Font size:
Mau dilihat dari sisi manapun, penampilan Liverpool musim ini amatlah tidak memuaskan. Keputusan melego Luis Suarez ke Barcelona menjadi salah satu alasan. Di balik itu, ada faktor penting yang membuat Liverpool baru meraih enam kemenangan dari 15 laga yang telah dijalani.
Kehilangan Suarez seolah membuat Liverpool amnesia. Mereka lupa bagaimana caranya mencetak gol ke gawang lawan. Total, Liverpool hanya mencetak 19 gol dan kebobolan dengan jumlah yang sama. Catatan ini masih jauh dari apa yang dilakukan pemuncak klasemen, Chelsea, yang mencetak 34 gol. Dalam satu pertandingan di Liga Inggris, Liverpool maksimal hanya mencetak tiga gol. Mereka melakukannya tiga kali dalam pertandingan menghadapi Tottenham Hotspur, Queens Park Rangers, dan Leicester. Uniknya, tiga pertandingan tersebut dilakukan dalam partai tandang. Satu pertandingan sejatinya tidak bisa dijadikan acuan sebagai representasi penampilan Liverpool musim ini. Namun, setidaknya pertandingan tersebut memperlihatkan kebuntuan Liverpool dalam mencetak gol. Menghadapi Sunderland, Liverpool melakukan 15 attemps dengan hanya dua yang mengarah ke gawang. Hal paling mencolok adalah Liverpool kesulitan memborbardir lini pertahanan Sunderland yang dipenuhi pemain Sunderland. Sebanyak tujuh tendangan bahkan tidak sampai ke gawang karena berhasil ditahan. Kekacauan di lini depan Liverpool seolah sudah bisa ditebak. Mereka lebih dominan mengalirkan bola ke arah Raheem Sterling. Di sisi tersebut pula, pelatih Sunderland, Gus Poyet, mengganti Sebastian Larsson dan Adam Johnson dengan memasukkan Lee Cattermole dan William Buckley. Tujuannya? Untuk memperpanjang nafas dan stamina sisi kanan pertahanan Sunderland yang dibombardir Sterling. [caption id="attachment_166916" align="aligncenter" width="693"]
