Font size:
Sekilas, jika kita mengamati lewat pesawat televisi, benua Afrika terlihat sebagi surganya flora dan fauna. Alam yang terhampar luas menyimpan berbagai jutaan misteri. Namun, kehidupan masyarakat Afrika yang sebagian besar masih di bawah rata-rata tingkat kemakmuran membuat beberapa dari mereka menghalalkan segala cara demi meraup pundi-pundi uang. Termasuk mencuri atau menculik dengan modus meminta uang tebusan.
Apa kalian pernah ingat dengan kasus Christian Obodo pada 2012 lalu? Yap, Obodo yang saat itu menjadi pemain pinjaman Udinese, diculik sekelompok orang tak dikenal yang membawa senjata api di Delta State Warri, Nigeria. Bahkan saat itu sang penculik meminta tebusan sebesar 188 juta dolar Amerika Serikat kepada keluarga Obodo. Singkat cerita, Obodo berhasil dibebaskan dengan dengan campur tangan pihak kepolisian dan para pelaku berhasil diringkus.Kisah-kisah penculikan yang menimpa para pesepakbola pernah terjadi beberapa kali. Simak beberapa kisahnya disini:Messi Sang Penyelamat Orang Lain Kasus yang sama kini kembali terjadi di Nigeria, namun bukan pesepakbola yang menjadi korbannya, melainkan pesepakbola-lah yang justru menyelamatkan hidup korban tersebut. Santiago Lopez Menendez bukanlah nama pesepakbola. Ia hanya orang Argentina biasa yang bekerja sebagai pegawai di Flour Mills, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian di salah satu daerah pedalaman Nigeria. Santiago bekerja membantu para petani lokal dalam urusan menanam kedelai dan jagung demi perekonomian yang lebih baik. Perjalaanan rantaunya di negeri orang ternyata tak berjalan mulus. Malah secara naas ia disekap sekelompok penculik bersenjata yang membawanya kabur. Para pencuri tersebut berpikiran bahwa Santiago adalah orang Amerika Serikat dan pantas untuk diperas harta bendanya. Seperti layaknya kasus penculikan, Santiago disekap dan dijauhkan dari makanan, minuman dan dilarang beristirahat. Ia juga disiksa habis-habisan oleh sang penculik Nigeria tersebut. Santiago tidak pasrah begitu saja, ia mencoba meyakinkankan kepada sang penculik bahwa ia bukan orang Amerika Serikat seperti yang dipikirkan penculik. Namun, dengan keterbatasan bahasa dan kultur yang berbeda, hal tersebut sangat sulit. Santiago, yang asli dari Argentina, akhirnya menemukan secercah harapan ketika ia berteriak “Messi, Messi, Messi” kepada sang penculik. Ia melakukan hal tersebut berulang-ulang dan uniknya sang penculik tiba-tiba berhenti menganiayanya dan langsung terdiam. Sang penculik mulai memahami apa maksud dari teriakan “Messi” dari mulut Santiago. Si penculik mulai sadar bahwa korbannya sedang berusaha menjelaskan bahwa dirinya berasal dari negara yang sama dengan superstar Barcelona tersebut, bukan dari Amerika. Mungkin, sang penculik adalah penggemar sepakbola atau bahkan penggemar dari sang megabintang, Lionel Messi. Ia melepaskan tawanannya dan Santiago berhasil diselamatkan pihak yang bewajib. Perusahaan tempat kerjanya, Flour Mills, bersedia memberikan sejumlah uang tebusan yang diminta. Santiago selamat, dan di sisi lain, sang penculik pun mendapatkan uang. Kini, Santiago yang kondisinya masih lemah pasca penyekapan tersebut berada di kedutaan besar Argentina di Nigeria. Bersama saudara laki-laki dan kekasihnya, Santiago mengucapkan termakasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah menolongnya. Ia juga tak lupa mengucapkan terimakasih secara khusus untuk Lionel Messi lewat surat kabar Clarin; “Terimakasih Messi, namamu telah menyelamatkan hidupku,” ujarnya. [caption id="attachment_180718" align="alignnone" width="666"]

Gambar dan tulisan disadur dari eurosport.co.uk