Font size:
Di perhelatan Indonesa Super League (ISL) musim 2014, Semen Padang menjadi salah satu kesebelasan yang cukup ditakuti bagi kesebelasan ISL lainnya. Meski tak banyak dihuni oleh pemain bintang, seperti Persebaya, Persib, atau Arema misalnya, tim berjuluk ‘Kabau Sirah’ ini mampu melaju hingga babak delapan besar.
Namun di dua turnamen pra musim, Piala Walikota dan SCM Cup, dalam rangka persiapan musim 2015, Semen Padang tampil sangat mengecewakan. Di Piala Walikota, Semen Padang hanya sanggup meraih predikat juara 3 setelah mengalahkan Pusamania Borneo dengan skor 2-0. Dan di turnamen Pra-Musim lainnya, Semen Padang tampil babak belur di SCM Cup. Anak asuh Jafri Sastra harus puas menjadi juru kunci di grup A dengan poin 0 dengan hanya mencetak 2 gol dan kemasukan 7 gol. Catatan buruk di Pra-Musim pun membuat Jafri Sastra terdepak sebagai pelatih kepala. Jafri pun merasa pemecatan cukup mengejutkan. Sebab, diungkapkannya, hasil buruk di pramusim seharusnya bisa menjadi bahan evaluasi. Dengan demikian, dapat tampil sesuai harapan di kompetisi ISL 2015. "Tapi, saya tetap bersyukur. Di sepak bola, antara gagal dan sukses itu beda-beda tipis. Dari kekalahan, kita bisa belajar. Di turnamen pramusim, saya coba rotasi pemain agar kekuatan kita tidak terbaca lawan di liga nanti. Tapi, manajemen sepertinya punya penilaian lain." Ungkap Jafri ketika mendapat kabar pemecatannya. Kekosongan di kursi pelatih pun membuat manajemen bertindak cepat dengan merekrut Nil Maizar sebagai pelatih kepala. Nil Maizar pun bukanlah orang yang asing dengan kesebelasan Kabau Sirah. Sebelumnya Nil pernah menunggangi Semen Padang di tahun 2010-2012. Ia pun sebelumnya juga pernah menjabat sebagai asisten pelatih di Semen Padang sejak 2005-2010. Berkat tangan dinginnya pun Semen Padang sudah tampil mengesankan. Dan hal ini pun kembali terlihat di minggu ke minggu setelah kembali menangani Semen Padang. Nil Maizar dengan cepat memperbaiki lini per lini di tubuh kesebelasan dalam setiap ajang uji coba yang di jalani. Di dua laga uji coba ke Pekanbaru dan Payakumbuh. Nil Maizar, mengatakan, telah melakukan evaluasi dari dua laga uji coba itu. Ia melihat dua hal utama yang berupa kerangka kesebelasan dan kerja sama tim. Dari segi kerja sama dalam permainan, Nil beranggapan jika hal itu telah terlihat membaik. Sedangkan dalam mengevaluasi kerangka kesebelasan, Nil juga beranggapan telah sesuai dengan yang ia kehendaki. Terkait perkembangannya ia berani mengambil resiko dengan melihat perkembangan kembali ketika kompetisi telah bergulir. Dan jika ada lini yang pincang, Nil akan mempertimbangkan untuk merekrut pemain baru. Lini Pertahanan Telah Solid namun Lini Depan Masih Tumpul Gagalnya Jafri Sastra dengan skuad rotasinya di pra-musim. Terutama lini belakang. Telah terselesaikan di tangan Nil. Dari empat laga uji coba terakhir yang dilakoni Semen Padang, mereka hanya kemasukan 2 gol. Perubahan memang dilakukan Nil pada lini pertahanan. Tapi, masalah baru justru muncul. Kali ini soal produktifitas. Dari empat pertandingan di bawah komando Nil, Semen Padang hanya mampu mencetak 5 gol dengan kualitas lawan yang sesungguhnya masih berada di bawah Kabau Sirah. Sebagian pendukung pun mulai berteriak soal kebutuhan akan penyerang asing. Sejauh ini selama uji coba, Nil rajin menduetkan Airlangga Sucipto dengan Nur Iskandar dalam formasi 4-4-2 yang menjadi andalan Nil. Di formasi itu pun raihan duet mereka baru menghasilkan 3 gol dan itu pun di ajang Piala Walikota Sumatra Selatan yang berakhir 21 Maret. Namun jika melihat hasil rekaman di kejuaraan tersebut, skuad Semen Padang tetaplah akan menjadi kesebelasan yang berbahaya. Sebab permasalahan yang terjadi di lini depan sebatas penyelesaian akhir. Duet Nur Iskandar dan Airlangga justru terlihat terus berkembang. [caption id="attachment_175515" align="aligncenter" width="570"]