Font size:
Musim 2014/2015 berakhir tragis bagi Wigan Athletic. Kekalahan atas Wolverhampton Wanderers di kandang sendiri, DW Stadium, pada pekan ke-45, membuat mereka dipastikan tak akan lagi berlaga di Divisi Championship untuk musim depan.
Ya, Wigan dipastikan terdegradasi ke League One bersama Millwall FC dan Blackpool FC. Kekalahan atas Wolves tersebut dibarengi dengan kemenangan yang diraih Rotherham United, kesebelasan yang berada di zona aman degradasi. Meski menyisakan satu pertandingan, defisit enam poin membuat Wigan dipastikan tak akan bisa menggeser posisi Rotherham. Wigan sendiri sebelumnya cukup lama berlaga di Premier League. Namun perjalanan Wigan yang pertama kali berlaga di kompetisi teratas liga Inggris tersebut pada 2005, berakhir pada musim 2012-2013. Saat itu, Wigan hanya mampu finis di urutan ke-17 pada akhir klasemen setelah hanya mampu meraih 36 poin hasil dari sembilan kemenangan dan sembilan imbang. Ironisnya, dipastikannya Wigan terdegradasi ke divisi Championship diperoleh selang beberapa hari setelah Wigan meraih trofi Piala FA. Pada babak final, Wigan secara mengejutkan mengalahkan Manchester City dengan skor tipis 1-0. Sebelum mengalahkan City, Wigan yang kala itu diarsiteki Roberto Martinez, mengalahkan Everton dalam perjalanannya ke babak final, kesebelasan yang kemudian Martinez tangani pada musim berikutnya. Melihat rekam jejak Wigan dalam 10 tahun terakhir, ternyata cukuplah wajar Wigan terus mengalami kemunduran. Salah satu alasan mengapa Wigan terus mengalami kemunduran adalah sang pemilik, Dave Whelan, yang gemar menjual para pemain terbaiknya demi meraup keuntungan. Selama di Premier League, prestasi terbaik Wigan adalah finish di urutan ke-10 pada akhir klasemen. Dan prestasi ini diraih pada musim pertama mereka di Liga Primer Inggris, pada musim 2005-2006. Setelah itu, bayang-bayang degradasi terus menghantui Wigan setiap musimnya. Selain finish di urutan ke-10, pencapaian Wigan terbaik saat itu pun merupakan berhasil mencapai babak final pada Piala Liga, mengalahkan Arsenal pada babak semi-final. Namun pada babak final, skuat yang saat itu diasuh Paul Jewell tersebut dikalahkan Manchester United dengan skor 4-0. Saat itu, Wigan mengandalkan Jimmy Bullard dan Graham Kavanagh untuk menyuplai Henri Camara dan Jason Roberts di lini depan. Sementara itu, kuartet Pascal Chimbonda, Stephane Henchoz, Arjan de Zeeuw, dan Leighton Baines memperkokoh lini pertahanan. Namun pada akhir musim, Bullard, Roberts, Kavanagh, dan Chimbonda dilepas oleh manajemen atas instruksi Dave Whelan. Meski mendatangkan keuntungan yang besar, dilepas ke Tottenham Hotspurs dengan nilai transfer 8,8 juta pounds setelah didatangkan dari SC Bastia secara gratis, kepergian Chimbonda menjadi transfer yang paling dikritisi. Hal ini dikarenakan Chimbonda saat itu masuk dalam Team of the Year Liga Inggris dan kemudian menjadi bagian dari timnas Prancis yang berlaga di Piala Dunia 2006. [caption id="attachment_177338" align="alignnone" width="634"]