Font size:
Sebagai pembuka, cobalah Anda googling "Indonesia soccer" pada mesin pencari Google, lalu klik Search tool dan pilihlah Past year. Maka kita bisa menemukan pemberitaan media asing (atau setidaknya yang berbahasa Inggris, tergantung keyword) tentang sepakbola Indonesia setidaknya pada setahun terakhir ini.
Selanjutnya, kita bisa menemukan seluruh berita negatif pada halaman pertama. Bahkan jika kita klik ke halaman-halaman berikutnya pun, kita masih akan lebih banyak menemukan borok daripada prestasi, atau setidaknya hal/berita netral saja sangat sedikit. Mulai dari kematian Akli Fairuz, kematian Diego Mendieta, tinju Pieter Rumaropen kepada wasit Muhaimin, sampai berita terbaru mengenai rusuh Divisi Utama di Solo serta "komedi" lima gol bunuh diri PSS Sleman vs PSIS Semarang, semuanya lengkap bocor ke seluruh dunia. Kita mungkin menertawai hal ini sekarang, tetapi tahukah bahwa ini akan berefek pada pandangan global seluruh masyarakat dunia, khususnya pencinta olahraga sepakbola, terhadap sepakbola Indonesia? Sungguh tragis. Dari Guardian, Daily Mail, 101greatgoals, Bleacher Report, CNN, dan lain-lain sudah pernah memuat berita negatif dari tanah air kita pada website mereka. Pada tragedi 5 gol bunuh diri yang terbaru saja misalnya, simaklah berita-berita berikut ini. "Indonesian teams under scrutiny after scoring five own goals" seperti yang ditulis Guardian, "5 own goals scored in the same match as both teams try to lose" seperti yang ditulis oleh Bleacher Report, sampai kepada judul yang tendensif seperti yang ditulis oleh 9News, "Indonesian soccer teams throw game to avoid playing mafia-backed club".