Font size:
Sebanyak lima belas(!) penyerang asing telah menjalani seleksi di Persib Bandung. Namun tak satupun dari mereka yang berhasil membuat sang pelatih, Djajang Nurjaman, terpikat.
Daftarnya sangat panjang: Michel Di Piedi (Italia), Eduardo Sosa (Argentina), Nicolas Vigneri (Uruguay), Maycon Calijuri (Brasil), Koh Traore (Burkina Faso), Robson Da Silva (Brasil), Carlos Raul Sciucatti (Argentina), Kim Shin-young (Korea Selatan), Charles Parker (Nigeria), Silvio Escobar (Paraguay), Ousmane Ben Goita (Mali), George Menougong (Kamerun), Niklas Tarvajarvi (Finlandia), Apollon Lemondzhava (Georgia), sampai Darko Lukanovic (Bosnia-Herzegovina) dianggap belum bisa memenuhi ekspektasi. Rangkaian seleksi striker impor untuk mengarungi ketatnya kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 seakan menjustifikasi realitas di lapangan di mana Persib memang belum memiliki predator mematikan di mulut gawang lawan. Jika anda adalah seorang Bobotoh, anda pasti muak dengan rumor sampai isu-isu ga jelas soal siapa striker asing yang berhak mengisi satu slot di Lini depan klub berjuluk Maung Bandung tersebut. Saat melakoni berbagai laga uji coba pun, finishing touch menjadi dua kata yang paling sering dilontarkan Djajang Nurjaman sebagai elemen kelemahan utama tim. Dalam beberapa kesempatan, @panditfootball sudah berulang kali menegaskan jika Persib membutuhkan penyerang haus gol yang mampu menahan dan membagi bola. Praktis Persib hanya mengandalkan penetrasi dan kreativitas barisan gelandang serang di beberapa laga yang telah dijalani karena belum memiliki juru gedor mematikan di mulut gawang lawan. Setelah sekian lama menunggu dan kerap kali dijadikan bahan pergunjingan para pengkritik, Persib akhirnya resmi merekrut mantan punggawa Timnas Montenegro U-21, Ilija Spasojevic, yang "dibajak" dari klub rival sekota mereka, Pelita Bandung Raya. Spasojevic Pemain Berkualitas Tidak mengherankan jika kualitas para pemain pelamar jauh di bawah harapan. Pemain berkualitas itu layaknya wanita berkelas dan high demand. Para wanita tersebut tidak perlu repot-repot mencari pria untuk dijadikan pasangan. Mereka hanya tinggal duduk cantik, maka para pria akan datang dengan sendirinya. ? Ya, seorang pemain asing berkualitas tentunya akan sedikit jual mahal dan menunggu tawaran terbaik yang datang sebelum memutuskan untuk memilih ke klub mana ia akan berlabuh. Pemain berkualitas percaya bahwa kemampuan dan prestasi yang dimilikinya, akan membuat sejumlah kesebelasan mencoba untuk mendatangkan dirinya. Dan itulah yang dilakukan Spasojevic. Mulai berkarir di Indonesia pada musim 2010/2011, penyerang berusia 27 tahun ini langsung menjadi bomber andalan Bali Devata di Indonesia Primer League (IPL). Bermain sebanyak 14 kali, Spaso sukses mencetak delapan gol. Pun begitu ketika ia membela PSM Makassar, Mitra Kukar, dan Putra Samarinda. Bersama tim asal Makassar, 15 gol ditorehkannya dari 27 penampilan. Sementara bersama Naga Mekes, torehan golnya mencapai 10 gol dari 16 penampilan. Bersama Pusam, 10 gol dicetaknya dari 20 penampilan. Setelah melihat rekam jejak berikut data dan rekaman permainan Spaso yang cukup komprehensif di internet, saya berkesimpulan bahwa kendati memiliki postur menjulang dan cenderung stylish, pemain kelahiran Bar, Yugoslavia, ini merupakan seorang defensive forward yang memiliki insting gol cukup bagus. Apa itu defensive forward? Defensive forward secara sederhana bisa diartikan sebagai penyerang yang tidak hanya menjalankan peran sebagai ujung tombak tim, melainkan juga mempunyai kemampuan bertahan cukup baik. Jenis pemain seperti ini biasanya akan rajin melakukan pressing dan ‘berpatroli’ turun sampai ke lini tengah. Ia akan terus berusaha membuat timnya menguasai bola, dengan tidak hanya pasif menunggu aliran bola di lini depan. Silahkan lihat referensi video berikut untuk memberikan anda gambaran lebih jauh tentang kualitas permainan dan kemampuan yang dimiliki Ilija Spasojevic : Dengan melihat rekaman permainan di atas, kita bisa melihat agresivitas dan semangat juang tinggi pria berusia 27 tahun tersebut. Spasojevic yang dikenal memiliki tampang mirip Adam Levine itu juga memiliki postur ideal untuk menjadi seorang target man. Tak jarang Spasojevic berhasil membuka ruang dan mengecoh barisan lini pertahanan lawan berkat kepiawaiannya. Bahkan kelebihan Spasojevic ini disinyalir menjadi penyebab utama Dejan Antonic, pelatih Pelita Bandung Raya, mendatangkannya dari klub Putra Samarinda. Tipikal Spasojevic memang berbeda dengan Gaston Castano dan barisan striker lainnya di PBR musim lalu. Mario Mandzukic (Atletico Madrid), Diego Costa (Chelsea), dan Wayne Rooney (Manchester United) adalah sedikit contoh striker yang bisa dikategorikan sebagai seorang defensive forward. Para pemain ini tak jarang memberikan kontribusi defensif pada kesebelasan yang ia bela. Tipikal pemain seperti ini tampaknya sangatlah dibutuhkan di era sepakbola modern saat ini. Berdasarkan pemaparan dari Claudio Borghi yang notabene adalah mantan pelatih timnas Chile, penyerang nomor 9 klasik yang hanya menunggu datangnya peluang sudah tidak terpakai di sistem permainan sepakbola modern. Menurut Borghi, striker di era modern tidak hanya harus memiliki naluri gol yang tinggi, melainkan harus sering berlari, menekan, membuka ruang, menahan bek sayap, mundur ke tengah untuk membantu lini tengah dan bahkan mengambil sepak bebas ataupun membuat operan diagonal lapangan. Meskipun demikian, sudah seharusnya untuk pemain depan agar tidak melupakan tugas utama mereka: mencetak gol. Borghi juga mengatakan jika penyerang sebuah kesebelasan terlalu modern dan melupakan misi utama seorang penyerang, yakni untuk menjebol gawang lawan, kesebelasan yang dibelanya tersebut akan termasuk dalam katergori bermasalah.Baca juga artikel Persib lainnya Penyelesai Akhir Buruk Penyebab Persib Hanya Menang Tipis Atas Lao FC Saga Mencari Penyerang untuk Persib Lima Hal yang Masih Dibutuhkan Persib BandungBagaimana prospek Spasojevic bersama Persib? Kehadiran Spasojevic di lini depan Persib tentu akan memperkaya opsi taktik dan pola permainan yang dimiliki Konate Makan dan kawan-kawan. Di samping kegigihan dan daya jelajahnya yang cukup tinggi, pemain berpaspor Montenegro ini pun memiliki penempatan posisi yang baik dan penyelesaian akhir yang apik. Hal ini tampaknya akan melegakan Bobotoh karena akhirnya klub berjuluk Pangeran Biru itu telah mendapatkan seorang penyelesai akhir andal untuk menyelesaikan setiap peluang menjadi gol.

Penulis adalah Bobotoh yang menganggap Manchester United sebagai hiburan. Masih bersekolah di SMA BPI 1 Bandung. Kadang ngetweet di: @HafizAdiNgrh