Array
(
[article_data] => Array
(
[artikel_id] => 212614
[slug] => https://panditfootball.com/cerita/212614/PFB/190130/giliran-qatar-menertawakan-dunia
[judul] => Giliran Qatar Menertawakan Dunia
[isi] => Panggung utama Piala Asia 2019 sudah terbentuk. Zayed Sport City Stadium akan menjadi saksi bisu partai puncak; Jepang melawan Qatar. Keberhasilan Jepang mencapai final Piala Asia 2019 bukanlah kejutan. Menempati peringkat ke-50 dunia (Per Desember 2018), Tim Samurai Biru merupakan salah satu unggulan dalam turnamen ini. Hal itu juga diutarakan oleh kepala pelatih Iran, Carlos Queiroz.
"Beban untuk memenangi turnamen ini ada di pundak Australia, Jepang, dan Korea Selatan," kata Queiroz. Di bawah arahannya, Iran adalah negara Asia dengan peringkat FIFA tertinggi sejak Agustus 2018. Dirinya masih merendah dan menjagokan Jepang.
Bermodalkan pengalaman tiga kali juara Piala Asia (2000, 2004, 2011), wajar jika Jepang menjadi unggulan dan lolos ke final. Tapi Qatar, lawan mereka di partai puncak tidak memiliki reputasi yang sama.
Sebelum Piala Asia 2019, Qatar tidak pernah lolos ke semi-final turnamen ini sepanjang sejarah mereka. Pengalaman Qatar di kancah internasional juga tergolong minim dengan status tuan rumah menjadi satu-satunya alasan mereka lolos ke Piala Dunia 2022. Itu pun diwarnai berbagai kontroversi.
Lolos ke Piala Asia setelah menjuarai Grup C di fase kualifikasi, Qatar tergabung dengan lawan-lawan yang cukup berat. Korea Utara, Lebanon, dan Arab Saudi. Arab Saudi dua kali mencapai final Piala Asia dalam 20 tahun terakhir, mereka juga tampil di Piala Dunia 2018. Memiliki tiga gelar juara Piala Asia, Arab Saudi terakhir kali mengangkat trofi tersebut di Uni Emirat Arab (1996).
Lebanon berada di atas Qatar dalam urusan peringkat FIFA (81 berbanding 93). Korea Utara yang menduduki peringkat 109 FIFA sudah memiliki pengalaman di Piala Dunia dan dibela talenta seperti Han Kwang-Song yang bermain untuk Perugia di Serie-B, Italia. Pemain Qatar yang mungkin selevel dengan Han hanyalah Akhram Afif. Mantan pemain Sporting Gijon yang pernah sembilan kali main di La Liga. Ia berstatus pemain Villarreal tapi belum pernah main untuk Yellow Submarines dan sedang dipinjamkan ke Al Sadd.
Begitu tidak diunggulkan, Daily Mail sampai menyebut Qatar sebagai kesebelasan paria -kasta terendah dalam struktur Hindu-. Meski demikian, Qatar tetap berhasil melaju hingga partai puncak. Bukan sekedar melaju ke final, Qatar sampai di puncak turnamen sebagai kesebelasan paling produktif dengan 16 gol dari enam pertandingan. Terakhir anak-anak asuh Felix Sanchez Bas menghabisi Uni Emirat Arab dengan skor 4-0.
Nama Saad Al Sheeb, Almoez Ali, dan Afif memuncaki peringkat pencapaian individu. Al Sheeb menjaga gawang Qatar bersih sejak pertandingan pertama melawan Lebanon. Akhram Afif merupakan pemain dengan jumlah asis terbanyak (8), sesuatu yang hampir mustahil dikejar pemain Jepang, Takumi Minamino (3). Sebanyak empat dari umpan Afif itu diselesaikan oleh Almoez Ali yang merupakan pemain paling subur selama turnamen dengan delapan gol.
Almoez Ali sudah mencatat berbagai rekor melalui Piala Asia 2019. Setelah menghabisi Korea Utara, Ali menjadi pemain yang berhasil mencetak empat gol dalam waktu tercepat (51`), mengalahkan mantan penyerang Bahrain, Ismaeel Abdullatif (61`). Ali juga menjadi pemain pertama yang berhasil mencetak delapan gol di Piala Asia sejak legenda Arab Saudi [ralat: Iran], Ali Daei melakukannya di 1996.
Almoez Ali begitu tajam, sampai-sampai membuat penonton naik darah dan melempar sandal ke arahnya. Entah karena Ali terlalu tajam atau tensi politik antara Qatar dan Uni Emirat Arab begitu tinggi sehingga menciptakan drama.
Dengan kehadiran Al Sheeb di bawah mistar, Akhram Afif sebagai kreator serangan, dan Almoez Ali di depan, Qatar terlihat menjanjikan untuk Piala Dunia 2022. "Semua kesebelasan yang tampil di sini ingin juara. Qatar tidak berbeda," kata Felix Sanchez saat ditanya soal target tim asuhannya di Piala Asia 2019.
Sanchez tahu menjadi juara tidak akan mudah, lagipula itu bukan target utamanya di turnamen ini. Prioritas Felix Sanchez di Piala Asia 2019 adalah membuktikan kualitas Qatar pada Asia dan dunia. "Kami mau membuktikan bahwa Qatar bisa sejajar dan berkompetisi dengan semua negara Asia. Ini adalah persiapan kami menuju Piala Dunia," katanya.
Melangkah hingga ke partai final, Qatar seharusnya sudah bisa meyakinkan berbagai pihak. Rahasia kesuksesan mereka bukanlah uang dari pemilik Paris Saint-Germain ataupun kolusi antara negara-negara tetangga. Kunci sukses anak-anak asuh Felix Sanchez hanya dua hal sederhana.
Pertama: adaptasi.
Sanchez tidak pernah melihat terlalu jauh ke depan selama Piala Asia 2019. Ia menyesuaikan pola permainannya dengan lawan yang akan dihadapi. "Kami akan fokus menghadapi pertandingan secara peralahan. Setiap tim memberikan tantangan. Hal yang dapat kami jaga adalah performa, tekad, dan kebugaran pemain," kata Sanchez.
Alhasil selama enam pertandingan menuju final, Sanchez bentuk anak-anak asuhnya dengan tiga pola berbeda: 4-2-3-1 sebagai sistem utama. Mengandalkan jarak antar lini yang dekat untuk menutup ruang lawan. Saat melawan Arab Saudi yang lebih fokus menyerang dari tengah, Qatar menggunakan 3-5-2. Sementara itu saat bertemu Iraq yang mengandalkan sisi lapangan, mereka mengimbanginya dengan 4-3-3.
Rahasia kedua dari kesuksesan Qatar di Piala Asia 2019: hubungan antar pemain.
"Afif dan Ali sudah mengenal satu sama lain sejak kecil. Afif tahu apa yang tidak disukai dan digemari Ali. Begitu juga sebaliknya," ungkap bek Qatar, Bassam Al-Rawi. Sanchez sendiri sudah mengikuti karir keduanya sejak masih berusia 9-10 tahun di Aspire Academy. Belasan tahun kemudian, proyek jangka panjang itu akhirnya berbuah hasil.
Untuk sementara, Qatar bisa melupakan isu suap dari pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022, atau cap buruk seperti ingin hanya mencari keuntungan dari sepakbola yang selama ini diberikan pada mereka. Menang atau kalah di final melawan Jepang, Qatar boleh menertawakan keraguan dunia atas diri mereka.
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/Champions%20dan%20Europa/QatarAFCASian.jpg
[tanggal] => 30 Jan 2019
[counter] => 11.274
[penulis] => Adrie
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/large/2022/Agustus%202022/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/adrieedu
[penulis_desc] =>
[penulis_initial] =>
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => cerita
[kategori_url] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
[user_url] =>
[user_fburl] =>
[user_twitterurl] =>
[user_googleurl] =>
[user_instagramurl] =>
)
[tags] => Array
(
[0] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 212614
[tag_id] => 343
[tag_name] => jepang
[tag_slug] => jepang
[status_tag] =>
[hitung] => 43
)
[1] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 212614
[tag_id] => 371
[tag_name] => piala asia
[tag_slug] => piala-asia
[status_tag] =>
[hitung] => 25
)
[2] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 212614
[tag_id] => 385
[tag_name] => qatar
[tag_slug] => qatar
[status_tag] =>
[hitung] => 14
)
[3] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 212614
[tag_id] => 1011
[tag_name] => Villarreal
[tag_slug] => villarreal
[status_tag] =>
[hitung] => 24
)
[4] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 212614
[tag_id] => 4437
[tag_name] => Al Sadd
[tag_slug] => al-sadd
[status_tag] =>
[hitung] => 6
)
[5] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 212614
[tag_id] => 12125
[tag_name] => Piala Asia 2019
[tag_slug] => piala-asia-2019
[status_tag] => 1
[hitung] =>
)
[6] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 212614
[tag_id] => 12486
[tag_name] => Saad Al Sheeb
[tag_slug] => saad-al-sheeb
[status_tag] => 1
[hitung] =>
)
[7] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 212614
[tag_id] => 12487
[tag_name] => Almoez Ali
[tag_slug] => almoez-ali
[status_tag] => 1
[hitung] =>
)
[8] => stdClass Object
(
[artikel_id] => 212614
[tag_id] => 12488
[tag_name] => Akhram Afif
[tag_slug] => akhram-afif
[status_tag] => 1
[hitung] =>
)
)
[related_post] => Array
(
[0] => Array
(
[artikel_id] => 4236
[slug] => https://panditfootball.com/cerita/4236/PFB/140411/bocah-kolombia-ini-menangis-terharu-saat-bertemu-falcao
[judul] => Bocah Kolombia Ini Menangis Terharu Saat Bertemu Falcao
[isi] => Falcao memang masih diragukan untuk tampil di Piala Dunia nanti, terkait cedera ligamen yang dideritanya. Striker tim nasional Kolombia tersebut cedera saat membela Monaco di Liga Prancis.
Meski masih menjalani terapi agar mempercepat penyembuhan lututnya di kota Madrid, Falcao masih menyempatkan diri bertemu penggermarnya.
Bocah asal Bogota Kolombia yang akhirnya berhasil bertemu dengannya memang bukan sembarangan, melainkan penggemar berat yang memiliki lebih dari 130 foto dan kliping koran terpajang di dinding kamarnya.
Berkat bantuan Revel Foundation, bocah 13 tahun bernama Michael Steven akhirnya meledak tangisnya saat bertemu langsung dengan sang idola. Kerasnya tangis seru sempat membuat heran anak - anak lain yang memang juga berkesempatan bertemu dengan El Tigre.
Pada akhir pertemuan tersebut Steven juga sempat memegang lutut Falcao sambil mendoakan agar dirinya dapat sembuh dengan cepat. Steven berharap agar di Piala Dunia nanti negaranya Kolombia dapat diperkuat mantan striker Atletico Madrid tersebut.
Falcao memang belum dapat dipastikan pulih total saat Piala Dunia nanti. Namun dokter yang menanganinya, Jose Carlos Noronha optimis kesembuhan Falcao dapat terjadi lebih cepat.
Get well soon El Tigre!
[video id="SHYpZoNLV9o" site="youtube"][/video]
(amp)
[gambar] => http://www.panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/04/falcao.jpg
[tanggal] => 11 Apr 2014
[counter] => 2.619
[penulis] => PanditFootball
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/PanditFootball
[penulis_desc] => Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis sepakbola, baik Indonesia maupun dunia. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pertandingan, taktik dan strategi, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya. Keragaman latar belakang dan disiplin ilmu para analis memungkinkan PFI untuk juga mengamati aspek kultur, sosial, ekonomi dan politik dari sepakbola. Akun twitter: @panditfootball contact: redaksi@panditfootball.com
[penulis_initial] => PND
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
)
[1] => Array
(
[artikel_id] => 1930
[slug] => https://panditfootball.com/cerita/1930/PFB/140201/kisah-bir-dan-sepakbola-ala-papua
[judul] => Kisah Bir dan Sepakbola ala Papua
[isi] => Oleh: Paul Cumming
"Pak Paul! Pak Paul!" Terdengar teriakan keras dari lantai atas sebuah hotel di Bekasi. Mulanya saya masih mengabaikan teriakan itu. Tapi intonasi teriakan itu membuat saya sedikit panik. Lalu terdengar lagi teriakan yang lebih jelas: "Pak Paul! Adolof, Pak Paul!"
"Hah Adolof?" Saya baru sadar. Di depan seluruh pemain Perseman Manokwari yang sedang bersiap-siap berangkat ke stadion, ternyata ada satu pemain yang belum muncul. Pemain itu adalah Adolof Kabo. Saya refleks memijit-mijit kening sembari bergumam: "Aduh Adolof!"
Adolof Kabo adalah pemain kunci Perseman Manokwari saat saya melatih di sana pada 1984-1986. Sebagai seorang striker, dia penyerang yang gol-golnya amat dibutuhkan. Tapi Kabo bukan sekadar goal-getter, dia juga nyawa tim. Dengan skill individunya, yang kadang kala membuatnya terlihat egois, Kabo sering meneror pertahanan lawan seorang diri. Bersama partnernya di lini depan, Elly Rumaropen, dan pemain tengah Yonas Sawor, Kabo bisa sangat percaya diri mengobrak-abrik pertahanan lawan. Nama-nama inilah yang berhasil membawa Perseman sampai ke grand-final Divisi Utama Perserikatan 1986 menghadapi Persib Bandung.
Maka ketika saya sadar Adolof tak terlihat bersama rekan-rekannya, ditambah teriakan panik dari lantai atas, saya merasa gelisah bukan main. Padahal sebentar lagi kami harus berangat ke stadion Bekasi untuk berjuang mati-matian melawan Perseden Denpasar. Pertandingan itu amat menentukan bagi kami untuk lolos ke Empat Besar Divisi Satu 1984 yang akan digelar Bandung.
"Aduh, Adolof ini kemana, yah?"
"Mungkin dia masih di warung?" salah seorang pembantu umum (kitman) mencoba menenangkan saya. Setelah ditunggu beberapa menit, Adolf tak kunjung datang. Imbasnya saya pun berkeringat dingin.
"Cari dia! Cepat! Cepat! Cepat! Tidak ada waktu lagi!," teriakan saya menyentak seluruh ruangan. Dua orang pembantu umum yang terlihat kebingungan langsung berlari keluar mencari Adolof ke warung-warung terdekat.
Beberapa menit kemudian mereka berhasil menemukan Adolof. Degup jantung saya pun sedikit mereda. Syukurlah! Tapi kegugupan saya belum hilang karena Adolof tiba dengan dipapah dua pembantu umum. Adolof berjalan sempoyongan. "Duh ternyata dia mabuk!" keluh saya dalam hati.
Lantas tiba-tiba dia langsung memeluk saya. "Saya minta maaf Paul, saya baru habis sepuluh botol besar," ucap Adolof sambil meringis dengan air mata berlinang. Tampaknya dia merasa sangat bersalah.
"Adolof masih bisa main?" saya tanya dia baik-baik.
"Bisa, Paul. Walaupun saya mabuk saya janji cetak gol dan kita akan menang dan saya janji saya tidak akan minum lagi sampai kita juara di Bandung!"
"Okay Adolof. Saya percaya sama Adolof. Sekarang cepat pakai kostum karena kami menunggu Adolof untuk ikut doa sebelum ke lapangan,"
Sampai ke stadion Adolof masih loyo, langkahnya masih gontai. Dia masih belum memisahkan dunia nyata dengan alam bawah sadarnya. Waktu pemanasan dia malah sempat dua kali jatuh terpeleset membuat orang terheran-heran melihatnya. Saya sedikit ragu kepada dia, tapi saya percaya janji Adolof pada saya. Karena itulah saya pasang dia sebagai starter. Intinya dia harus berjuang dari awal.
Degup jantung saya mengencang sepanjang pertandingan, terutama saat melihat Adolof Kabo di lapangan. Duh! Masalahnya selama pertandingan dia berlari agak miring dan oleng sempoyongan. Tanpa di-tekel atau di-body charge lawan pun Adolof beberapa kali jatuh karena keseimbangannya yang setengah sadar.
Tetapi siapa sangka tiba-tiba dia mencetak gol yang sangat spektakuler lewat shooting jarak jauh dari jarak 30 meter. Kami pun menang 1-0 hingga bisa lolos ke 4 Besar di Bandung. Kejadian ini tak pernah saya lupakan, karena baru pertama kalinya saya lihat orang setengah sadar bisa cetak gol.
Cerita kemudian berlanjut di Bandung. Sampai ke Bandung saya sangat kecewa karena oleh panitia kami dan tiga tim lainnya ditempatkan dalam satu barak militer yang sama. Saya langsung melarang pemain turun dari bus. PS Bengkulu juga menolak tinggal di komplek militer itu dan memilih sebuah hotel yg sangat mewah.
Panitia marah-marah kepada saya, tetapi saya jelaskan kalau tim saya dari PSAD (Persatuan Sepakbola Angkatan darat) saya pasti setuju di situ, tapi kami tim bola sipil bukan militer. Mendengar alasan itu mereka panggil saya "Cowboy Cumming" .
Saya tak peduli omelan itu karena sesuai dengan prinsip saya kalau sebuah tim mau berhasil harus dalam keadaan gembira. Tinggal di barak militer, kami tentu tak akan gembira. Beruntung akhirnya kami dapat tempat di Balai Latihan Departemen Tenaga Kerja, di mana situasi sangat kondusif apalagi masyarakat disitu sangat-sangat ramah.
Bagi saya, bermain bola dengan kegembiraan, dengan hati yang senang, adalah kunci untuk memunculkan permainan maksimal anak-anak Perseman. Sepakbola adalah kebahagiaan, kesenangan, dan suka cita. Jika bermain dengan tertekan, sukar akan mendapatkan hasil yang diinginkan.
Ternyata kegembiraan suasana selama di situ membuat hasil yang positif dan Perseman keluar sebagai juara. Asal tahu saja, sebelum babak empat besar, semua pemain termasuk Adolof berjanji untuk tidak minum alkohol sampai kami menerima trofi juara Divisi Satu. Saya sudah bilang sama mereka, "Kalau kalian janji tidak minum sampai kita juara, malam setelah juara kalian bebas dan boleh minum sepuas-puasnya."
Dan ternyata janji itu mereka penuhi. Maka sesudah mengalakan PS Bengkulu 3-1 di final. Mereka langsung menagih janji itu. Saya menepati janji saya untuk membiarkan mereka larut dalam pesta pora.
Lanjut ke halaman berikutnya
Lanjutan dari halaman sebelumnya
Besoknya pagi-pagi saya sudah gelisah di hotel. Beberapa jam sebelum ke stasiun untuk pulang, para pemain masih banyak yang hilang entah ke mana. Untungnya beberapa mahasiswa asal Papua membantu kami mencari pemain di tempat-tempat hiburan. Beruntung sebelum kereta berangkat ke Jakarta semua pemain sudah ada di atas kereta walaupun sebagian dari mereka masih kurang sadar!
Melihat mereka saya tak pernah marah, saya tahu bahwa bir dan sepakbola di Papua memang sulit dipisahkan. Saran saya kepada pelatih yang hendak melatih klub-klub Papua harus mengerti masalah itu. Jika mau berhasil turuti saran saya itu. Soalnya amat jarang pemain Papua yang tidak suka minum, karena itu sudah bagian dari tradisi di sana.
Saya masih ingat ketika Adolof dikirim ke Brasil oleh PSSI. Sesudah agak lama di Brasil dia kembali ke Manokwari. Setelah sampai di Manokwari dia langsung mendatangi saya yang waktu itu sedang memimpin latihan Perseman di lapangan Borassi.
Ketika saya sedang asyik-asyik di tepi lapangan tiba-tiba saja Adolof berlari dan memeluk saya. Langsung saya tanya dia tentang pengalaman dia selama di Brasil. Maksud saya bertanya soal ilmu sepakbola yang dia dapat disana. Tapi jawabannya ternyata berbeda. Adolof malah menjawab dengan senyum khasnya "Aduh Paul! Bir di Brasil tidak enak!"
"Aduh Adolof!"
Ada juga cerita lucu lainnya. Saat itu Perseman sedang berlaga di Divisi Utama Perserikatan tahun 1985.
Waktu itu tiba-tiba saja Solichin GP (Ketua umum Persib Bandung) membuat acara makan bersama antara pemain Persib dan Perseman Manokwari di restoran Lembur Kuring Senayan. Saya pikir acara itu adalah acara permintaan maaf Solihin kepada saya, mengingat sebelumnya dia pernah meminta PSSI untuk mendeportasi saya hanya gara-gara Jonas Sawor mendorong Adjat Sudrajat ketika Persib jumpa Perseman di putaran 12 besar
Dalam acara makan-makan tersebut, pihak Persib amat sangat ramah. Entah itu taktik atau apa, yang jelas para pemain Perseman diberikan masing-masing 5 botol bir besar. Para pemain Persib tak lama-lama di sana mereka pulang duluan. Tapi Pemain Perseman tetap di tempat karena botol-botol yang ada belum habis.
"Alamak!" mereka lupa bahwa para pemain Persib cepat-cepat pulang karena keesokan harinya akan melawan Persija Jakarta. Dan yang lebih parahnya lagi, sebelum Persib bertanding di Stadion Senayan malam hari, sorenya Perseman harus melawan PSP Padang.
Kalau tidak salah, gara-gara pesta itu, banyak pemain yang mabuk berat dan begadang sampai pagi. Ada berapa pemain inti tidak bisa turun, termasuk Adolof karena cedera. Mau tak mau saya menurunkan pemain pas-pasan, apalagi banyak di antara mereka masih di bawah pengaruh alkohol. Beruntung Sem Aupe mampu menggantikan posisi Adolof sebagai striker dengan baik.
Pertandingan berjalan lancar dengan semangat tinggi. Hanya waktu istirahat di ruang ganti saya tidak memberikan intruksi kepada mereka. Sebagian pemain memilih tidur dan harus dibangunkan lagi untuk babak kedua. Meski terlelap sebentar, Perseman di luar dugaan menang 2-1.
---------------------------------------------------
Catatan editor:
Dalam naskah buku yang akan terbit [Persib Undercover: Kisah-kisah yang Terlupakan] yang disusun oleh Aqwam Fiazmi Hanifan, ada kisah tambahan yang menarik mengenai Perseman dan bir yang tak sempat dikisahkan Paul di tulisannya ini. Wawancara Aqwam dengan Achwani, Sekretaris Umum Persib di saat Persib bertemu Perseman di Grand Final Divisi Utama 1986, menjelaskan bagaimana Persib dengan cerdik menggunakan kebiasaan minum pemain Perseman ini.
Menurut Achwani, salah seorang pengurus diberi tugas untuk memancing para pemain Perseman keluar dari kamar hotel untuk ditraktir minum sepuasnya di salah satu bar. "Saya diberi tugas untuk kasih mereka berkrat-krat bir supaya mereka mabuk berat dan tak tidur, ternyata benar saja, ternyata di malam itu misi saya sukses, mereka mabuk dan sama sekali tak istirahat, padahal besoknya mau bertanding lawan Persib," ucap Achwani.
Hal ini diakui oleh Paul Cumming. Ia mengakui kelemahannya anak asuhnya selalu dimanfaatkan oleh lawan, hampir semua lawan Perseman, bukan hanya Persib.
Dalam laporan Pikiran Rakyat edisi 19 Januari 1985, Adolf Kabo mengakui bahwa minum-minum adalah tradisi yang biasa mereka lakukan bersama rekan-rekannya. Saat itu Perseman baru saja bertanding melawan PSMS dengan skor akhir 1-1. Saat berbicara pada wartawan ketika itu, Adolf sempat memperlihatkan tumpukan kaleng bir. [@zenrs]
Penulis adalah mantan pelatih sepakbola di berbagai klub Indonesia. Kini bergabung dengan Pandit Football Indonesia sebagai penulis tamu. Akun twitter @papuansoccer
image by:
travelpapua.blogspot.com
perseman-manokwari.jimdo.com
[gambar] => https://panditfootball.com/images/attach/perseman-1986-adolf-kabo-cs.jpg
[tanggal] => 01 Feb 2014
[counter] => 115.704
[penulis] => PanditFootball
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/PanditFootball
[penulis_desc] => Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis sepakbola, baik Indonesia maupun dunia. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pertandingan, taktik dan strategi, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya. Keragaman latar belakang dan disiplin ilmu para analis memungkinkan PFI untuk juga mengamati aspek kultur, sosial, ekonomi dan politik dari sepakbola. Akun twitter: @panditfootball contact: redaksi@panditfootball.com
[penulis_initial] => PND
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
)
)
[prev_post] => Array
(
[artikel_id] => 212613
[slug] => https://panditfootball.com/article/show/pandit-sharing/212613/PFB/190204/awan-kelabu-unai-emperor
[judul] => Awan Kelabu Unai Emperor
[isi] => Oleh: Muhammad Hafizhuddin*
Sulit membayangkan apa yang sekarang ini ada di benak Unai Emery, Manajer Arsenal. Kurang lebih, mumet lah pikiran dia. Entah dari mana datangnya petuah menyakitkan ini. Yang jelas, tahun pertama manajer berkebangsaan Spanyol ini sudah lumayan kelam.
Datang dari hingar-bingar Kota Paris bersama amunisi yang mewah kala itu, Emery bagai orang yang selamat dari jentikan jari Thanos di Infinity War setibanya dia di London. Huru-hara yang tersisa harus diperbaiki, kalau bisa secepatnya. Semua harus disegerakan meski kapasitas yang dimiliki seadanya. Tekanan muncul dari segala arah. Sampai kita melupakan hakikat suatu proses. Bahkan, Monkey D. Luffy, protagonis utama serial anime One Piece, belum juga jadi Raja Bajak Laut sampai detik ini. Dalam dunia sepakbola pun, proses betul-betul diagungkan.
Armada tangguh Manchester City komando Pep Guardiola tidak langsung melejit cahayanya. Awal musim mengerikan tanpa sebiji pun trofi pernah dilewati mantan Pelatih Barcelona tersebut. Jürgen Klopp juga perlu tiga musim untuk membangun Liverpool seperti demikian rupa. Bahkan pada musim pertamanya di Anfield, Klopp harus menahan pilu karena anak asuhnya tercecer di posisi kedelapan klasemen akhir Premier League.
Tidak semudah itu, Ferguso!
Memang, peristiwa yang terjadi di kubu The Gunners saat cukup memprihatinkan. Para pemain belakangan ini tampil di bawah standar. Banyak pihak yang menuding Emery terlalu banyak berspekulasi soal taktik. Selain itu, kendala kedalaman skuat yang ada tak bisa diremehkan. Faktor di luar taktik juga bisa jadi memaksa Emery menenggak Baygon karena kepusingan. Pernyataannya beberapa pekan lalu seakan mengindikasikan betapa mengkhawatirkannya kondisi Arsenal sekarang.
Mantan Pelatih Sevilla tersebut mengatakan kalau Januari ini Arsenal sedang “pailit”. Arsenal tidak akan mengeluarkan uang untuk mendatangkan pemain, kecuali lewat kesepakatan peminjaman. Benar saja, Arsenal hanya meminjam Denis Suarez dari Barcelona. Sulit dipercaya kalau kesebelasan besar seperti Arsenal mengalami situasi sepelik ini.
Belum lagi Kepala Pencari Bakat Arsenal, Sven Mislintat, dikabarkan akan meninggalkan kesebelasan beberapa hari ke depan. Sebagai informasi, semasa di Borussia Dortmund, Mislintat bertanggung jawab atas perekrutan pemain seperti Robert Lewandowski, Shinji Kagawa, hingga Christian Pulisic. Tersiar kabar kalau Mislintat enggan melanjutkan kerja sama karena komunikasi yang kurang baik dengan direksi kesebelasan, termasuk Emery. Selain itu, minimnya dana diindikasi menjadi penyebab khusus mengapa ambisinya tak sejalan dengan kesebelasan.
Sabar ya, bang. Namanya juga kesebelasan misqueen.
Semua memang sudah sepatutnya terjadi. Hal ini bermula ketika kesebelasan mulai jor-joran mengeluarkan dana untuk pemain yang andilnya tak terlalu besar. Sebelum Emery tiba, masalah ini sudah menghantui benak Arsène Wenger. Selain itu, beban gaji yang jomplang membuat kesebelasan berpikir seribu kali untuk belanja sesuka hati.
Prestasi yang didambakan pun masih dalam angan belaka. Minim prestasi, otomatis minim pemasukan. Kesebelasan sudah dua musim absen di Liga Champions. Ini berarti pemasukan tak se-ashoy saat mereka bermain di Liga Champions. Ditambah dana yang tersedia hampir 100% buah keringat kesebelasan selama ini. Pemilik Arsenal yang kaya-raya pun tidak sudi mengikhlaskan sebagian hartanya demi kemaslahatan klub.
Bisnis yang bagus, Mr. Kroenke.
Menjadi tidak aneh ketika diketahui pembaruan kontak Aaron Ramsey tiba-tiba mandek. Masa bakti yang cukup lama dan andilnya yang besar sepantasnya diapresiasi lebih dengan menaikkan gajinya. Namun harga yang sudah disepakati entah kenapa diurungkan oleh pihak kesebelasan. Beban gaji pemain yang cukup tinggi pun sudah mulai dipertimbangkan. Pemain yang berkutat dengan cedera tapi bergaji tinggi begitu membebani klub. Diperlukan kepala dingin untuk menuntaskan kesulitan ini.
Jadwal berat sudah menanti di depan. Setelah kalah 1-3 dari Man City (04/02), nasib Arsenal untuk finis setinggi-tingginya di papan klasemen bergantung pada beberapa pertandingan ke depan. Sang entrenador harus segera meracik ramuan tepat untuk laga selanjutnya.
Peluang paling realistis memang finis di zona empat besar. Jika mereka bisa mulai menang lagi, peluang untuk mendekatkan asa agar satu slot lolos Liga Champions musim depan masih terbuka. Akan semakin sulit jika nantinya Aubameyang dan kolega kalah. Pokoknya wajib menang.
Sekali lagi, perlu dimaklumi jika memang musim ini performa Arsenal cukup bobrok. Situasi dan kondisi yang terjadi tidak bisa dikesampingkan mengapa “tragedi” ini bisa terjadi. Tidak perlu menyalahkan siapapun karena semuanya masih dalam proses “revolusi”.
Butuh waktu yang tidak bisa ditentukan tepatnya, kapan semua perencanaan tersebut membuahkan hasil. Jangan pernah juga menganggap remeh kapabilitas Unai Emery. Prestasinya di Spanyol dan Perancis tidak bisa disepelekan.
Yang sebegitu superiornya seperti Real Madrid saja bisa mengalami musim buruk, apalagi kesebelasan yang dari luar saja sudah terlihat tidak memadai soal biaya dibanding kesebelasan besar lain. Harapan selalu ada dalam segelintir penggemar yang terbesit di pikirannya sebuah keraguan. Baik atau buruk, mereka akan selalu berjibaku memberi dukungan sepenuh hati untuk kesebelasan yang mereka cintai. Cepat atau enggak terlalu lambat, Arsenal bakal jadi kesebelasan elite yang disegani lagi. Percayalah!
*Penulis adalah mahasiswa. Bisa dihubungi lewat akun Twitter di @opportunice
**Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis melalui kolom Pandit Sharing. Segala isi dan opini yang ada dalam tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis.
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/EPL%202018-2019/Emery_tengil.JPG
[tanggal] => 04 Feb 2019
[counter] => 8.619
[penulis] => panditsharing
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing
[penulis_desc] => Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com
1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)
[penulis_initial] => PSH
[kategori_id] => 454
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
)
[next_post] => Array
(
[artikel_id] => 212615
[slug] => https://panditfootball.com/article/show/analisa-pertandingan/212615/PFB/190130/yang-aneh-dari-status-pinjaman-beto-dan-jaimerson
[judul] => Yang Aneh dari Status Pinjaman Beto dan Jaimerson
[isi] => Peminjaman pemain hal yang lumrah di sepakbola. Di Indonesia pun praktik peminjaman pemain bukan hal tabu. Tapi untuk peminjaman Jaimerson Da Silva dan Alberto "Beto" Goncalves dari Madura United ke Persija Jakarta, ada hal yang tidak wajar.
Tanggal 24 Januari 2019, Persija Jakarta menyurati Madura United perihal keinginan sang juara Liga 1 2018 tersebut meminjam pemain. Macan Kemayoran menyebut bahwa mereka ingin meminjam Jaimerson Da Silva dan Zah Rahan Krangar. Kedua pemain ini bisa menjadi amunisi tambahan untuk Persija di babak penyisihan Liga Champions Asia 2019.
Sehubungan dengan Liga 1 2019 yang baru dimulai pada awal Mei, Persija memang tidak bisa mendaftarkan pemain asing barunya, yang kesemuanya belum pernah main di Indonesia, serta Ryuji Utomo yang direkrut dari kesebelasan Thailand. Karena bursa transfer baru bisa dibuka paling cepat 84 hari sebelum liga dimulai (untuk Liga 1 2019 dibuka 15 Februari), International Transfer Certificate (ITC) empat pemain baru Persija tersebut belum keluar. Keempatnya dipastikan tidak bisa membela Persija pada pertandingan Liga Champions Asia melawan Home United pada 5 Februari mendatang.
Tidak seperti perekrutan dari luar negeri, perekrutan pemain dalam negeri tidak membutuhkan ITC. Karena itulah Persija berusaha "mendapatkan" pemain dari kesebelasan Indonesia lain agar bisa dimainkan melawan Home United. Setelah merekrut Rishadi Fauzi dengan kontrak jangka pendek, Jaimerson dan Zah Rahan adalah incaran Persija untuk menjaga kualitas tim kala menghadapi Home United.
Madura United menyambut baik permintaan Persija. Tapi mereka enggan meminjamkan Zah Rahan. Sebagai gantinya, Madura United menyodorkan Beto. Menariknya, meski berstatus pinjaman, Jaimerson dan Beto nyatanya tetap punya kewajiban membela Madura United.
"Kepentingan Indonesia kita dahulukan di atas kepentingan kelompok. Persija wakil Indonesia, harus kita support," kata Manajer Madura United, Haruna Soemitro, pada pewarta. "Tapi mereka tidak digunakan untuk pertandingan domestik, turnamen-turnamen pra-musim, yang ada di Indonesia. Ini semata-mata untuk kepentingan event internasional. Saya sudah hitung, tidak akan mungkin ada benturan jadwal. Kalau misal ternyata ada bentrok, kepentingan Madura akan didahulukan."
Di sini lah letak ketidakwajaran tersebut. Dalam regulasi FIFA soal transfer dan status pemain memang disebutkan kedua belah pihak boleh menyertakan kesepakatan-kesepakatan tertentu. Tapi masih dalam regulasi tersebut, pada Pasal 10 ayat 2, disebutkan bahwa "...periode minimal peminjaman adalah waktu antara dua periode pendaftaran."
Berdasarkan paragraf tersebut, yang juga ada dalam regulasi PSSI, regulasi ini bisa dimaknai bahwa peminjaman pemain sejatinya hanya boleh, minimal, berdurasi pada setengah musim pertama atau setengah musim terakhir, selain satu musim penuh. Karena di federasi lain pun, federasi sepakbola Inggris misalnya, durasi minimal peminjaman pemain adalah setengah musim kompetisi.
Regulasi EFL tentang durasi peminjaman pemain
Jaimerson dan Beto akan dimaksimalkan Persija hanya pada pertandingan melawan Home United (5 Februari), pertandingan melawan Newcastle Jets pada 12 Februari mendatang serta Kashima Antlers pada 19 Februari (dengan catatan Persija terus menang). Melawan Kashima sebenarnya Persija bisa memainkan keempat pemain barunya karena bursa transfer Liga 1 sudah dibuka (meski pendaftaran pemain di Liga Champions Asia wajib dilakukan 7 hari sebelum pertandingan).
Jika kalah, Persija akan terlempar ke AFC Cup dan Persija sudah bisa mendaftarkan pemainnya karena pertandingan pertama baru akan digelar April mendatang. Begitu pun jika Persija lolos ke fase grup Liga Champions yang dimulai sejak Maret, pendaftaran pemain akan kembali dibuka di mana bursa transfer Indonesia pun sudah dibuka.
Dengan Madura United yang masih bisa menggunakan pemainnya meskipun sedang dipinjamkan ke Persija, ini artinya durasi peminjaman Jaimerson dan Beto hanya untuk pertandingan babak penyisihan Liga Champions Asia saja. Dalam kesepakatan yang diutarakan oleh Haruna juga disebutkan bahwa Persija boleh memainkan Jaimerson dan Beto khusus untuk pertandingan internasional dan "kepentingan Madura akan didahulukan".
Pemandangan seperti ini bukannya tak ada di Indonesia. Di tim amatir yang saya latih misalnya, ada pemain yang juga bermain di kesebelasan lain, mengikuti kompetisi berbeda. Atau ada juga pemain amatir lain yang bermain di banyak kesebelasan untuk mengikuti kompetisi berbeda. Tapi ini kan level sepakbola amatir dan kebetulan tidak ada regulasi yang mengikatnya. Masa Persija dan Madura United yang mengaku profesional memperlakukan pemainnya seperti pemain amatir?
Tapi sebenarnya Persija dan Madura United pun tidak akan melakukan hal seperti ini jika dari PSSI mengatur jadwal liga sesuai kalender AFC. Penyebab Persija tidak bisa mendaftarkan pemain baru dari luar negeri memang dipengaruhi keputusan PSSI yang memutuskan Liga 1 2019 baru dimulai awal Mei dengan alasan adanya Pemilihan Presiden.
Lagipula, bukan hanya Persija dan Madura United, kesebelasan Liga 1 lain pun saat ini memperlakukan pemainnya seperti pemain tarkam alias amatir. Piala Indonesia yang dimulai sejak 2018 kini diisi oleh kesebelasan-kesebelasan yang mencoba pemain-pemain baru di babak 32 besar. Uniknya lagi babak 16 besar akan ditunda karena akan berlangsungnya Piala Presiden 2019.
Perlu diketahui, Piala Presiden merupakan turnamen pra-musim yang disikapi secara serius oleh kesebelasan-kesebelasan Indonesia. Kalau pemain (khususnya asing) atau pelatih menunjukkan performa yang tidak sesuai harapan manajemen selama Piala Presiden, bukan hal mustahil mereka akan didepak sebelum liga dimulai. Ini artinya kesebelasan tersebut bisa berganti pemain lagi ketika liga yang sebenarnya dimulai.
Ketidakwajaran di sepakbola memang banyak terjadi di sepakbola Indonesia. Kebetulan atau tidak, ketidakwajaran tersebut selalu ada kaitannya dengan PSSI.
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/Event%20Khusus/Feature%20Image%20Madura%20Persija.jpg
[tanggal] => 30 Jan 2019
[counter] => 12.748
[penulis] => ardypandit
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/large/test/ardyskets.JPG
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/ArdyPandit
[penulis_desc] => Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com
[penulis_initial] => ANS
[kategori_id] => 3
[kategori_name] => Analisis
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/analisa-pertandingan
)
[categories] => Array
(
[0] => Array
(
[kategori_id] => 18
[kategori_name] => Editorial
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/editorial
[status] => 1
[counter] => 203
)
[1] => Array
(
[kategori_id] => 4969
[kategori_name] => Advetorial
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/advetorial
[status] => 1
[counter] => 46
)
[2] => Array
(
[kategori_id] => 6729
[kategori_name] => tentang
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/tentang
[status] => 1
[counter] => 0
)
[3] => Array
(
[kategori_id] => 334
[kategori_name] => Sains
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/sains-bola
[status] => 1
[counter] => 183
)
[4] => Array
(
[kategori_id] => 454
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
[status] => 1
[counter] => 613
)
[5] => Array
(
[kategori_id] => 6719
[kategori_name] => Terbaru
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/terbaru
[status] => 1
[counter] => 0
)
[6] => Array
(
[kategori_id] => 599
[kategori_name] => Berita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita
[status] => 1
[counter] => 3271
)
[7] => Array
(
[kategori_id] => 151
[kategori_name] => Fantasy Premier League
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/fpl-football-culture
[status] => 1
[counter] => 930
)
[8] => Array
(
[kategori_id] => 1385
[kategori_name] => Jadwal Siaran Televisi
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/jadwal-siaran-televisi
[status] => 1
[counter] => 2
)
[9] => Array
(
[kategori_id] => 3
[kategori_name] => Analisis
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/analisa-pertandingan
[status] => 1
[counter] => 1270
)
[10] => Array
(
[kategori_id] => 5
[kategori_name] => Football Culture
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/football-culture
[status] => 1
[counter] => 31
)
[11] => Array
(
[kategori_id] => 2049
[kategori_name] => Nasional
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/nasional
[status] => 1
[counter] => 87
)
[12] => Array
(
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
[status] => 1
[counter] => 3163
)
)
[populer_tag] => Array
(
[0] => stdClass Object
(
[tag_id] => 20
[tag_name] => EPL
[tag_slug] => epl
[status_tag] => 0
[hitung] => 1279
)
[1] => stdClass Object
(
[tag_id] => 7021
[tag_name] => Indonesia
[tag_slug] => indonesia
[status_tag] => 2
[hitung] => 867
)
[2] => stdClass Object
(
[tag_id] => 6143
[tag_name] => Manchester United
[tag_slug] => manchester-united
[status_tag] => 0
[hitung] => 639
)
[3] => stdClass Object
(
[tag_id] => 6502
[tag_name] => Liga Champions Eropa
[tag_slug] => liga-champions-eropa
[status_tag] => 0
[hitung] => 495
)
[4] => stdClass Object
(
[tag_id] => 63
[tag_name] => Chelsea
[tag_slug] => chelsea
[status_tag] =>
[hitung] => 479
)
[5] => stdClass Object
(
[tag_id] => 42
[tag_name] => Arsenal
[tag_slug] => arsenal
[status_tag] =>
[hitung] => 474
)
)
[populer_sidebar] => Array
(
[0] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/taktik/215443/PFB/240317/sekarang-thiago-motta-tidak-akan-diejek-lagi
[judul] => Sekarang, Thiago Motta Tidak Akan Diejek Lagi
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/2022/FI%20BOLOGNSA.jpeg
[tanggal] => 17 Mar 2024
[counter] => 7.470
)
[1] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/analisa-pertandingan/215427/PFB/240117/indonesia-vs-irak-mengapa-wasit-tidak-menganulir-gol-kedua-irak
[judul] => Indonesia vs Irak : Mengapa Wasit Tidak Menganulir Gol Kedua Irak
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FPL%202023-2024/WhatsApp%20Image%202024-01-16%20at%2010.26.01%20PM.jpeg
[tanggal] => 17 Jan 2024
[counter] => 5.399
)
[2] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/analisa-pertandingan/215442/PFB/240302/siapa-bisa-hentikan-inter-di-serie-a
[judul] => Siapa Bisa Hentikan Inter di Serie A?
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/2022/Italia/FI%20-%20Dominasi%20Inter.jpeg
[tanggal] => 02 Mar 2024
[counter] => 4.889
)
[3] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/cerita/215428/PFB/240117/eritrea-dan-kisah-pemain-yang-kabur-dari-negaranya
[judul] => Eritrea dan Kisah Pemain yang Kabur dari Negaranya
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/Afrika/FI%20ERITREA.jpeg
[tanggal] => 17 Jan 2024
[counter] => 1.911
)
)
[terbaru_sidebar] => Array
(
[0] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215481/PFB/240923/
[judul] => Penunjuk Jalan Menuju Panah Hijau di FPL
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20PENUNJUK%20JALAN.png
[tanggal] => 23 Sep 2024
[counter] => 277
[penulis] => panditsharing
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
)
[1] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215487/PFB/240918/
[judul] => Simulasi Pemain Timnas Jadi Aset FPL
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20SIMULASI%20PEMAIN%20TIMNAS%20JADI%20ASET%20FPL.png
[tanggal] => 18 Sep 2024
[counter] => 208
[penulis] => panditsharing
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
)
[2] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215482/PFB/240912/
[judul] => Kupas Misteri Naik Turun Harga Aset di FPL
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20HARGA%20ASET.png
[tanggal] => 12 Sep 2024
[counter] => 389
[penulis] => panditsharing
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
)
[3] => Array
(
[slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215480/PFB/240912/
[judul] => Dilema Kepemilikan Erling Haaland: Madu atau Racun?
[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20HAALAND%20MADU%20ATAU%20RACUN.png
[tanggal] => 12 Sep 2024
[counter] => 618
[penulis] => panditsharing
[penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg
[penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
)
)
[categories_with_count] => Array
(
[0] => Array
(
[kategori_id] => 18
[kategori_name] => Editorial
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/editorial
[status] => 1
[counter] => 203
)
[1] => Array
(
[kategori_id] => 4969
[kategori_name] => Advetorial
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/advetorial
[status] => 1
[counter] => 46
)
[2] => Array
(
[kategori_id] => 6729
[kategori_name] => tentang
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/tentang
[status] => 1
[counter] => 0
)
[3] => Array
(
[kategori_id] => 334
[kategori_name] => Sains
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/sains-bola
[status] => 1
[counter] => 183
)
[4] => Array
(
[kategori_id] => 454
[kategori_name] => PanditSharing
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing
[status] => 1
[counter] => 613
)
[5] => Array
(
[kategori_id] => 6719
[kategori_name] => Terbaru
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/terbaru
[status] => 1
[counter] => 0
)
[6] => Array
(
[kategori_id] => 599
[kategori_name] => Berita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita
[status] => 1
[counter] => 3271
)
[7] => Array
(
[kategori_id] => 151
[kategori_name] => Fantasy Premier League
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/fpl-football-culture
[status] => 1
[counter] => 930
)
[8] => Array
(
[kategori_id] => 1385
[kategori_name] => Jadwal Siaran Televisi
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/jadwal-siaran-televisi
[status] => 1
[counter] => 2
)
[9] => Array
(
[kategori_id] => 3
[kategori_name] => Analisis
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/analisa-pertandingan
[status] => 1
[counter] => 1270
)
[10] => Array
(
[kategori_id] => 5
[kategori_name] => Football Culture
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/football-culture
[status] => 1
[counter] => 31
)
[11] => Array
(
[kategori_id] => 2049
[kategori_name] => Nasional
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/nasional
[status] => 1
[counter] => 87
)
[12] => Array
(
[kategori_id] => 392
[kategori_name] => Cerita
[kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita
[status] => 1
[counter] => 3163
)
)
[meta_title] => Giliran Qatar Menertawakan Dunia
[meta_desc] => Panggung utama Piala Asia 2019 sudah terbentuk. Zayed Sport City Stadium akan menjadi saksi bisu partai puncak; Jepang melawan Qatar. Keberhasilan Jepang mencapai final Piala Asia 2019 bukanlah...
[meta_keyword] => jepang,piala asia,qatar,Villarreal,Al Sadd,Piala Asia 2019,Saad Al Sheeb,Almoez Ali,Akhram Afif
[meta_image] => https://panditfootball.com/images/large/Champions%20dan%20Europa/QatarAFCASian.jpg
[meta_url] => https://panditfootball.com/article/show/cerita/212614/PFB/190130/qatar
[js_custom_page] =>
[socmed_facebook] =>
[socmed_instagram] => Array
(
[id_option] => 26
[name_option] => socmed_instagram
[value_option] => https://www.instagram.com/panditfootball/
[desc_option] => @panditfootball
)
[socmed_youtube] => Array
(
[id_option] => 25
[name_option] => socmed_youtube
[value_option] => https://www.youtube.com/@pandit.football
[desc_option] => @pandit.football
)
[socmed_twitter] => Array
(
[id_option] => 24
[name_option] => socmed_twitter
[value_option] => https://x.com/panditfootball
[desc_option] => @panditfootball
)
)
1