Jika kita lihat klasemen sementara Liga Primer Inggris setelah 11 pertandingan, tim mana yang bisa dibilang paling mengejutkan? Nominasinya tentunya banyak. Namun, setidaknya kita bisa melihat nama Southampton (peringkat ke-2), West Ham United (4), Swansea City (5), dan bahkan tim yang sempat terseok-seok dan ingin memecat manajer mereka, Newcastle United (8).
Tetapi akan sangat bijaksana jika menyebut bahwa tim yang paling mengejutkan sejauh ini adalah Southampton. Kenapa? Banyak alasan pastinya: kepergian manajer mereka, Mauricio Pochettino, dan sejumlah pemain yang telah menjadi pemain kunci untuk kebangkitan mereka ke posisi delapan pada musim lalu telah membuat banyak orang percaya bahwa mereka akan sangat berjuang musim ini.
Bahkan pada awal musim,
FourFourTwo saja memprediksi mereka akan menyelesaikan liga maksimal pada posisi 12 dan akan terseok-seok sepanjang musim. "Satu-satunya hal yang akan membuat Southampton menarik adalah pemain-pemain dari akademi mereka yang mungkin bisa membuat mereka sampai ke papan tengah klasemen," tulis
FFT.
Membaca hal di atas, mungkin ada benarnya juga. Tetapi di bawah manajer baru mereka, Ronald Koeman, bukan hanya pemain akademi, tetapi juga beberapa pemain baru yang ia datangkan. Soton telah menjelma menjadi tim kejutan, tim yang paling dekat dengan sang pemuncak klasemen, Chelsea.
Kemudian jika Anda gemar bermain
Fantasy Premier League, Anda pasti akan melihat empat nama pemain Soton ini muncul di
Overall Dream Team sementara: Fraser Forster (51 poin), Nathaniel Clyne (63), Ryan Bertrand (61), dan Graziano Pellè (66).
Dari nama-nama di atas, kita bisa simpulkan sebagian besar keberhasilan Southampton telah didasarkan pada pertahanan mereka. Pertahanan Soton hanya telah membiarkan lima gol yang bersarang di gawang mereka musim ini. Ini adalah angka yang paling sedikit, bahkan dibandingkan tim dengan pertahanan terkenal seperti Chelsea sekalipun. Sebagai perbandingan, Chelsea sudah kebobolan 11 gol musim ini.
Kebetulan juga, ini adalah angka yang sama seperti musim lalu pada tahap yang sama, di mana tim Pochettino telah memainkan tujuh klub yang sama seperti yang Koeman hadapi musim ini, ditambah tim promosi (2012/13: Crystal Palace; 2014/15: Queens Park Rangers).
CATATAN SOUTHAMPTON SETELAH 11 PERTANDINGAN |
Musim |
Posisi |
Main |
Menang |
Imbang |
Kalah |
Gol |
Kebobolan |
Agregat |
Poin |
2014-15 |
2 |
11 |
8 |
1 |
2 |
23 |
5 |
18 |
25 |
2013-14 |
3 |
11 |
6 |
4 |
1 |
15 |
5 |
10 |
22 |
Jadi, jika kami membandingkan awal musim (tepatnya 11 pertandingan pertama) Koeman dan Pochettino, tentunya menjadi perbandingan yang sangat realistis.
Melirik Pertahanan Southampton
Untuk menyebut pertahanan Soton adalah yang terkuat sejauh ini, tentu menimbulkan banyak pertanyaan lagi. Tetapi jika kita melirik
FPL lagi, para bek
The Saints berada pada jajaran atas bek-bek dengan poin tertinggi. Selain Forster (kiper), Clyne, dan Bertrand yang berada di
Dream Team pada posisi pemain bertahan, ada nama lain seperti Jose Fonte (57 poin) dan Toby Alderweireld (33) yang mengantri di belakang mereka.
Klub |
Musim |
Kebobolan setelah 11 pertandingan |
Kebobolan di akhir kompetisi |
Posisi klasemen di akhir kompetisi |
Chelsea |
2004-05 |
3 |
15 |
1 |
M. United |
2007-08 |
4 |
22 |
1 |
Chelsea |
2008-09 |
4 |
24 |
3 |
Arsenal |
1998-99 |
5 |
17 |
2 |
Aston Villa |
1998-99 |
5 |
46 |
6 |
Leeds |
2001-02 |
5 |
37 |
5 |
Wigan |
2005-06 |
5 |
52 |
10 |
M. United |
2006-07 |
5 |
27 |
1 |
Chelsea |
2010-11 |
5 |
33 |
2 |
Southampton |
2013-14 |
5 |
46 |
8 |
Southampton |
2014-15 |
5 |
? |
? |
Kiper Southampton, Forster, faktanya telah membuat tujuh
clean sheet (tertinggi di liga) yang menjadi sorotan khusus pada bagaimana pertahanan mereka dibentuk oleh Koeman.
"Tidak ada rahasia. Kami bertahan sebagai sebuah tim, kami cocok bermain dengan empat bek dan kami membuat diri kami sulit ditembus oleh lawan kami," kata Forster. "Kami bangga memiliki rekor pertahanan terbaik di negeri ini, tapi itu sebabnya kami bekerja keras di lapangan latihan sepanjang pekan dan kami tidak ingin ini berakhir. Kami benar-benar membatasi peluang lawan."
Kenyataannya Forster benar tentang "membatasi peluang lawan", dengan Southampton menghadapi angka ke dua paling sedikit menderita tembakan di liga musim ini (91) dan tembakan
on target yang paling sedikit juga (24, atau rata-rata 2,2 per pertandingan). Musim lalu, Southampton menghadapi rata-rata 3,4 tembakan sepanjang musim.
Sebagian besar yang menghasilkan ini adalah berasal dari kegigihan tim Southampton secara keseluruhan dan juga lini tengah mereka. Klub memimpin peringkat tekel di liga sejauh ini, dengan 265 tekel, hampir 10% lebih baik dari peringkat berikutnya, Sunderland dengan 242 tekel.
Klub |
Menderita tembakan |
Rata-rata per pertandingan |
Arsenal |
85 |
7,7 |
Southampton |
91 |
8,3 |
Manchester United |
112 |
10,2 |
Liverpool |
115 |
10,5 |
Newcastle United |
119 |
10,8 |
Klub |
Menderita tembakan ke gawang |
Rata-rata per pertandingan |
Southampton |
24 |
2,2 |
Stoke City |
28 |
2,5 |
Chelsea |
35 |
3,2 |
Manchester City |
36 |
3,3 |
Arsenal |
38 |
3,5 |
Rata-rata, Southampton membuat 24,1 tekel per pertandingan, lebih banyak daripada saat masa Pochettino selama musim lalu (21,2). Kebetulan lagi, Tottenham Hotspur yang dilatih oleh Pochettino memiliki rata-rata yang sama musim ini, yaitu 21,5 tekel per pertandingan.
Sementara bek kanan Clyne memimpin dengan telah membuat 55 tekel musim ini, yang tertinggi berikutnya adalah gelandang Morgan Schneiderlin (43) dan Victor Wanyama (39) yang berada di urutan ketiga dan kelima dalam peringkat tekel di liga.
Hal-hal di atas menunjukkan bahwa Southampton senantiasa selalu menjaga tekanan mereka pada lawan. Tekanan ini juga berakibat Forster yang hanya telah melakukan 18 penyelamatan musim ini. Angka itu adalah yang paling sedikit ke dua yang dibuat oleh kiper Liga Primer yang setidaknya telah memainkan 10 pertandingan, dengan hanya Asmir Begovic (Stoke City) berada di depannya.
Selanjutnya:
Peran Lini Tengah
Lini Tengah Juga Berperan
Formasi yang mereka gunakan musim ini sangat mirip dengan yang mereka gunakan musim lalu. Mereka masih menekan cukup tinggi ke pertahanan lawan tetapi mereka tidak menekan sesering yang mereka lakukan di bawah Pochettino. Selain pemain-pemain bertahannya, pemain tengah juga berperan besar pada solidnya pertahanan
The Saints.
Salah satu perbedaan besar yang Koeman bawa adalah memberikan kebebasan pada gelandang tengah untuk lebih banyak melakukan serangan. Di bawah Koeman, selama salah satu dari Schneiderlin ataupun Wanyama tetap tinggal untuk melapisi pertahanan, ia ingin pemain lain untuk bergerak maju dan mendukung serangan.
Itu sebabnya statistik gol mereka dari lini tengah musim ini jauh lebih banyak daripada yang mereka hasilkan di keseluruhan pada musim lalu.
“Banyaknya keberhasilan defensif Southampton adalah karena peran gelandang tengah mereka. Pada diri Schneiderlin dan Wanyama, dan juga Jack Cork ketika dia dimainkan, mereka memiliki para pemain yang sangat baik tidak hanya menyerang tetapi juga bertahan. Schneiderlin dan Wanyama merupakan bak tembok kokoh yang sukar dilewati sebelum Anda sampai ke jantung pertahanan Southampton, sehingga sudah menjadi peranan penting mengapa pertahanan mereka dapat bekerja sangat baik,” ujar reporter olahraga
Southern Daily Echo, Gordon Simpson.
Sebagai contoh lainnya, Schneiderlin misalnya, ia adalah pemain yang juga telah melakukan jarak tempuh (
distance covered) terbesar di liga yang mencakup lebih dari 134 km. Angka ini adalah 3 km lebih banyak dari pemain seperti Francesc Fabregas.
Fokus juga patut diberikan kepada Dusan Tadic dengan kemampuan kreatifnya di lapangan tengah. Kembali ke
FPL, ia telah mengumpulkan 57 poin dan menempatkan dirinya di posisi ke-7 dalam klasemen pemain tengah yang memperoleh poin tertinggi di
FPL, ia juga berada pada posisi tertatas jika dibandingkan dengan gelandang Soton lainnya.
Selain poin di
FPL yang besar, ada yang menarik dari Tadic, yaitu kesediaannya untuk melakukan “tugas kotor” dengan membuat banyak angka pelanggaran. Angka pelanggarannya sama banyaknya dengan bek tengah mereka, Fonte. Tadic juga merupakan pemain Southampton dengan
interception kelima yang paling banyak, ia juga memiliki jarak tempuh dengan ururtan ke dua di belakang Schneiderlin.
Menjaga Keharmonisan Tim
Selain faktor-faktor di atas, Koeman juga menunjukkan stabilitas personil, terutama pada pertahanan. Tercatat, Koeman hanya pernah membuat satu variasi dengan Maya Yoshida yang bermain bersama Forster, Clyne, Fonte, dan Bertrand dalam empat dari lima pertandingan pertama liga. Untuk tujuh pertandingan yang lain, Toby Alderweireld telah menggantikan bek asal Jepang tersebut di posisi bek tengah.
“Keakraban” ini didukung oleh minimalnya kesalahan yang terjadi antara pertahanan Southampton. Mereka menjadi salah satu dari lima tim yang belum pernah melakukan kesalahan yang mengakibatkan gol (
error leading to goal). Bahkan mereka adalah satu-satunya tim yang belum pernah membuat kesalahan yang mengakibatkan tembakan (
error leading to shot).
Keberhasilan Southampton memang sebagian besar disebabkan perekrutan yang cermat. Mereka tak hanya merekrut pemain bagus, tetapi juga pemain yang berkarakter baik serta cerdas, yang dapat memahami apa yang diinginkan oleh klub dari mereka. Dengan pemain seperti Bertrand dan Alderweireld, mereka telah menemukan kriteria itu.
Klub mencoba untuk memastikan para pemain yang mereka rekrut agar dapat cocok satu sama lain, seperti juga hal yang lainnya. Forster mengatakan bahwa ia belum pernah melihat rasa kebersamaan seperti yang dia telah lihat di Southampton musim ini.
“Mereka bangga atas hal itu. Kelvin Davis dan Fonte telah berjasa banyak di belakang layar untuk menyambut pemain baru dan memastikan bahwa ada harmoni di dalam ruang ganti. Pada umumnya itu membantu ketika Anda mencoba untuk menciptakan pemahaman baru di lini belakang atau dalam tim secara keseluruhan.”
Bukan Hanya Bertahan, Tetapi Juga Menyerang
Sejauh ini memang banyak fakta menunjukkan bahwa pertahanan Southampton memegang kunci dari performa gemilang mereka. Namun, untuk mendukung bahwa sepakbola bertahan tidak selamanya negatif, mereka juga telah mencetak 23 gol di awal musim ini. Ini artinya, selain bertahan, mereka juga memiliki kekuatan serangan yang masih terus mengancam lawan mereka, terutama melalui Pellè.
Di ujung lapangan, Pellè adalah pemain yang memanfaatkan keunggulan fisiknya serta mahir dalam mempertahankan bola di depan. Ada banyak sirkulasi operan bagus serta pergerakan yang baik dalam tim, sehingga dalam sebagian besar pertandingan, mereka lebih cenderung mendominasi penguasaan bola. Menjauhkan bola dari lawan jelas membantu dalam hal mengurangi jumlah peluang bagi lawan.
Ujian yang Menanti Southampton di Depan
Namun, ujian sesungguhnya akan datang untuk pertahanan Southampton ketika jeda internasional berakhir pekan depan. Setelah menyelesaikan 11 pertandingan dengan gemilang, simaklah 11 daftar lawan mereka berikutnya di bawah ini:
Tanggal |
Lawan |
24 Nov |
Aston Villa (A) |
30 Nov |
Manchester City (H) |
03 Des |
Arsenal (A) |
08 Des |
Manchester United (H) |
13 Des |
Burnley (A) |
20 Des |
Everton (H) |
26 Des |
Crystal Palace (A) |
28 Des |
Chelsea (H) |
01 Jan |
Arsenal (H) |
11 Jan |
Manchester United (A) |
17 Jan |
Newcastle United (A) |
Tabel sebelas lawan Southampton berikutnya di Liga Primer
Musim lalu, Pochettino tidak dapat mempertahankan performa solid pertahanan mereka di awal musim dan harus kebobolan 41 gol dalam 27 pertandingan Liga Primer mereka berikutnya. Bagaimana dengan Koeman? Kita tunggu saja.
Sumber data: Opta, Premier League, dan Fantasy Premier League
Sumber gambar: Squawka