Array
(
[article_data] => Array
(
[artikel_id] => 214798
[slug] => https://panditfootball.com/taktik/214798/PFB/220913/pratinjau-barcelona-vs-bayern-muenchen-pertarungan-possession-ball-dan-high-press
[judul] => Pratinjau Barcelona vs Bayern Muenchen: Pertarungan Possession Ball dan High Press
[isi] => Barcelona dan Bayern Muenchen akan bertemu di matchday kedua Liga Champions 2022/2023 pada Rabu, 13 September 2022. Kedua tim mampu menghasilkan tiga poin penuh di pertandingan pertamanya. Bayern menang dalam laga tandingannya ke Giuseppe Meazza dengan skor 2-0. Sementara Barcelona meraih kemenangan atas Viktoria Plzen dengan skor 5-1.
Pertemuan keduanya akan menjadi pembuktian pembelian pemain mereka. Bayern tidak terlalu banyak merombak skuadnya. Julian Nagelsmann hanya memboyong Sadio Mane (Liverpool), Ryan Gravenberch dan Noussair Mazroui (Ajax Amsterdam) serta Matthijs De Ligt (Juventus).
Di kubu Barcelona mereka mendapatkan banyak amunisi baru. Andreas Christensen dan Marcos Alonso (Chelsea), Jules Kounde (Sevilla), Franck Kessie (AC Milan), Rapinha (Leeds United), Hector Bellerin (Arsenal) dan Roberts Lewandowski (Bayern Muenchen).
Prediksi Formasi dan 11 Pemain Pertama
Barcelona (4-3-3)
Kiper : Ter Stegen
Belakang : Jordi Alba - Gerard Pique - Jules Kounde - Sergio Roberto
Tengah : Sergio Busquets - Frankie De Jong - Franck Kessie
Depan : Pedri - Robert Lewandowski - Ousmane Dembele
Bayern Muenchen (4-2-3-1)
Kiper : Manuel Neuer
Belakang : Alphonso Davies - Lucas Hernandez - De Ligt - Benjamin Pavard
Tengah : Marcel Sabitzer - Joshua Kimmich - Leroy Sane - Thomas Muller - Kingsley Coman
Depan : Sadio Mane
Menguatkan Lini Tengah Sebagai Kunci Permainan
Barcelona kemungkinan akan memasang komposisi pemain yang tidak jauh berbeda ketika melawan Viktoria Plzen. Memang, secara kualitas Viktoria Plzen dan Bayern Muenchen sangatlah berbeda. Xavi di pertandingan nanti butuh penguat di area tengah untuk bisa menguasai pertandingan.
Sergio Busquets adalah opsi untuk memperkuat lini tengah Barcelona. Jika ia dimainkan bersamaan dengan De Jong dan Franck Kessie, besar kemungkinan lini tengah Barcelona bisa dominan untuk menguasai permainan.
Peran Busquets jika bermain dengan kedua pemain tersebut akan lebih menjaga kedalam lini tengah juga sebagai pengatur tempo dan De Jong akan menjadi gelandang pengalir alur bola ke depan, sementara Franck Kessie bisa memerankan sebagai gelandang perusak serangan lawan.
Kala melawan Viktoria, Barcelona memainkan tiga pemain tengahnya yang diisi oleh Pedri - De Jong - Kessie. Jika Busquets bermain di tengah bersama De Jong dan Kessie, Pedri bisa saja dimainkan lebih ke depan di posisi yang sebelumnya diisi oleh Ansu Fati.
Menempatkan Pedri di sisi kiri bisa memberikan kreasi lain untuk lini serangan yang dilakukan oleh Barcelona. Xavi pernah memasangkan Pedri di area tersebut sebanyak empat kali dan mampu menyumbangkan satu gol.
Ketika Pedri berada di lebar lapangan, ia akan memiliki opsi untuk memulai serangan menyisir sisi lebar lapangan atau merangsek ke area tengah untuk mendapatkan ruang, dan melakukan kombinasi dengan pemain yang berada di area tengah.
Mesin gol baru Barcelona
Kehadiran Lewandowski di musim ini bisa menjadi daya gedor baru untuk Barcelona. Di pertandingan nanti, Lewandowski akan berjumpa Bayern Muenchen, tim yang pernah ia bela selama tujuh musim. Ini juga menjadi pembuktian bahwa Lewandowski itu “belum habis”.
Lewandowski bagaikan mesin gol baru bagi Barcelona. Pasca Xavi menangani Barcelona di pertengahan musim 2021/22, Barcelona memiliki penyerang tengah atau striker yang haus gol. Sebelumnya ada Aubameyang yang mencetak 12 gol dari 23 pertandingan di semua kompetisi. Dan kini, Lewandowski telah mengemas sembilan gol dari enam pertandingan di semua kompetisi.
Menekan di area lawan lalu menurunkan tempo permainan
Jika melihat dari pertandingan sebelumnya kala Bayern bertemu Inter Milan, mereka melakukan tekanan sejak bola masih berada di area pertahanan Inter. Seluruh pemain Bayern secara bersamaan akan menutup opsi passing dan melakukan pengawalan kepada pemain Inter untuk mempersempit pergerakan mereka.
Dan setelah berhasil mencuri bola dari pemain Inter, para pemain Bayern tidak terburu-buru untuk melakukan serangan, bola terlebih dahulu akan dialirkan ke lini pertahanan. Dari area inilah pola serangan akan dimulai.
Lini tengah Bayern memiliki peran yang besar terhadap kemenangannya di laga melawan Inter. Hak ini terlihat dari proses gol pertama yang dicetak oleh Leroy Sane yang menerima operan langsung dari Joshua Kimmich.
Baca Juga: Analisis Inter vs Bayern Muenchen: Koordinasi Lini Serang dan Versatility Kimmich
Pola penyerangan yang seperti ini kemungkinan akan mereka terapkan kembali kala bertemu Barcelona nanti. Bayern memiliki tiga pemain cepat di u jung tombak serangan, yaitu Sane, Mane, dan Kingsley Coman. Ketiga pemain tersebut memiliki mobilitas dan bergerak dengan dinamis. Kemudian didukung pula oleh Thomas yang berposisi di gelandang serang dan memiliki fungsi menyerang .
Seperti Sadio Mane akan turun untuk menjemput bola ke area tengah dan nantinya Muller yang masuk ke area yang ditinggalkan oleh Mane. Muller sebagai Raumdeuter memang kerap menemukan ruang yang terbuka untuk melakukan tendangan ke gawang. Saat bertemu Inter, ia berhasil melakukan tendangan sebanyak lima kali, tiga diantaranya on target dan dua lagi berhasil diblok oleh pemain Inter.
Barcelona perlu mengantisipasi tekanan yang dilakukan oleh barisan depan Bayern. Kombinasi operan pendek bisa menjadi pemecah tekanan yang dilakukan oleh Bayern. Hal tersebut dilakukan oleh para pemain Inter saat keluar dari tekanan Bayern dan berhasil mengalirkan bola ke lini depan.
Skuad asuhan Xavi ini sangat memungkinkan keluar dari situasi tersebut karena memiliki pemain tengah yang mampu melakukan operan yang baik, Busquets, Pedri, Kessie dan De Jong. Di laga melawan Viktoria, mereka rata-rata melalukan operan sukses lebih dari 80 kali operan. Belum lagi jika Busquets dipasangkan di lini tengah mereka. Hal itu menjadi modal awal mereka untuk bisa keluar dari tekanan Bayern.
Sorotan dalam laga ini adalah Lewandowski. Pertanyaannya, apakah sang pemain mampu membuktikan bahwa kepindahannya ke Barcelona ini bukan menjadi langkah yang salah. Dan mampukah kehebatannya dalam mencetak gol terjadi di pertandingan kali ini?
Head to Head
Dari lima pertemuan kedua tim di Liga Champions, Bayern Muenchen berhasil memenangkan empat kali pertandingan dan Barcelona hanya sanggup menang atas Bayern sebanyak satu kali saja.
09/12/2021 Bayern Muenchen (3) - (0) Barcelona
15/09/2021 Barcelona (0) - (3) Bayern Muenchen
15/08/2020 Barcelona (2) - (8) Bayern Muenchen
13/05/2015 Bayern Muenchen (3) - (2) Barcelona
07/05/2015 Barcelona (3) - (0) Bayern Muenchen
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/September%202022/FI%20Bayern%20BArca.jpeg
[tanggal] => 13 Sep 2022
[counter] => 997
[penulis] => redaksi
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/redaksi
[penulis_desc] => contact: redaksi[at]panditfootball.com
[penulis_initial] => RDK
[kategori_id] => 4
[kategori_name] => Taktik
[kategori_slug] => taktik
[kategori_url] => https://panditfootball.com/kategori/taktik
[user_url] => http://www.panditfootball.com
[user_fburl] =>
[user_twitterurl] =>
[user_googleurl] =>
[user_instagramurl] =>
)
[tags] => Array
(
[0] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 214798
[tag_id] => 39
[tag_name] => Bundesliga
[tag_slug] => bundesliga
[status_tag] =>
[hitung] => 266
)
[1] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 214798
[tag_id] => 351
[tag_name] => spanyol
[tag_slug] => spanyol
[status_tag] =>
[hitung] => 149
)
[2] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 214798
[tag_id] => 381
[tag_name] => bayern muenchen
[tag_slug] => bayern-muenchen
[status_tag] =>
[hitung] => 223
)
[3] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 214798
[tag_id] => 7665
[tag_name] => FC Barcelona
[tag_slug] => fc-barcelona
[status_tag] => 1
[hitung] =>
)
[4] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 214798
[tag_id] => 5921
[tag_name] => Julian Nagelsmann
[tag_slug] => julian-nagelsmann
[status_tag] =>
[hitung] => 10
)
[5] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 214798
[tag_id] => 6150
[tag_name] => Xavi Hernandez
[tag_slug] => xavi-hernandez
[status_tag] =>
[hitung] => 11
)
[6] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 214798
[tag_id] => 7020
[tag_name] => La Liga
[tag_slug] => la-liga
[status_tag] => 1
[hitung] => 317
)
[7] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 214798
[tag_id] => 8030
[tag_name] => UCL
[tag_slug] => ucl
[status_tag] => 1
[hitung] =>
)
[8] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 214798
[tag_id] => 10196
[tag_name] => UEFA Champions League
[tag_slug] => uefa-champions-league
[status_tag] => 1
[hitung] =>
)
)
[related_post] => Array
(
[0] => Array
(
[artikel_id] => 12176
[slug] => https://panditfootball.com/taktik/12176/PFB/140429/mourinho-atau-mounafik
[judul] => Mourinho atau Mounafik?
[isi] => Brendan Rodgers manajer Liverpool menyindir taktik Mourinho yang bermain bertahan dengan garis pertahanan dalam. Menurutnya Chelsea tidak hanya memarkir satu bus tetapi dua sekaligus.
Bukan special one namanya jika tak segera membalas komentar Rodgers. Mourinho langsung membantah bahwa tak ada yang salah dengan cara bermain anak asuhnya.
Pada pertandingan yang berkesudahan 0-2 untuk keunggulan Chelsea tersebut, Mou mengatakan bahwa The Blues tak bermain bertahan.
"Itu permainan bertahan? Saya sedikit bingung dengan apa yang media pikirkan soal permainan bertahan. Saat sebuah tim bertahan dengan baik Anda menyebutnya bermain bertahan. Saat sebuah tim bertahan dengan buruk dan kemasukan dua atau tiga gol, Anda sama sekali tidak menyinggung soal bermain bertahan," kata Mourinho di situs resmi Chelsea.
"Tim yang terbaik menang. Tim yang lebih layak meraihnya menang, sederhana. Itu pendapat saya," lanjut Mourinho.
Tidak ada fatwa haram memang bermain bertahan dengan sesekali mengandalkan serangan balik seperti yang diterapkan Chelsea. Namun melihat apa yang pernah ia lontarkan sebelumnya, hal tersebut menjadi terkesan hipokrisi.
Apalagi nyanyian boring ... boring... Chelsea... seharusnya sudah akrab di telinganya karena sering dikumandangkan pendukung tim lawan karena timnya juga sering bermain bertahan.
Musim ini ia pernah mengkritik habis - habisan West Ham karena timnya ditahan imbang tanpa gol di Stamford Bridge (30/1).
“Sebuah pertandingan sepak bola dimainkan dua tim dan dalam pertandingan ini hanya satu tim yang bermain dan tim yang lain tidak bermain." komentar Mourinho.
"Saya senang dengan kinerja para pemain saya. Mereka sudah mencoba segalanya. Penjaga gawang lawan banyak melakukan penyelamatan, namun mereka juga memiliki banyak pemain tanpa sarung tangan yang juga melakukan penyelamatan." sindir pria 51 tahun ini.
Saking jengkelnya ia juga mengatakan bahwa West Ham memainkan sepakbola abad 19. Komentar yang akhirnya justru dikritik kembali oleh seorang profesor di Inggris.
Sebenarnya bukan pertama kali Mou melakukan kritik terhadap tim yang bermain bertahan. Jauh sebelumnya saat baru bergabung ke Chelsea. Ia mengatakan bahwa Spurs yang waktu itu menahan imbang Chelsea tanpa gol memarkir bus di depan gawang.
Mourinho juga mengatakan bahwa ia kasihan kepada penonton yang sudah membayar mahal namun hanya menyaksikan satu tim yang bertanding.
Mantan kiper West Ham Shaka Hislop bahkan hingga berkicau di akun Twitternya untuk menyindir Mou dengan mengatakan: "Jika tim kecil bermain dengan tim besar dan bertahan itu adalah sepakbola abad 19. Tetapi jika tim besar melawan tim besar dan bertahan itu adalah taktik jenius".
(amp)
[gambar] => http://www.panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/04/Jose-Mourinho.jpg
[tanggal] => 29 Apr 2014
[counter] => 2.624
[penulis] => redaksi
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/redaksi
[penulis_desc] => contact: redaksi[at]panditfootball.com
[penulis_initial] => RDK
[kategori_id] => 4
[kategori_name] => Taktik
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/taktik
)
[1] => Array
(
[artikel_id] => 13953
[slug] => https://panditfootball.com/taktik/13953/PFB/140430/preview-chelsea-atletico-madrid
[judul] => [Preview] Chelsea - Atletico Madrid
[isi] => Hasil imbang 0-0 pada leg pertama antara Atletico Madrid melawan Chelsea cukup sudah membuat Jose Mourinho sedikit tersenyum. Hanya saja menjamu Atletico di Stamfford Bridge Chelsea tentu tak akan menerapkan ultra defensive seperti yang mereka peragakan pada leg pertama.
Akan ada banyak perubahan dalam skuat Mourinho nanti malam. John Terry dipastikan akan tampil setelah pada laga melawan Livepool diistirahatkan oleh Mou. Hadirnya Ivanovic akan mengembalikan Azpilicueta ke posisi semula sebagai fullback kiri. Asley Cole yang tampil kurang bagus pada leg pertama akan dibangku cadangkan.
Bermain didepan pendukungnya sendiri Chelsea akan bermain terbuka. Jika pada leg pertama Mou memilih memaikan 2 gelandag bertahan murni yaitu David Luiz dan John Obi Mikel, pada laga nanti malam Mou akan mencoba memasang Ramirez. Untuk menggedor barisan penyerangan, Hazard, Oscar, Eto'o dan William akan jadi andalan Mou.
Jika dilihat dari prediksi susunan line up yang ada, Chelsea akan total menyerang. Saat menghadapi Atletico dan Liverpool, Mourinho selalu memakai formasi 4-3-3 dengan menumpuk pemain gelandang bertipikal bertahan di tengah, pada laga dini hari nanti Mou akan kembali memakai 4-2-3-1 dan memaikan gelandang bertipikal menyerang. Mou sangat beruntung karena Atletico datang agak sedikit pincang akibat winger mereka Gabi mesti absen akibat akumulasi kartu kuning.
Absennya Gabi bukan masalah berarti bagi Simeone. Dari bocoran line up, Simeone datang ke London tidak dengan cara seperti yang dilakukan Mou saat ke Madrid. Simeone menjanjikan anak asuhnya akan bermain terbuka. Dari susunan line up, pos yang ditinggal Gabi akan diisi oleh Raul Garcia. Seperti diketahui pemain ini kerap di duetkan oleh Simeone di lini depan bersama Diego costa.
Pada barisan penyerangan peran Garcia kemungkinan akan ditempati oleh Diego yang posisinya Simeone naikan agak lebih tinggi. Pada poros bertahan di lini tengah, Simeone akan mempercayakan kepada Mario Suarez dan Tiago Mendez.
(wam)
[gambar] => http://www.panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/04/1888465_10152428710887259_739838135409424554_n.jpg
[tanggal] => 30 Apr 2014
[counter] => 2.194
[penulis] => redaksi
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/redaksi
[penulis_desc] => contact: redaksi[at]panditfootball.com
[penulis_initial] => RDK
[kategori_id] => 4
[kategori_name] => Taktik
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/taktik
)
)
[prev_post] => Array
(
[artikel_id] => 214797
[slug] => https://panditfootball.com/article/show/cerita/214797/PFB/220913/bagaimana-hindia-belanda-berkenalan-dengan-sepakbola
[judul] => Bagaimana Hindia Belanda Berkenalan dengan Sepakbola
[isi] => Kemunculan sepakbola di Hindia Belanda merupakan salah satu dari hasil hubungan kolonialisme Belanda dengan rakyat jajahan. Bumiputra mengenal sepakbola dari para Belanda yang mendirikan klub di beberapa wilayah.
Perkumpulan olahraga pertama di mana sepakbola menjadi bagian perkumpulan itu adalah Gymnastiek Vereeniging, yang berdiri pada 16 November 1887. Perkumpulan yang berdiri di Medan itu menampung olahraga sepakbola, kriket, tenis, sepeda, atletik, dan senam.
Tim pertama yang diperuntukkan khusus sebagai tim sepakbola baru muncul pada 1894. John Edgar, siswa HBS (Hollandsche Burgere School) membentuk tim sepakbola bernama Victoria di
Surabaya.
Di Surabaya, kemunculan Victoria (dan Sparta dalam perkembangannya) diikuti gelombang munculnya tim lain. Munculnya tim-tim baru memicu dibentuknya federasi sepakbola bernama Oost Java Voetbal Bond (OJVB) atau Federasi Sepakbola Jawa Timur. OJVB menggelar pertandingan setiap akhir pekan, yang pada akhirnya memunculkan kompetisi yang diadakan di Surabaya.
Batavia (Jakarta) meniru apa yang ada di Surabaya. Namun, karena di Batavia belum dibentuk federasi, kompetisi diadakan oleh sebuah surat kabar bernama Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie pada 1904. Kompetisi ini juga diikuti oleh tim Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputra (STOVIA). Berlangsung selama dua bulan, dari 17 Juli 1904 sampai 29 September 1904 - kompetisi ini disebut sebagai kompetisi pertama di Hindia Belanda (Berretty, 40 Jaar Voetbal in Nederlandsch-Indie 1894-1934).
Tren kompetisi ini juga menjalar ke berbagai daerah. Baru pada 1914, di Semarang, diadakan kompetisi antarkota dengan tajuk Koloniale Tentoonstelling (Pameran Kolonial). Namun, acara itu tidak hanya menggelar pertandingan sepakbola saja, melainkan juga memainkan pertandingan kriket dan mementaskan kelompok teater.
Memasuki abad 20, anak-anak Bumiputra mulai diperbolehkan masuk sekolah-sekolah yang sebelumnya hanya diperuntukkan bagi orang-orang Eropa. Tak hanya transfer pengetahuan saja yang terjadi, anak-anak Bumiputra itu bisa mengerti dan memainkan segala yang dimainkan oleh orang-orang Eropa, termasuk sepakbola.
Di kaki para anak sekolahan itulah sepakbola Indonesia berkembang. Klub-klub bermunculan, dan banyak yang masih memakai bahasa Belanda. Tujuh tim penggagas PSSI awalnya adalah klub-klub daerah yang beberapa di antaranya memakai nama dalam Bahasa Belanda.
Namun demikian, sepakbola juga berkembang di kalangan etnis Arab dan Tionghoa. Di Surabaya, misalnya, berdiri klub Annasher pada 1930. Beberapa tokoh Arab di Surabaya awalnya melarang orang-orang Arab untuk bermain sepak bola lantaran sepakbola adalah olahraga yang dimainkan orang-orang Eropa sehingga tak baik untuk ditiru, dan para pemainnya menggunakan celana pendek.
Pada 1932, Annasher menjadi anggota Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB), salah satu organisasi sepak bola terbesar di Hindia Belanda. NIVB dibentuk pada 1919, dan rutin mengadakan kompetisi antardaerah.
NIVB berkembang dengan bantuan aktif instansi Pemerintah Hindia Belanda serta mendapat sokongan secara penuh dari maskapai-maskapai Dagang Belanda dan sumbangan dana lainnya (RN Bayu Aji, 2020: 30) Keuntungan NIVB sebagai organisasi yang merepresentasikan kepentingan orang-orang Belanda adalah mereka juga mendapat fasilitas dan lapangan yang memadai.
Kelompok Tionghoa pun mempunyai federasi sepakbolanya sendiri, yaitu Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB). HNVB menyelenggarakan pertandingan antardaerah. Dalam perkembangan sepakbola di kalangan orang-orang Tionghoa, berdiri pula Chineese Voetbal Bond (CVB) pada 1924. CVB adalah alat politik bagi orang-orang Tionghoa untuk mensejajarkan diri dengan orang-orang Eropa. Sepakbola di masa kolonialisme memang tak bisa dilepaskan dari tujuan politis.
PSSI pun tak bisa lepas dari hal-hal di luar sepakbola. PSSI didukung oleh organisasi pergerakan, dan PSSI merupakan organisasi yang otonom, tidak berada dalam naungan NIVB. Pada 1933, PSSI dan NIVB menjalin kesepakatan untuk memantau bakat pemain-pemain muda. Dalam kerja sama itu, kedudukan PSSI dan NIVB (yang berganti menjadi NIVU), adalah setara.
Kesetaraan dalam kerja sama ini sangat berarti karena, sistem sosial Hindia Belanda menghendaki adanya tiga tingkat strata sosial. Golongan Belanda (dan Eropa pada umumnya), adalah golongan atas yang membedakan diri dengan golongan Timur Asing (Vreemde Osterlingen) dan Bumiputra.
Golongan Timur Asing diperhadapkan dengan golongan Bumiputra. Golongan Timur Asing terdiri dari orang-orang Tionghoa dan Arab, atau Asia secara umum. Tak jarang pula terjadi konflik antartokoh golongan Timur Asing, baik Tionghoa atau Arab.
Sedangkan golongan Bumiputra adalah golongan yang paling merasakan dampak buruk kolonialisme. Mereka menjadi budak di tanah mereka sendiri. Berkembangnya pendidikan membuat banyak anak bumiputra yang bisa mengakses ilmu-ilmu yang selama ini hanya bisa dinikmati oleh anak-anak Eropa.
Para tokoh pergerakan datang dari berbagai latar belakang pendidikan. Namun, dengan imaji nasionalisme yang berkembang di abad 20, mereka mencoba menyatukan pemikiran dan ide dari berbagai latar belakang itu menjadi satu. Sepakbola, lewat PSSI, adalah satu dari sekian cara yang ditempuh untuk mengenyahkan kolonialisme.
Para pengurus awal PSSI bukanlah orang yang seratus persen punya latar belakang sepakbola. Soeratin Sosrosoegondo, misalnya, sebagai ketua pertama PSSI. Soeratin adalah insinyur sipil dari Sekolah Teknik Tinggi Heckelenburg, Jerman.
Mereka lahir dari sekolah-sekolah yang bidangnya cukup jauh dari sepakbola. Dalam level ini, kita bisa menyebut kalau awalnya, Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (nama awal PSSI), adalah para amatiran.
Para “amatiran” ini menggelar kompetisi dengan meniru kompetisi yang sebelumnya sudah diadakan oleh orang-orang Eropa.
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/September%202022/FI-Sepakbola-Hindia-Belanda.jpeg
[tanggal] => 13 Sep 2022
[counter] => 1.553
[penulis] => Prasetyo Arienal
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/ArienalPandit
[penulis_desc] =>
[penulis_initial] =>
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
)
[next_post] => Array
(
[artikel_id] => 214799
[slug] => https://panditfootball.com/article/show/cerita/214799/PFB/220914/para-eksil-dan-sepakbola-kudeta-pinochet-dan-sepakbola-chili-bagian-3
[judul] => Para Eksil dan Sepakbola (Kudeta Pinochet dan Sepakbola Chili Bagian 3)
[isi] => Berkuasanya rezim militer pimpinan Pinochet menyebabkan ribuan rakyat Chili meninggalkan tanah airnya. Itu merupakan gelombang emigrasi terbesar dalam sejarah Chili. Negara tujuan mereka adalah negara tetangga seperti Argentina, Peru, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa.
Di tempat baru itu, mereka mencoba menemukan hidup mereka kembali di kantong-kantong pengungsian. Salah satu caranya adalah dengan bermain sepakbola.
Sekitar 2000 kepala keluarga mendapat suaka politik dari Britain’s Labour government. Di Inggris, tepatnya di London Selatan, ada sebuah tempat bernama Clapham Common. Tempat itu, seperti yang dipaparkan Chris Taylor dalam bab delapan buku The Beautiful Game: A Journey Through Latin American Football, merupakan rumah bagi Sepakbola Amerika Latin di London, di mana ada penduduk Chili, Kolombia, Peru, Bolivia, Ecuador, dan pemain dari negara Amerika Latin lain yang datang untuk bermain bola dan menemukan kembali identitas Amerika Latinnya.
Baca Juga: Bagaimana Chili Lolos Piala Dunia 1974 (Kudeta Pinochet dan Sepakbola Chili Bagian 2)
Di balik terbentuknya Clapham League bagi orang-orang Amerika Latin, ada seorang eksil Chili yang menganut paham komunis bernama Gaston Avalos. Pada 1980, Avalos pindah ke London dan mengorganisasi liga di kota itu. Sebelumnya, liga pernah dijalankan di Hence Selby, Yorkshire.
Gaston Avalos menjadi kunci berlangsungnya liga. Pedro Montiel, salah seorang pemain yang pernah membela tim Colo Colo (klub Clapham League yang meniru nama klub Chile), mengenang kiprah Gaston Avalos pada Chris Taylor.
“Gaston menjalankan seluruh liga, ditambah menjalankan tim, serta turnamen nasional di bulan Mei. Itu pekerjaan utamanya dan seluruh hidup dan energinya ia curahkan kepada itu semua. Tentu ini menjadi tidak adil untuk mengatakan bahwa ini pekerjaan Gaston semata: ini juga pekerjaan keluarganya dan semua orang.
Dia bisa menjalankannya dengan cara yang sangat khusus - seperti yang ia lakukan di Chili, di barrios yang menyedihkan, di mana liga dimainkan dalam sebuah cara khusus dipimpin oleh satu pemimpin (cacique) yang mengorganisir semuanya: tentang siapa yang bermain dan siapa yang mendapatkan hadiah, siapa yang mengorganisir partai dan ke mana uang dialirkan.
Tetapi tak ada orang yang berani menentang itu karena karena tugasnya memakan banyak waktu sehingga tak ada orang yang siap. Gaston akan berkata “Siapapun yang akan mengambil alih (pekerjaanku) baiklah, saya akan pulang dan melakukan hal yang lain.” Tapi nyatanya tak ada yang siap melakukannya. Bertahun-tahun Liga dijalan dengan cara seperti itu,” ujar Pedro.
Di London, tepatnya pada 6 Desember 1980, ada delapan tim yang mengikuti liga - yang didominasi oleh orang-orang asal Chili. Enam tim berasal dari Chile, satu tim campuran Chile-Uruguay, dan satu tim dari Kolombia.
Kaum buruh berperan besar dalam pengorganisasian solidaritas terhadap negara Chili. Selain itu, ada satu hal menarik, bahwa nama trofi yang diperebutkan berbeda-beda. Nama-nama yang digunakan merupakan nama tokoh yang mempunyai spirit yang sama dengan organisasi itu, seperti Primero de Mayo (1 Mei), Camilo Torres, Simon Bolivar (penentang penjajahan Spanyol), Bernardo O’Higgins (pemimpin kemerdekaan Chili), Nelson Mandela (presiden Afrika Selatan penentang apartheid), Gabriel Garcia Marquez (sastrawan asal Kolombia), Pablo Neruda (penyair Chili), serta Jose de San Martin (pemimpin kemerdekaan Argentina).
DI Glasgow, Skotlandia, pada akhir 1970-an, sebuah tim bernama Burnbank FC yang berlaga di lokal kabarnya akan dibubarkan. Ini menjadi kabar baik bagi para pengungsi Chili. Di antara para pengungsi Chili di Glasgow merupakan pemain yang profesional atau semi-profesional yang pernah bermain bersama di Argentina. Penjaga gawang tim itu, Rene Meza, menyebut bahwa orang-orang itu dapat membentuk tim Amerika Latin terbaik yang ada di Britania.
Sebagai salah satu tim yang anggotanya berasal dari luar penduduk Skotlandia, Burnbank FC cepat mendapat perhatian. Walikota Glasgow mengundang mereka setiap tahun untuk dilepas secara resmi sebelum mengikuti Latin American Championship yang saat itu digelar di Yorkshire.
Lambat laun, jumlah orang-orang Chili di Britania menurun seiring perkembangan politik di Chili. Pada 1990, tokoh sipil Patricio Aylwin terpilih menjadi presiden melalui pemilihan umum. Banyak orang Chili yang kembali ke negaranya. Di London, jumlah orang Chili menurun sejak peta politik Chili berubah, dari sekitar 12.000 menjadi hanya sekitar 1000. Di sisi lain, jumlah eksil Kolombia meningkat tajam.
Clapham Common kemudian menjadi tempat berkumpulnya warga Amerika Latin di Inggris. Muncul anekdot di kalangan orang-orang Amerika Latin, ‘kalau kamu terdampar di Eropa, segera cari jalan menuju Clapham Common untuk bertemu dengan orang senegaramu’. Dibanding orang-orang Kolombia, orang-orang Chili telah mendirikan liga dan dengan itu mampu mendefinisikan karakternya. Hal ini membuat orang-orang Kolombia termarjinalisasi.
Baca Juga: Ketika Stadion Nasional Dijadikan Penjara (Kudeta Pinochet dan Sepakbola Chile Bagian 1)
Inilah yang akhirnya menimbulkan perpecahan dalam liga pada 1989. Salah satu kelompok yang memisahkan diri dari liga yang diinisiasi Gaston Avalos adalah kelompok pimpinan Rene Meza. Pertengkaran di belakang layar antara para pimpinan itu tak bisa dipadamkan meski liga bersatu kembali. Gaston Avalos tetap menerbitkan buletin yang berisi statistik dan polemik, termasuk tentang apa yang ia sebut sebagai kudeta dalam kepemimpinan liga.
Orang-orang Chili yang berada di Inggris merupakan para eksil politik. Mereka menggunakan sepakbola untuk melakukan perlawanan kepada Pinochet. Dari sepakbola, terkumpullah dana untuk menyokong kelompok-kelompok perlawanan. Hal ini tidak ditemui pada para eksil Kolombia.
Menurut Rene Meza, orang-orang Kolombia tak pernah merasa bahwa ini adalah liga mereka. Mereka merasa diperlakukan tidak adil dengan banyaknya peraturan yang diterapkan pada mereka, namun hanya sedikit yang diterapkan pada orang-orang Chili. Dengan alasan itulah orang-orang Kolombia menggulirkan liganya sendiri, dan terwujud pada 1990. Tim yang berlaga di Liga Kolombia hanya diizinkan menggunakan maksimal tiga pemain non-Kolombia.
Menyusutnya jumlah eksil Chili dan bertambahnya eksil Kolombia di Inggris membuat citra para eksil Chili yang sangat berkaitan dengan politik sebagai perlawanan terhadap kediktatoran di negara mereka perlahan pudar dan digantikan oleh para eksil Kolombia yang membuka restoran dan klub salsa sebagai representasi kelas atas Amerika Latin.
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/2022/FI%20PINOCHET%203.jpeg
[tanggal] => 14 Sep 2022
[counter] => 828
[penulis] => Prasetyo Arienal
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/ArienalPandit
[penulis_desc] =>
[penulis_initial] =>
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
)
[categories] => Array
(
[0] => Array
(
[kategori_id] => 18
[kategori_name] => Editorial
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/editorial
[status] => 1
[counter] => 203
)
[1] => Array
(
[kategori_id] => 4969
[kategori_name] => Advetorial
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/advetorial
[status] => 1
[counter] => 46
)
[2] => Array
(
[kategori_id] => 6729
[kategori_name] => tentang
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/tentang
[status] => 1
[counter] => 0
)
[3] => Array
(
[kategori_id] => 334
[kategori_name] => Sains
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/sains-bola
[status] => 1
[counter] => 183
)
[4] => Array
(
[kategori_id] => 454
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
[status] => 1
[counter] => 613
)
[5] => Array
(
[kategori_id] => 6719
[kategori_name] => Terbaru
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/terbaru
[status] => 1
[counter] => 0
)
[6] => Array
(
[kategori_id] => 599
[kategori_name] => Berita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita
[status] => 1
[counter] => 3271
)
[7] => Array
(
[kategori_id] => 151
[kategori_name] => Fantasy Premier League
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/fpl-football-culture
[status] => 1
[counter] => 930
)
[8] => Array
(
[kategori_id] => 1385
[kategori_name] => Jadwal Siaran Televisi
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/jadwal-siaran-televisi
[status] => 1
[counter] => 2
)
[9] => Array
(
[kategori_id] => 3
[kategori_name] => Analisis
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/analisa-pertandingan
[status] => 1
[counter] => 1270
)
[10] => Array
(
[kategori_id] => 5
[kategori_name] => Football Culture
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/football-culture
[status] => 1
[counter] => 31
)
[11] => Array
(
[kategori_id] => 2049
[kategori_name] => Nasional
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/nasional
[status] => 1
[counter] => 87
)
[12] => Array
(
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
[status] => 1
[counter] => 3163
)
)
[populer_tag] => Array
(
[0] => stdClass Object
(
[tag_id] => 20
[tag_name] => EPL
[tag_slug] => epl
[status_tag] => 0
[hitung] => 1279
)
[1] => stdClass Object
(
[tag_id] => 7021
[tag_name] => Indonesia
[tag_slug] => indonesia
[status_tag] => 2
[hitung] => 867
)
[2] => stdClass Object
(
[tag_id] => 6143
[tag_name] => Manchester United
[tag_slug] => manchester-united
[status_tag] => 0
[hitung] => 639
)
[3] => stdClass Object
(
[tag_id] => 6502
[tag_name] => Liga Champions Eropa
[tag_slug] => liga-champions-eropa
[status_tag] => 0
[hitung] => 495
)
[4] => stdClass Object
(
[tag_id] => 63
[tag_name] => Chelsea
[tag_slug] => chelsea
[status_tag] =>
[hitung] => 479
)
[5] => stdClass Object
(
[tag_id] => 42
[tag_name] => Arsenal
[tag_slug] => arsenal
[status_tag] =>
[hitung] => 474
)
)
[populer_sidebar] => Array
(
[0] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/taktik/215443/PFB/240317/sekarang-thiago-motta-tidak-akan-diejek-lagi
[judul] => Sekarang, Thiago Motta Tidak Akan Diejek Lagi
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/2022/FI%20BOLOGNSA.jpeg
[tanggal] => 17 Mar 2024
[counter] => 7.470
)
[1] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/analisa-pertandingan/215427/PFB/240117/indonesia-vs-irak-mengapa-wasit-tidak-menganulir-gol-kedua-irak
[judul] => Indonesia vs Irak : Mengapa Wasit Tidak Menganulir Gol Kedua Irak
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FPL%202023-2024/WhatsApp%20Image%202024-01-16%20at%2010.26.01%20PM.jpeg
[tanggal] => 17 Jan 2024
[counter] => 5.399
)
[2] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/analisa-pertandingan/215442/PFB/240302/siapa-bisa-hentikan-inter-di-serie-a
[judul] => Siapa Bisa Hentikan Inter di Serie A?
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/2022/Italia/FI%20-%20Dominasi%20Inter.jpeg
[tanggal] => 02 Mar 2024
[counter] => 4.889
)
[3] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/cerita/215428/PFB/240117/eritrea-dan-kisah-pemain-yang-kabur-dari-negaranya
[judul] => Eritrea dan Kisah Pemain yang Kabur dari Negaranya
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/Afrika/FI%20ERITREA.jpeg
[tanggal] => 17 Jan 2024
[counter] => 1.911
)
)
[terbaru_sidebar] => Array
(
[0] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215481/PFB/240923/
[judul] => Penunjuk Jalan Menuju Panah Hijau di FPL
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20PENUNJUK%20JALAN.png
[tanggal] => 23 Sep 2024
[counter] => 277
[penulis] => panditsharing
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
)
[1] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215487/PFB/240918/
[judul] => Simulasi Pemain Timnas Jadi Aset FPL
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20SIMULASI%20PEMAIN%20TIMNAS%20JADI%20ASET%20FPL.png
[tanggal] => 18 Sep 2024
[counter] => 208
[penulis] => panditsharing
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
)
[2] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215482/PFB/240912/
[judul] => Kupas Misteri Naik Turun Harga Aset di FPL
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20HARGA%20ASET.png
[tanggal] => 12 Sep 2024
[counter] => 389
[penulis] => panditsharing
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
)
[3] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215480/PFB/240912/
[judul] => Dilema Kepemilikan Erling Haaland: Madu atau Racun?
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20HAALAND%20MADU%20ATAU%20RACUN.png
[tanggal] => 12 Sep 2024
[counter] => 618
[penulis] => panditsharing
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
)
)
[categories_with_count] => Array
(
[0] => Array
(
[kategori_id] => 18
[kategori_name] => Editorial
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/editorial
[status] => 1
[counter] => 203
)
[1] => Array
(
[kategori_id] => 4969
[kategori_name] => Advetorial
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/advetorial
[status] => 1
[counter] => 46
)
[2] => Array
(
[kategori_id] => 6729
[kategori_name] => tentang
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/tentang
[status] => 1
[counter] => 0
)
[3] => Array
(
[kategori_id] => 334
[kategori_name] => Sains
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/sains-bola
[status] => 1
[counter] => 183
)
[4] => Array
(
[kategori_id] => 454
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
[status] => 1
[counter] => 613
)
[5] => Array
(
[kategori_id] => 6719
[kategori_name] => Terbaru
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/terbaru
[status] => 1
[counter] => 0
)
[6] => Array
(
[kategori_id] => 599
[kategori_name] => Berita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita
[status] => 1
[counter] => 3271
)
[7] => Array
(
[kategori_id] => 151
[kategori_name] => Fantasy Premier League
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/fpl-football-culture
[status] => 1
[counter] => 930
)
[8] => Array
(
[kategori_id] => 1385
[kategori_name] => Jadwal Siaran Televisi
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/jadwal-siaran-televisi
[status] => 1
[counter] => 2
)
[9] => Array
(
[kategori_id] => 3
[kategori_name] => Analisis
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/analisa-pertandingan
[status] => 1
[counter] => 1270
)
[10] => Array
(
[kategori_id] => 5
[kategori_name] => Football Culture
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/football-culture
[status] => 1
[counter] => 31
)
[11] => Array
(
[kategori_id] => 2049
[kategori_name] => Nasional
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/nasional
[status] => 1
[counter] => 87
)
[12] => Array
(
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
[status] => 1
[counter] => 3163
)
)
[meta_title] => Pratinjau Barcelona vs Bayern Muenchen: Pertarungan Possession Ball dan High Press
[meta_desc] => Barcelona dan Bayern Muenchen akan bertemu di matchday kedua Liga Champions 2022/2023 pada Rabu, 13 September 2022. Kedua tim mampu menghasilkan tiga poin penuh di pertandingan pertamanya. Bayern...
[meta_keyword] => Bundesliga,spanyol,bayern muenchen,FC Barcelona,Julian Nagelsmann,Xavi Hernandez,La Liga,UCL,UEFA Champions League
[meta_image] => https://panditfootball.com/images/large/September%202022/FI%20Bayern%20BArca.jpeg
[meta_url] => https://panditfootball.com/taktik/214798/PFB/220913/xavi-hernandez
[js_custom_page] =>
[socmed_facebook] =>
[socmed_instagram] => Array
(
[id_option] => 26
[name_option] => socmed_instagram
[value_option] => https://www.instagram.com/panditfootball/
[desc_option] => @panditfootball
)
[socmed_youtube] => Array
(
[id_option] => 25
[name_option] => socmed_youtube
[value_option] => https://www.youtube.com/@pandit.football
[desc_option] => @pandit.football
)
[socmed_twitter] => Array
(
[id_option] => 24
[name_option] => socmed_twitter
[value_option] => https://x.com/panditfootball
[desc_option] => @panditfootball
)
)
1