Font size:
Suatu hari pada bulan Agustus, setelah kepastian memperkuat West Ham United, Dimitri Payet duduk di dalam Stadion Olympic yang sedang direnovasi dan melihat sekitaran area yang akan menjadi kandang klubnya mulai 2016. Rencana kepindahan klub berjuluk The Hammers tersebut dari Stadion Upton Park ke Olympic mendapat sambutan hangat bagi para pendukungnya, termasuk Payet yang akan menjadi salah satu bintang di stadion tersebut pada musim depan jika bertahan.
Kemudian Payet menjadi salah satu alasan pendukung West Ham rela membayar untuk hadir di Stadion. Penampilannya musim lalu bersama Marseille akan membuat banyak orang penasaran. Musim lalu ia membukukan 17 assist untuk Marseille dan tertinggi keempat di seluruh Eropa. Gelandang serang itu juga membuat 134 operan kunci melebihi Kevin De Bruyne, Eden Hazard dan Lionel Messi. Sekarang pun demikian. Payet hadir di skuat The Hammers sebagai pengatur permainan walau Raymond Domench, mantan Pelatih Prancis, menganggap jika Payet terlalu bagus jika bermain untuk West Ham dan mengkritiknya sebagai keputusan yang sembrono. Tapi Payet menunjukan kekuatan mentalnya yang pernah melewati masa-masa bengal. Dirinya punya masalah pada kedisiplinan dan pernah berkelahi dengan Blaise Matuidi ketika masih memperkuat Saint-Etienne pada 2010 Begitu juga dengan sering terlambat datang dalam sesi latihan Marseille. Tapi Marcelo Bielsa, mantan Pelatih Marseille, sering menghukumnya disertai pengembangan bakatnya agar lebih bersinar. Sehingga sekarang West Ham seharusnya menjadi klub yang semakin membuat Payet semakin dewasa. "Saya tidak menutupi jika saya pemain yang bagus. Saya cuma memulainya, tapi siapa yang bilang, suatu hari saya akan di tingkat Eric Cantona, David Ginola dan Thierry Henry," ketika diwawancara The Guardian tentang permulaan karirnya di Liga Inggris. Namun walau menampilkan permainan impresif bersama West Ham sejak awal musim, hal itu belum bisa memikat hati Didier Deschamps untuk memperkuat timnas Prancis. Padahal salah satu impiannya adalah bisa membela negaranya berbarengan dengan Karim Benzema. Hal tersebut dikeluhkan pada awal Oktober lalu ketika di Eropa sedang ramai membahas kualifikasi Euro 2016 Prancis. Kendati demikian, ia menegaskan tidak akan patah semangat dan akan menunjukan performanya lebih baik lagi bersama The Hammers di Liga Primer Inggris musim ini. Betul apa yang ditanamkan dari tekadnya itu sendiri. Usai ia mengeluhkan soal tim nasional kemudian ia bermain cemerlang ketika mengalahkan Crystal Palace di Selhurst Park pada 17 Oktober lalu. Bahkan para suporter West Ham yang hadir kemudian menyanyikan sebuah lagu untuknya tentang Payet lebih baik daripada Zinedine Zidane, legenda sepakbola Prancis. Sebelum menghadapi Chelsea pada pertandingan pekan ke-10 Liga Primer Inggris 2015/2016, Payet secara statistik hampir unggul segalanya dibanding Willian, Oscar dan Pedro Rodriguez. [caption id="attachment_187407" align="alignnone" width="725"]