Font size:
Tepat pada hari ini, 55 tahun lalu, lahir seorang anak laki-laki di Hanau, Jerman Barat. Sang anak tumbuh menjadi seorang pria dewasa dan kecintaanya terhadap sepakbola membawanya berkarir sebagai pemain profesional. Memasuki kepala tiga, di puncak karirnya, sang pria menjadi seorang “tante”; dan ia tidak mempermasalahkan hal tersebut. Alasannya? “Karena itu lebih baik daripada menjadi botak,” ujarnya.
Rudolf Völler, yang lebih akrab disapa Rudi, berada di tempat yang istimewa bersama legenda Jerman lainnya, Sang Kaisar, Franz Beckenbauer. Belum ada pria Jerman lain yang berhasil menyamai pencapaian Völler dan Beckenbauer: mencapai final Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih kepala tim nasional Jerman. Kryptonite Keegan dan Mentega yang Mendamaikan Völler memulai karir profesionalnya pada 1977 di Kickers Offenbach. Bersama kesebelasan pertamanya ini, Völler menyimpan sebuah kenangan manis yang melibatkan salah satu megabintang pertama sepakbola Inggris: Kevin Keegan. Selain menyimpan kenangan menyenangkan, Völler juga memiliki semacam hubungan khusus dengan King Kev. “Kevin Keegan, tak bisa dibantah, adalah pemain kelas dunia yang juga memiliki aura seorang megabintang – seperti David Beckham saat ini namun tentu saja di level yang berbeda. Bagi kami di Bundesliga, melihat Keegan bermain untuk Hamburg rasanya luar biasa,” ujar Völler berkisah kepada majalah Four Four Two. Völler mengaku beruntung dapat bertanding melawan (dan mengalahkan) Keegan dan Hamburger SV di putaran enam belas besar DFB-Pokal di tahun-tahun pertamanya sebagai pemain profesional. Hingga saat ini, Völler masih menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang besar. Pernah berhadapan sebagai pemain, Völler dan Keegan kembali bertanding melawan satu sama lain sebagai pelatih kepala tim nasional. Pada 2000, Völler dan Keegan sama-sama menjalani karir sebagai pelatih kepala tim nasional mereka masing-masing saat Inggris menjamu Jerman di Wembley, pada kualifikasi Piala Dunia 2002. Seolah ditakdirkan untuk selalu kalah melawan Völler, Keegan kalah dalam pertandingan tersebut. Gol tunggal Dietmar Hamann membawa Jerman memenangi pertandingan melawan musuh bebuyutan mereka di stadion kebanggaan dan di hadapan puluhan ribu pendukung Inggris. Di hari yang sama, Keegan mengundurkan diri. Völler sendiri sepenuhnya sadar bahwa salah satu alasan mundurnya Keegan adalah kemenangan Jerman. “Sayangnya, bertahun-tahun kemudian, saya menjadi pelatih yang terlibat dalam hari terakhirnya sebagai pelatih tim nasional. Jadi saya adalah semacam tambahan terhadap fakta bahwa Kevin mundur setelah kami menang 1-0 di Wembley,” lanjut Völler berkisah kepada Four Four Two.
