Font size:
"Kau mencetak gol sebagai seorang anak, lalu kau tumbuh menjadi lebih bodoh dan kemudian menjadi seorang penjaga gawang" (Gianluigi Buffon).
Kutipan di atas diucapkan Buffon saat ia sedang mengisahkan bagaimana dan apa alasannya menjadi seorang penjaga gawang. Dari situ terlihat bagaimana mimpi masa kecil Buffon. Ia tak pernah membayangkan dirinya akan menjadi penjaga gawang hebat, salah satu yang terhebat di dunia. Buffon, per hari ini, tepat berusia 37 tahun. Ketika ia memasuki akademi sepakbola Parma, usianya baru 13 tahun. Gigi (sapaan akrabnya), bocah bertubuh kurus tinggi itu, memilih bermain sebagai penyerang. Namun, kemampuannya tidak berkembang. Entah apa yang mengilhami sang pelatih, Buffon kemudian ditunjuk menjadi penjaga gawang ketika dua pemain yang seharusnya menjadi penjaga gawang mengalami cedera. Mungkin awalnya sang pelatih hanya melihat pada postur tubuhnya yang sangat cocok untuk menjadi penjaga gawang, setidaknya untuk sementara dalam keadaan genting saja. Ia ternyata bermain dengan sangat baik. Dan itu tak terjadi sekali saja. Sang pelatih pun kebablasan meletakan ia sebagai penjaga gawang. Akhirnya si Superman (julukan Buffon karena sering mengenakan baju dalaman berlogo Superman) ini pun menikmati permainannya dan dipromosikan ke tim senior Parma. Bukan sebagai penyerang, tapi sudah menjadi seorang penjaga gawang. Buffon sendiri mengaku dia terinspirasi oleh kiper tim nasional Kamerun di tahun 90-an, Thomas N'Kono. "Saya terinspirasi N'Kono. Saya dulu striker sampai umur 13 tahun. Hingga suatu hari saya diminta untuk mengawal gawang dan beruntung, ketika itu tampil bagus," ucap Buffon dikutip The Guardian. Walaupun di musim debutnya itu ia hanya tampli 9 kali, Gigi mampu mengusik posisi penjaga gawang utama Parma yang saat itu dikawal Luca Bucci. Titimangsa bersejarah itu terjadi pada 19 November 1995. Saat itu Parma menghadapi AC Milan yang berisi pemain bintang, di antaranya Boban, Roberto Baggio, dan Di Canio, Gigi mampu menjaga kebersihan gawang Parma. Skor akhir di pertandingan itu pun harus berakhir 0-0. Ketangkasan Buffon harus membuat Luca Bucci gigit jari ketika posisinya diambilalih seorang remaja. Dan memaksanya harus mencari klub lain untuk dapat bermain sebagai penjaga gawang utama. Waktu terus berjalan, musim terus berganti, Buffon pun terus gesit terbang di bawah mistar. Hingga tiba saatnya ia menjadi rebutan klub-klub raksasa.Baca juga: Sementara Neuer Gagal, Buffon (Pernah) Berhasil Buffon: Jangan Mau Jadi Kiper!Di tahun 2001 akhirnya Buffon harus mengambil keputusan untuk menerima pinangan klub asal kota Turin, Juventus. Harga yang diberikan Juventus untuk Parma pun tidak main-main kala itu, nilai transfer berada di kisaran 45-51 juta euro. Angka yang sensasional kala itu. [caption id="attachment_169990" align="alignright" width="237"]
