Font size:
Persib Bandung akan menghadapi runner-up V-League, Liga Vietnam, Ha Noi T&T, dalam babak preliminary Liga Champions Asia (LCA). Jika kalah pada laga ini, juara Indonesia Super League (ISL) tersebut akan langsung tersingkir dan melanjutkan kiprahnya di kompetisi Asia Lainnya, AFC Cup.
Melihat prestasi pada beberapa tahun terakhir, Ha Noi jelaslah lawan tangguh. Berdiri tahun 2006, dua trofi V-League berhasil mereka rengkuh. Musim lalu mereka berkompetisi di AFC Cup, karena kalah dari Pune FC (India) pada babak play off LCA. Di AFC Cup, Ha Noi berhasil mencapai babak delapan besar. Dengan berkembangnya sepakbola Vietnam dalam beberapa tahun terakhir, membuat Persib tak begitu diunggulkan pada laga ini. Apalagi pertandingan yang dihelat pada 10 Februari 2015 ini berlangsung di stadion My Dinh, kandang Ha Noi T&T. Meskipun begitu, bukan berarti Persib tanpa peluang untuk memenangi pertandingan ini. Karena menilik peforma negatif Ha Noi beberapa pertandingan terakhir, kesempatan Persib untuk melenggang ke babak berikutnya masih cukup terbuka lebar. Kelemahan Ha Noi V-League telah berjalan tujuh pertandingan. Saat ini Ha Noi tertahan di peringkat ke-8 dari 14 kesebelasan yang berkompetisi. Poin yang dikumpulkan Ha Noi hanya sembilan dari hasil dua kali menang dan tiga kali seri. Dua kali pula Ha Noi pulang dengan tangan hampa. Pada pertandingan terakhirnya jelang melawan Persib, Ha Noi takluk di tangan Song Lam Nghe An dengan dua gol tanpa balas. Song Lam Nghe An sendiri merupakan kesebelasan yang musim lalu finish di urutan ke-4, dua strip di bawah Ha Noi. Dari tujuh pertandingan yang dilakoni Ha Noi, lini pertahanan skuat asuhan Phan Thanh Hung layak menjadi sorotan. 10 gol yang berhasil dicetak Nguyen Van Quyet ke gawang lawan, berbalas 10 gol yang bersarang ke gawang Ha Noi. Buruknya konsentrasi lini pertahanan Ha Noi harus bisa dimanfaatkan Persib. Lini pertahanan Ha Noi yang digalang Nguyen Van Bien ini kerap hilang konsentrasi pada menit-menit akhir pertandingan. Kami mencatat enam dari 10 gol yang bersarang ke gawang Ha Noi yang dijaga Duong Hong Son, tercipta di atas menit ke-80. Kelengahan lini pertahanan Ha Noi menjelang akhir pertandingan sangat terlihat kala menjamu QPK Quang Nam pada pekan ketiga. Sempat unggul dengan skor 4-1, sang tamu mencetak tiga gol pada periode 10 menit jelang laga usai. Skor 4-4 pun harus puas diterima Ha Noi. https://www.youtube.com/watch?v=nmf5yf4YANo Kelemahan Ha Noi lainnya adalah lini pertahanan yang lemah dalam mengantisipasi bola umpan silang. Dari 10 kemasukan, tujuh di antaranya berasal dari umpan silang, termasuk dua sepak pojok. Sisi kiri menjadi area terlemah dengan kemasukan lima gol, dan kanan dua gol. Salah satu faktor utama terciptanya gol dari kedua sisi ini karena kedua bek sayap Ha Noi begitu aktif dalam melakukan overlap. Kedua bek sayap ini menjadi pemain yang diinstruksikan untuk mengirimkan umpan-umpan silang karena Ha Noi menggunakan empat gelandang yang merapat ke tengah. Bagi Persib, serangan sayap merupakan skema yang diandalkannya pada musim lalu. Skema seperti ini perlu kembali diperagakan saat melawan Ha Noi. Jika M. Ridwan sudah sembuh dari cederanya dan siap tampil, ini tentunya akan memperbesar kans Persib untuk mencetak gol lewat skema umpan silang. Selain harus memanfaatkan serangan dari sayap, Persib pun bisa memanfaatkan permainan agresif yang ditampilkan Nguyen Quoc Long. Quoc Long saat ini sudah mengoleksi tiga kartu kuning dari enam penampilan. Pun begitu dengan penyerang asing mereka, Gonzalo Marronkle. Dari lima penampilan, ia sudah mengemas dua kartu kuning. Bahkan pada pertandingan terakhir Ha Noi, kalah dari Song Lam Nghe An, Gonzalo mendapat kartu merah langsung karena melakukan professional foul dengan menyikut wajah bek lawan. Jika Persib mampu memprovokasi keduanya, bukan tak mungkin keduanya akan bermain kasar. Tujuannya jelas agar wasit memberikannya kartu merah di mana unggul jumlah pemain akan memperbesar kans Persib untuk meraih kemenangan. Waspadai Nguyen Van Quyet Ha Noi tampaknya akan menggunakan formasi andalannya, yakni 4-3-1-2, saat menghadapi Persib. Gonzalo Marronkle dari Argentina dan penyerang naturalisasi asal Nigeria, Hoang Vu Samson, akan menjadi tumpuan Ha Noi di lini depan. Meskipun begitu, Nguyen Van Quyet-lah yang sejatinya harus diwaspadai oleh Persib Bandung. Van Quyet sendiri biasanya ditempatkan sebagai gelandang serang, di belakang duet Gonzalo dan Samson. Tiga gol dari tujuh pertandingan menjadi bukti bahwa meski berposisi sebagai gelandang, Van Quyet bisa memberikan ancaman dari lini kedua. Torehan golnya ini hanya kalah satu gol dari Samson yang menjadi pencetak gol terbanyak Ha Noi musim ini. Kualitas Van Quyet sendiri sejatinya sudah terlihat kala dirinya membela timnas Vietnam pada Piala AFF yang digelar akhir tahun lalu. Tak heran Ha Noi pun begitu mengandalkan kemampuan pemain berusia 23 tahun ini. Enam dari 10 gol yang berhasil diciptakan Ha Noi tercipta dari tengah, dan Van Quyet menyumbang tiga gol dari area ini. Kala Van Quyet mencetak gol, skema menyerang yang digunakan Ha Noi biasanya serangan bek sayap yang melakukan cut back pada Van Quyet. Van Quyet sering berdiri bebas karena fokus bek-bek lawan, khususnya bek tengah, akan teralihkan oleh pergerakan Gonzalo dan Samson. Maka sudah sewajarnya gelandang bertahan Persib nanti harus bisa mewaspadai dengan mempersempit ruang tembak Van Quyet. Selanjutnya: Apa yang Harus Dilakukan Persib? Apa yang Harus Dilakukan Persib? Berdasarkan data di atas, maka rasanya Ha Noi bukan kesebelasan yang terlalu sulit ditaklukkan oleh Persib. Jika Persib menyadari kelemahan-kelemahan Ha Noi ini dan mampu mengeksploitasinya dengan baik, menghadapi Seoul FC di fase berikutnya bukan hal yang mustahil. Bagaimana caranya? Pertama, Persib harus disiplin dalam memainkan garis pertahanan rendah. Ketika mendapatkan serangan, para pemain gelandang, duet gelandang bertahan dan pemain sayap, wajib membangun tembok pertahanan di dekat area kotak penalti. Persib harus bermain sabar pada laga ini. Menghadapi para pemain Vietnam yang memiliki kecepatan, Persib dianjurkan untuk tidak melakukan pressing agresif. Ketika lawan menguasai bola, para pemain Persib lebih baik merapatkan jarak antar pemain, empat di dalam kotak penalti, empat pemain lain di depan kotak penalti. Jika menggunakan garis pertahanan tinggi, Persib tak memiliki bek yang punya kecepatan untuk menandingi lini serang Vietnam. Garis pertahanan tinggi sendiri akan membuat jarak antara backfour Persib dan I Made Wirawan cukup jauh sehingga menimbulkan celah. Satu umpan terobosan berhasil bisa berakibat fatal bagi Persib. Memang, jika bermain seperti sabar Persib akan terus-menerus mendapatkan tekanan. Tapi di sinilah strategi untuk mengalahkan Ha Noi bisa berjalan. Skema serangan balik lewat sayap akan menjadi serangan yang efektif untuk membobol gawang Ha Noi. Permainan yang sabar dan melonggarkan tekanan ini pun bisa membuat para pemain Persib menghemat tenaga karena lebih sering menunggu datangnya serangan. Dengan begitu, stamina para pemainnya akan tetap terjaga. Ini akan menjadi keuntungan bagi Persib pada menit-ment akhir pertandingan. Karena seperti data di atas, Ha Noi rentan kebobolan pada 10 menit laga usai. Kedua, menumpuknya para pemain Persib di lini pertahanan seperti ini pun akan memaksa Ha Noi melepaskan umpan silang. Selain Persib memiliki Vladimir Vujovic dan Achmad Jufriyanto yang handal dalam duel udara, skema ini pun akan membuat skema cut back Ha Noi bisa dimentahkan karena terdapat dua gelandang yang menjaga area depan kotak penalti. Pemilihan dua gelandang bertahan pun harus dipikirkan masak-masak oleh coach Januar. Tapi untuk skema seperti ini, alangkah lebih baik Janur menurunkan Dedi Kusnandar dan M. Taufiq. Keduanya sangat baik dalam covering area. Visi yang dimiliki keduanya pun akan sangat menguntungkan Persib dalam melakukan serangan balik. maka idealnya, Persib bermain dengan formasi seperti di bawah ini: [caption id="attachment_171050" align="alignnone" width="362"] Formasi ideal Persib untuk melawan Ha Noi T&T[/caption] Tipikal Dedi dan Taufiq memang sangat berbeda dengan Hariono. Gelandang berambut gondrong ini bertipikal destroyer. Ia akan selalu berusaha merebut bola dari pemain lawan yang berada di dekatnya. Jangan sampai karena ‘ulah’-nya Ha Noi mendapatkan tendangan bebas di depan kotak penalti. Persib tentunya tak asing dengan skema ini. Permainan seperti ini beberapa kali mereka terapkan pada musim lalu kala menghadapi lawan yang cukup kuat. Misalnya saja saat bermain imbang dengan Arema Cronus pada putaran kedua. Kala itu, Persib bermain defensif dan terus menerus mendapat tekanan dari kubu tuan rumah, Arema. Namun ketika mendapatkan bola, Persib langsung mengirimkannya pada Ferdinand Sinaga yang standby di sisi kiri garis tengah lapangan. Dengan kecepatan yang dimilikinya, ia mampu mengobrak-abrik pertahanan Arema dan membuat Persib sempat unggul 2-0. Meski kini tak ada Ferdinand, mengandalkan Tantan pun bukan opsi yang buruk. Pemain bernomor 82 ini pun mampu menjaga staminanya selama 90 menit. Kemampuan Tantan dalam melewati pemain lawan pun cukup bisa diandalkan. Apalagi selama pramusim Tantan cukup produktif dengan mencetak lima gol. foto: sportskeeda.com