Font size:
Jika dibandingkan dengan personel generasi legendaris Manchester United, Class of 92, yang lain, nama Phil Neville seperti terpinggirkan. Selain memang berada dalam bayang-bayang sang kakak Gary yang mengunci pos bek kanan selama satu dekade dan sempat menjadi kapten tim, Neville pun bukan dikenal sebagai pemain MU, melainkan sebagai “Adik Gary Neville”. Kejam memang.
Bukan saja selalu kalah bersaing di posisi bek kiri yang membuatnya terkadang ditempatkan sebagai gelandang bertahan, prestasi Phil tidak sementereng pemain lain. Pada Final Liga Champions di Camp Nou pada 1999, Neville sama sekali tidak bermain (Scholes tidak bermain karena menjalani hukuman akumulasi kartu kuning). Pada akhirnya Neville pun hijrah ke Everton pada 2005. Hasil minor tersebut hanya terjadi ketika ia masih aktif bermain. Senin (30/11) petang waktu Spanyol, pria yang akrab disapa Fizzer ini secara resmi ditunjuk sebagai pelatih pelaksana tugas (caretaker) Valencia, menyusul mundurnya Nuno Espirito Santo dari kursi kepelatihan sehari sebelumnya. Penunjukan ini jelas menjadi kejutan bagi publik sepakbola. Fizzer yang sering terpinggirkan justru saat ini dipercaya untuk menangani sebuah kesebelasan, meskipun masih dalam status pelaksana tugas. Berbagai opini muncul, termasuk dari Guillem Balague, jurnalis pakar La Liga. “Jika dia berhasil memadukan seluruh pengalaman yang dia miliki, apalagi dirinya pernah ditangani oleh para pelatih hebat, dan apabila dirinya berhasil mengadaptasikannya dengan baik maka hal tersebut akan menjadi paduan yang bagus,” ujar Balague seperti yang diwartakan Sky Sports. Nada negatif justru muncul dari media sosial. Beberapa cuitan bernada sarkastik pun muncul seperti yang dirangkum dari independent berikut ini. [caption id="attachment_190061" align="alignnone" width="1200"]