Arsenal 7-0 Everton: Pertunjukkan Profesionalitas Bergkamp

Arsenal 7-0 Everton: Pertunjukkan Profesionalitas Bergkamp
Font size:

Memasuki tiga pertandingan terakhir Arsenal pada musim 2004/2005, Dennis Bergkamp belum juga mendapatkan perpanjangan kontrak yang ia harapkan. Padahal tambahan satu tahun pun akan ia terima.

Di tengah ketidakjelasan masa depannya, dalam pertandingan terakhir Arsenal di Highbury dengan seragam merah-putih, Bergkamp--saat itu baru satu hari lewat dari ulang tahunnya yang ke-36--bermain luar biasa. Begitu luar biasanya Bergkamp hingga Arsenal dibawanya menang besar tujuh gol tanpa balas. Penampilan yang membuat Jon Brodkin, dalam kalimat terakhir di paragraf pembuka laporan pertandingannya untuk The Guardian, menulis: “Everton--ingat kesebelasan terbaik keempat di negara ini--beruntung hanya kalah tujuh gol.” Kemenangan terbesar Arsenal di era Arsène Wenger itu adalah kekalahan terbesar Everton sejak 1949. Juga puncak dari 12 pertandingan tak terkalahkan Arsenal di Premier League; sebuah rangkaian respon positif terhadap kekalahan kandang 2-4 dari Manchester United pada hari pertama Februari 2005. Arsenal dan Everton sebenarnya sudah sama-sama dipastikan tidak akan naik atau turun peringkat apa pun hasil pertandingannya. Runner-up dan peringkat keempat pun, karenanya, sama-sama bermain tanpa beban. Namun kalah tujuh gol tanpa balas jelas keterlaluan. Sangat keterlaluan hingga David Moyes, Manajer Everton, memberi satu perintah kepada para pemainnya setelah pertandingan berakhir: meminta maaf kepada para pendukung yang datang langsung ke Highbury. “Saya malu atas penampilan tim,” ujar Moyes selepas pertandingan. “Ini pekan yang baik bagi Everton dan saya tidak merasa harus melayangkan kritik kepada para pemain namun malam ini, sebagai manajer, saya malu.” Arsenal bermain dalam formasi 4-4-2. Tidak ada tempat untuk Manuel Almunia walau sudah tidak ada yang dipertaruhkan dalam pertandingan ini kecuali kebugaran para pemain yang akan menjalani final Piala FA melawan Manchester United sepuluh hari setelahnya. Jens Lehmann tetap bermain sebagai penjaga gawang utama. Kolo Touré diminta duduk di bangku cadangan untuk memberi kesempatan bermain kepada Sol Campbell, yang sejak kalah dari Manchester United kehilangan tempat. Bermain bersama Campbell di jantung pertahanan Arsenal adalah Philippe Senderos, yang saat itu masih menarik banyak perhatian dan belum menjadi Senderos yang kita kenal sekarang. Bisan Lauren dan Ashley Cole bermain di kedua sisi pertahanan Arsenal. Cedera yang memaksa Gilberto Silva absen memberi kesempatan kepada Edu untuk berduet dengan Patrick Vieira di pertandingan terakhirnya di Highbury. Robert Pirès, sang prototipe inverted winger, bermain di sayap kanan sementara posisi di mana biasanya Pires bermain, diisi Jose Antonio Reyes. Duet penyerang Belanda, Dennis Bergkamp dan Robin van Persie, lebih dipercaya sebagai starter ketimbang Thierry Henry yang baru sembuh dari cedera. Peluang pertama menjadi milik Everton. Di menit ketiga Mikel Arteta, yang kini bermain dan menjadi kapten di Arsenal, sudah mendapati dirinya menerima bola di dalam kotak penalti Arsenal. Tendangannya mengarah tepat ke pelukan Jens Lehmann. Benar-benar tepat ke pelukan. Andai Arteta berhasil memanfaatkan peluang ini menjadi gol, mungkin jalannya pertandingan akan berbeda. Namun ia gagal dan lima menit kemudian terciptalah gol pertama Arsenal. Keberhasilan Edu mencuri bola di lini tengah mengantar bola ke dalam penguasaan Dennis Bergkamp dan membebaskan Robin van Persie mencari ruang. Perbedaan kualitas dan pengalaman bermain tampak nyata di sini. Van Persie langsung meminta bola begitu Bergkamp menerimanya dari Edu, padahal memasuki area sepertiga akhir saja ia belum. Bergkamp tidak buru-buru. Ia menyentuh bola lima kali dalam serangkaian dribble jarak pendek sebelum melepas umpan datar di antara Joseph Yobo dan David Weir kepada Van Persie yang berlari masuk ke dalam kotak penalti Everton. Kualitas umpan Bergkamp membuat Van Persie hanya membutuhkan satu sentuhan untuk mencetak gol. Empat menit setelahnya, kualitas umpan Begrkamp kembali memainkan peran penting dalam terciptanya gol Arsenal. Dari lingkaran tengah yang berada di sisi lapangan Arsenal, Bergkamp melepas sebuah umpan terobosan yang diterima Reyes sedikit di luar garis batas sebelah kanan kotak penalti Everton. Umpannya meleset dari Van Persie namun disambut oleh Pirès, juga sedikit di luar kotak penalti Everton. Tanpa mengontrol bola, Pirès menendang. Wright berhasil membendung tembakan tersebut namun Pirès menyambar bola liar dengan sundulan yang tidak mampu dijangkau Wright. “Sentuhan, pergerakan, kecepatan dan umpan dalam permainan Arsenal begitu gemilang, menghancurkan Everton dalam kemenangan terbesar di Premiership musim ini,” tulis Brodkin. Sepanjang pertandingan Arsenal bermain gemilang, namun sangat mungkin Brodkin menulisnya karena satu momen dan sangat mungkin momen yang dimaksud adalah proses terciptanya gol ketiga Arsenal, di menit ke-37. Bergkamp lagi-lagi ambil bagian penting dalam proses ini. Lauren mengambil lemparan kedalam dan Bergkamp memantulkannya kepada Edu dengan dada. Edu bergerak mencari jalan umpan sambil menggiring bola, dan melepasnya ketika ia mendapati Van Persie di depan kotak penalti Everton. Dengan satu sentuhan, Van Persie memantulkan bola kepada Bergkamp, dan Bergkamp mendorongnya melewati para pemain belakang Everton. Seperti Van Persie, Vieira hanya membutuhkan satu sentuhan untuk mencetak gol. Kapten Arsenal tersebut mencungkil bola melewati Wright yang tak mampu berbuat apa-apa. Tiga sentuhan (sejak Edu melepas umpan) dan tiga pemain terlibat dalam terciptanya gol ketiga Arsenal. bersambung ke halaman berikutnya. Halaman sebelumnya Arsène Wenger menukar pemain muda dengan senior dan sebaliknya pada pergantian babak. Thierry Henry masuk untuk menggantikan Robin van Persie sementara Mathieu Flamini – yang baru bergabung dari Olympique de Marseille di awal musim – menggantikan Patrick Vieira. Kedua pemain yang baru masuk menarik perhatian dengan cara mereka masing-masing. Masuknya Henry membuat hati para pendukung Arsenal lega. Ia menderita cedera pangkal paha sehari sebelum semifinal Piala FA dan terpaksa melewatkan lima pertandingan karenanya. Kembalinya Henry di pertandingan kandang terakhir Arsenal musim itu adalah sebuah pernyataan: Henry sudah sembuh dan akan membantu Arsenal meraih kemenangan di final FA Cup melawan Manchester United, sepuluh hari setelah pertandingan ini. Pada menit ke-50, penyerang yang sedang dalam perjalanannya menuju status pencetak gol terbanyak Arsenal tersebut menerima bola dari Dennis Bergkamp, yang menjadi kapten setelah Vieira meninggalkan lapangan, di depan kotak penalti Everton. Alih-alih menghadap ke gawang, Henry membelakanginya. Niatannya menyodorkan bola kepada Jose Antonio Reyes yang berdiri bebas diganggu oleh Lee Carsley. Bola berbelok ke arah gawang Everton. Robert Pirès yang berlari masuk ke kotak penalti tidak membuang percuma peluang yang didapatnya; dengan satu sentuhan kaki kiri ia menempatkan bola di antara Richard Wright dan tiang dekat. Keterlibatan Henry dalam proses gol keempat Arsenal diwarnai ketidaksengajaan. Tidak begitu adanya dalam proses terciptanya gol kelima. Henry yang menerima umpan pendek Reyes dari sepak pojok memaksa Carsley terus mundur. Ketika Carsley sudah masuk ke dalam kotak penalti, Henry mencungkil bola mengenai lengan Carsley. Wasit Alan Wiley memberi penalti kepada Arsenal. Henry, Bergkamp, dan Bisan Lauren sama-sama berada di lapangan saat penalti diberikan (satu eksekutor andalan lainnya, Robert Pirès, sudah keluar dan digantikan Cesc Fàbregas pada menit ke-64). Namun tak satu pun dari mereka yang maju sebagai penendang. Para pemain Arsenal sepakat mempercayakan tendangan ini kepada Edu, yang menjalani pertandingan kandang terakhirnya bersama Arsenal. Edu mengarahkan tendangannya ke sudut kiri bawah gawang Everton. Wright melompat ke arah yang tepat dan berhasil menepis bola. Namun tidak dapat Wright mencegah bola melewati garis. Ada teriakan yang tertahan dari para pendukung Arsenal yang berada di belakang gawang Wright, namun saat bola terlihat benar-benar melewati garis gawang, semuanya lepas bebas. Edu, yang sejak menerima bola dari Lauren hingga gol tercipta masih terlihat tidak percaya, merayakan perpisahannya dengan sederhana: kedua tangan terangkat dan terbuka, dalam pelukan rekan-rekannya, tepat di hadapan para pendukung kesebelasannya. Dan di hadapan para pendukung Arsenal pula Bergkamp yang dingin berteriak merayakan gol pada menit ke-77. Setelah membantu pemain-pemain lain mencetak gol, ia mendapatkan apa yang pantas ia dapatkan. Sendirian. Dalam prosesnya Bergkamp tidak terlihat seperti Bergkamp, sentuhannya tidak sempurna dan peluang nyaris terbuang karenanya. Namun memang dasar jenius; Bergkamp tetap menemukan celah semput untuk menggulirkan bola ke dalam gawang. Gol keenam Arsenal. Enam gol tidak membuat Arsenal berhenti. Mereka terus mencoba mencetak gol. Usaha Arsenal mencetak gol kembali membuahkan hasil di menit ke-85. Perhatian para pemain Everton yang tertuju kepada Henry dan Reyes membebaskan pemain-pemain lain, termasuk Flamini. Di dalam kotak penalti, Flamini tak mendapat gangguang atau kawalan dari siapa pun. Tendangan setengah voli dipilihnya untuk mencetak gol pertamanya sebagai pemain Arsenal, gol ketujuh Arsenal di pertandingan ini. Pendukung Arsenal mana pula yang tidak bahagia menyaksikan kesebelasannya menang tujuh gol tanpa balas di pertandingan kandang terakhir. Namun tujuh gol ternyata tidak cukup untuk para pendukung Arsenal. Mereka ingin lebih. Mereka ingin pemain yang membawa mereka meraih kemenangan besar ini dipertahankan. Saat para pemain Arsenal berkeliling lapangan untuk menyapa dan mengucap terima kasih serta salam perpisahan, para pendukung Arsenal meneriakkan “one more year” berkali-kali. Satu tahun lagi. Satu tahun lagi untuk Dennis Bergkamp. Mereka mendapatkan apa yang mereka minta. Bergkamp terus bermain untuk Arsenal hingga kesebelasan meninggalkan rumah lamanya dan pindah ke Emirates Stadium, stadion yang lebih megah. Dan pertandingan pertama yang digelar di dalamnya, tidak lain dan tidak bukan, adalah pertandingan testimonial Bergkamp.
Rumah Bagi Seydou Dombia Hanya Ada di CSKA Moskow
Artikel sebelumnya Rumah Bagi Seydou Dombia Hanya Ada di CSKA Moskow
Menyoroti Calon Kapten Masa Depan MU dan Asumsi Stretford itu
Artikel selanjutnya Menyoroti Calon Kapten Masa Depan MU dan Asumsi Stretford itu "Biru"
Artikel Terkait