Rafael Benitez, Philippe Coutinho, dan Penyesalan Terbesar Inter Milan

Rafael Benitez, Philippe Coutinho, dan Penyesalan Terbesar Inter Milan
Font size:

Philippe Coutinho resmi hijrah ke Barcelona. Pada Sabtu (6/1), akun Twitter resmi Barcelona sudah mengumumkan perekrutan gelandang asal Brasil tersebut. Transfer ini menjadikan Coutinho sebagai pemain termahal kedua di dunia karena Barca menebusnya dengan biaya 142 juta paun atau 160 juta euro.

Bagi Liverpool, kepergian Coutinho bisa disebut sebagai kehilangan yang besar. Karena sejak bergabung pada Januari 2013, gelandang yang kini berusia 25 tahun tersebut menjadi andalan lini tengah The Reds. Total 202 pertandingan ia mainkan selama lima tahun membela Liverpool.

Meski begitu, penjualan 142 juta paun yang menjadi mahar Barca dalam memboyong Coutinho merupakan keuntungan dari segi bisnis. Liverpool hanya mengeluarkan biaya 8,5 juta paun saat membelinya dari Inter. Terlebih lagi awalnya Coutinho tidak masuk dalam daftar pemain yang masuk dalam radar pemandu bakat Liverpool, atau bisa dibilang pembelian Coutinho dari Inter awalnya tidak direncanakan Liverpool.

Perekrutan Coutinho oleh Liverpool diinisiasi oleh manajer asal Spanyol, Rafael Benitez. Ketika itu Benitez memang bukan manajer Liverpool. Tapi kecintaannya terhadap Liverpool mendorongnya untuk menyarankan perekrutan pemain potensial, yaitu Coutinho. Benitez tahu betul kemampuan Coutinho karena ia pernah menukangi Inter pada 2010.

Sekitar awal tahun 2012, Benitez menelepon Frank McPartland, yang ketika itu menjadi kepala akademi Liverpool, untuk menceritakan tentang potensi besar Coutinho. Pelatih yang kini menukangi Newcastle United itu pun memberi tahu pada McPartland bahwa saat itu merupakan saat yang tepat untuk merekrut Coutinho karena kondisi keuangan Inter yang memungkinkan dilepasnya Coutinho.

McPartland pun langsung menghubungi Damien Comolli yang ketika itu menjabat sebagai direktur olahraga Liverpool sesuai dengan saran Benitez. Hanya saja keterbatasan dana transfer membuat Liverpool tak langsung melayangkan tawaran pada Inter. Meski begitu, karena Comolli percaya pada Benitez, ia menyuruh pemandu bakat Liverpool untuk terus memantaunya.

"Pada musim semi 2012, pemilik klub memberi tahu saya bahwa kami punya dana terbatas; 10 juta euro (8,8 juta paun) per pemain," kata Comolli pada ESPN. "Tapi saat itu juga kami hanya merekrut pemain-pemain yang berusia di bawah 21 tahun. Kemudian saya berkata pada pemandu bakat, `Coutinho jadi prioritas kita`, karena saat itu kami sedang mencari pemain sayap untuk menggantikan Dirk Kuyt. Ketika itu dia [Coutinho] tidak bisa dibeli karena sedang dipinjamkan ke Espanyol."

"Kami tidak tahu dia sebagus itu. Sulit untuk menyaksikannya bermain karena ia jarang bermain di Inter. Kami tahu dia bagus ketika Rafa [Benitez] mengatakan bahwa Coutinho bisa jadi pemain kelas dunia. Ketika seorang seperti Rafa bercerita tentang seorang pemain seperti itu, Anda harus meyakininya. Tapi saya kemudian dipecat, begitu juga dengan Kenny [Dalglish]."

Coutinho resmi menjadi milik Inter pada 2008 setelah dibeli dari Vasco da Gama dengan biaya 4 juta euro di usia 16 tahun. Akan tetapi karena ketika itu tidak boleh merekrut pemain di bawah usia 18 tahun, Coutinho tetap bersama Vasco da Gama sampai usianya 18 tahun, atau sampai 2010. Saat resmi berseragam Inter, saat itu pula Benitez ditunjuk sebagai pelatih Inter.

Coutinho saat diperkenalkan sebagai pemain baru Inter bersama Benitez (via: football5star)

Benitez cukup percaya pada kemampuan Coutinho. Dari 15 pekan Serie A berjalan, 10 kali Coutinho dimainkan Benitez meski beberapa kali hanya sebagai pengganti. Hanya saja Benitez dipecat pada akhir 2010 dan digantikan oleh Leonardo. Saat itulah kesempatan bermain Coutinho menipis dan mulai terpinggirkan. Begitu juga ketika Leonardo digantikan oleh Gian Piero Gasperini pada awal musim 2011/2012 dan Claudio Ranieri yang menggantikan Gasperini pada pekan keenam Serie A di musim yang sama.

Pada Januari 2012, Coutinho dipinjamkan ke Espanyol yang ketika itu dilatih oleh Mauricio Pochettino. Setengah musim bermain di La Liga, ia tampil cukup mengesankan dengan lima gol dari 16 penampilan. Pelatih asal Argentina itu pun berencana untuk mempermanenkannya pada musim panas 2012. Tetapi penunjukan pelatih baru membuat Inter menolak tawaran Espanyol, walau pada akhirnya Coutinho tetap tidak mendapatkan menit bermain yang banyak.

"Ketika dia [Coutinho] kembali dari peminjaman, Inter punya rencana baru," ujar direktur olahraga Inter, Piero Ausilio. "Kami berganti pelatih lagi. Gian Piero Gasperini datang, tapi diganti setelah tiga bulan (oleh Ranieri). Itu adalah masa sulit Inter, bukan hanya untuk Coutinho."

"Setelah satu tahun, dia tidak bermain reguler meski kami bisa melihat talentanya. Mungkin kami saat itu punya banyak pemain bertalenta yang membuatnya jarang dipilih, seperti Diego Milito, Wesley Sneijder, Antonio Cassano dan Rodrigo Palacio," tambah Ausilio.

Bersambung ke halaman berikutnya

Halaman kedua

Inter sendiri saat itu baru menunjuk Andrea Stramaccioni. Karena Stramaccioni saat itu pun tidak bisa memaksimalkan bakat Coutinho, saat itulah Liverpool datang untuk memboyong Coutinho dengan jaminan menit bermain lebih banyak dari pelatih mereka saat itu, Brendan Rodgers. Di saat yang sama, Inter butuh dana untuk memenuhi keinginan Stramaccioni mendatangkan pemain yang sesuai dengan skema bermainnya.

"Sejujurnya, saat itu Inter sedang punya rencana transfer yang berbeda. Apalagi kami baru memulai pembicaraan kami dengan calon pemilik baru," kata Ausilio. "Saat itu juga momen Inter dilatih pelatih muda, Andrea Stramaccioni. Kami harus menjual pemain untuk membeli pemain baru."

"Lantas kami punya kesempatan itu [menjual Coutinho], menjual seorang pemain yang tidak banyak bermain agar punya kesempatan membeli pemain yang lebih cocok dengan apa yang diinginkan pelatih. Akhirnya uang itu [penjualan Coutinho] kami investasikan untuk membeli [Mateo] Kovacic, pemain yang kami jual lagi dengan harga jauh lebih mahal," tutur Ausilio.

Coutinho ketika masih dilatih Stramaccioni (via: sonointerista)

Saat itu Inter memang sangat hati-hati dalam menyeimbangkan neraca transfer. Pada Januari 2013, ketika Liverpool memboyong Coutinho dengan harga 13 juta euro atau sekitar 8,5 juta paun, di saat yang sama, Inter membeli Kovacic dengan harga 11 juta euro (dijual ke Real Madrid dengan harga 31 juta euro pada 2015. Mereka juga menjual Sneijder dan Marko Livaja untuk kemudian membeli Ezequiel Schelotto, Zdravko Kuzmanovic dan Tommaso Rocchi (serta meminjam Pablo Carrizo yang disertai biaya transfer 250 ribu euro). 

Bagi Inter, penjualan Coutinho juga berarti dana tambahan untuk pembelian Mauro Icardi. Icardi yang kini menjadi ujung tombak sekaligus kapten Inter memang baru bergabung dengan Nerazzuri enam bulan setelah penjualan Coutinho (Juli 2013), tapi kesepakatan transfer tersebut sudah terjadi pada Januari 2013. 

"Kami juga saat itu sudah menyelesaikan perekrutan Mauro Icardi dari Sampdoria, tapi bisa dibilang uang dari penjualan Coutinho sebenarnya membuat kami bisa mendatangkan Kovacic dan tambahan untuk merekrut Icardi juga," beber Ausilio.

Inter bisa mendapatkan uang yang banyak dalam penjualan Kovacic juga mendapatkan pemain seperti Icardi berkat penjualan Coutinho. Walau begitu, penjualan Coutinho tetap menjadi penyesalan terbesar Inter, khususnya Ausilio. Ia pun berharap pemain kelahiran Rio de Janeiro tersebut suatu saat bisa kembali membela Inter. 

"Itu adalah penyesalan terbesar saya karena menjualnya, mungkin penyesalan terbesar saya dalam 20 tahun di Inter. Ketika dia di sini [di Inter], dia langsung menunjukkan kehebatannya. Dia juga serius dan selalu ingin meningkatkan kemampuannya, seperti yang kita lihat ia bisa hebat seperti sekarang."

"Saya yakin, (jika bermain di Inter) dengan kemampuannya saat ini, dia akan bermain reguler, memainkan semua laga kami, dan mendapatkan kesuksesan seperti yang ia dapat di Liverpool. Berbeda ketika dulu ketika secara fisik ia belum siap dan ia masih harus belajar sepakbola yang berbeda di sini."

"Karier Coutinho dimulai dari sini, berkat kami. Dia ketika itu di timnas Brasil U-17 bersama Neymar dan Lucas Moura, jadi kami melakukan hal yang besar bisa merekrut pemain bertalenta seperti dia. Sekarang kami punya pemilik yang luar biasa (untuk membeli Coutinho), hanya saja Financial Fair Play masih memengaruhi finansial kami. Jadi bukan tidak mungkin di masa depan ia akan mengakhiri kariernya di sini, di Inter. Itu menjadi sesuatu yang selalu kami harapkan," tutup Ausilio.

fitur image: holabuzz


Sebagian besar tulisan ini disadur dari tulisan di espn.com berjudul "Liverpool`s Philippe Coutinho makes Inter Milan regrets his transfer in 2013" dengan sejumlah perubahan.

 

Kerendahan Hati Adalah Kunci Sukses Mesir Lolos ke Piala Dunia 2018
Artikel sebelumnya Kerendahan Hati Adalah Kunci Sukses Mesir Lolos ke Piala Dunia 2018
Diego Costa Dikartu Merah karena Terlalu Gembira
Artikel selanjutnya Diego Costa Dikartu Merah karena Terlalu Gembira
Artikel Terkait