi penghuni dua posisi terbawah.
Keberhasilan Marseille dan Bordeaux menguasai dua posisi teratas terlihat semakin manis saja jika kita mengingat bahwa dalam beberapa musim terakhir, gelontoran dana besar telah mengubah wajah persepakbolaan Perancis. Transformasi PSG dan Monaco menjadi klub kaya baru telah membuat keduanya dipandang sebagai kandidat kuat juara. Anggapan yang terbukti benar pada musim lalu.
Marseille dan Bordeaux, sejauh ini, telah membuktikan kepada dunia bahwa kemampuan untuk menang bukan hanya milik klub-klub kaya saja. Bordeaux malah telah membuktikannya di atas lapangan saat mereka membantai Monaco 4-1 di pekan kedua.
Para pendukung Marseille, Bordeaux, dan mereka yang menentang praktek pembentukan tim juara dengan cara-cara instan dipastikan tengah tersenyum lebar. Perihal ada atau hilangnya senyuman itu di akhir musim biarlah, ditegaskan kembali, menjadi misteri yang baru akan terjawab pada waktunya masing-masing.