Mereka yang Berhasil Menaklukkan 2015

Mereka yang Berhasil Menaklukkan 2015
Font size:

“Tahun baru, pribadi baru” adalah omong kosong ... kecuali bagi orang-orang yang tahu bagaimana caranya.

Mesut Özil hanya bermain dalam enam pertandingan pada putaran pertama – semester kedua tahun 2014 – Premier League musim lalu. Cedera lutut merenggut peluang bermain darinya. Özil hanya bisa memberi satu gol dan satu assist kepada Arsenal. Lalu bertemulah Özil dengan tahun 2015. Tahun keberuntungannya. Atau setidaknya begitulah kelihatannya. Setelah sembuh dari cedera ia kembali ke kesebelasan utama. Pemain berkebangsaan Jerman ini mencetak satu gol dan satu assist dalam pertandingan penuh pertamanya setelah sembuh. Sepanjang sisa musim ia menambah koleksi sumbangannya dengan dua gol dan empat assist. Namun dalam tujuh pekan terakhir pada musim tersebut Özil sama sekali tidak menghasilkan apa-apa. Untuk pemain yang sempat lama cedera, itu terhitung wajar. Namun Özil adalah pemain istimewa; ia seharusnya bisa lebih baik dari itu. Jeda pergantian musim menjadi masa-masa kunci bagi Özil. Ia mempersiapkan diri dengan baik selama itu dan kembali menyambut musim baru – masih di tahun yang sama – sebagai pemain yang tampak sama namun berbeda. Özil menggila. Sejak awal musim hingga akhir tahun ia tampil dalam 18 Premier League dan selama rentang waktu tersebut ia telibat langsung dalam terciptanya 19 gol; 16 di antaranya adalah dengan cara mencetak assist. Belakangan diketahui rahasia di balik meningkatnya performa Özil: selain pramusim yang baik dan kembali bermain di posisi favoritnya, Özil mengaku tampil gemilang karena perubahan gaya hidup. Ia mengubah diet dan pola tidur serta rajin menjalani fisioterapi sehingga bebas dari cedera dan nyaris selalu dalam puncak kebugaran. Lain cerita dengan Douglas Costa. Ia mengubah peruntungannya sendiri dengan satu keputusan besar: meninggalkan Shakhtar Donetsk dan bergabung dengan Bayern München. Pemain mana pun yang menginginkan banyak jam terbang tahu bahwa Bayern bukan tempat yang ramah. Costa seperti tidak peduli. Dan memang seharusnya Costa tidak ambil pusing mengenai persaingan di Bayern. Pep Guardiola yang menginginkan kehadirannya. Jaminan dalam genggaman. Mendapat kepercayaan pelatih kepala adalah satu hal. Mempertahankannya adalah hal lain. Costa dengan cepat beradaptasi dengan Bundesliga sehingga tempat utama selalu menjadi miliknya. Costa (bersama Kingsley Coman) yang menjadi bagian penting dari perubahan taktik menyerang Bayern musim ini mencetak satu gol dan satu assist dalam debutnya di Bundesliga. Dalam tujuh pertandingan pertamanya di divisi tertinggi sepakbola Jerman tersebut Costa mencetak sepuluh assist. Secara keseluruhan Costa telah mencetak lima gol dan 14 assist dalam 20 pertandingan bersama Bayern sejauh ini. Andai tidak terganggu cedera yang muncul di akhir November dan belum sembuh hingga saat ini, jumlah tersebut bukan tidak mungkin lebih banyak. Sementara Costa menuju Jerman, Kevin Trapp meninggalkan Jerman. Tepat pada ulang tahunnya yang ke-25 ia menandatangani kontrak berdurasi lima tahun di Paris Saint-Germain; meninggalkan Eintracht Frankfurt tempatnya menghabiskan semester pertama tahun ini. Datang ke kesebelasan bertabur bintang tak lantas membuat Trapp akrab dengan bangku cadangan. Ia memenangi persaingan yang sangat ketat melawan Salvatore Sirigu untuk satu tempat di kesebelasan utama PSG dan satu malam yang menyenangkan bersama Rihanna. Trapp adalah jaminan keamanan. Dalam 18 pertandingan Ligue 1 ia hanya kebobolan sembilan kali dan berhasil menorehkan sepuluh clean sheet. Secara keseluruhan Trapp sudah tampil dalam 25 pertandingan dan menorehkan 16 clean sheet. Sebuah peningkatan performa yang terlihat nyata karena dalam 96 pertandingan selama membela Frankfurt Trapp hanya berhasil menorehkan 28 clean sheet. Benar memang Trapp terbantu pertahanan PSG yang jauh lebih kuat ketimbang Frankfurt. Namun statistik mencatat rataan jumlah penyelamatan per kebobolan (di Ligue 1 saja) Trapp berada di angka 3,63. Angka 3,63 adalah bukti bahwa Trapp adalah salah satu dari beberapa orang yang menjauhkan kita dari apa yang kita sukai. Halaman berikutnya, Gol-gol yang berhamburan... Gol-gol yang berhamburan... Kita suka melihat gol tercipta. Karenanya kita suka kepada para pencetak gol. Salah satu yang paling banyak disukai saat ini, barangkali, adalah Jamie Vardy. Vardy, yang hanya mencetak lima gol sepanjang musim lalu – satu di tahun 2014 dan empat sisanya di tahun 2015 – tampil menggila di semester kedua tahun ini. Sepanjang putaran pertama Premier League musim ini saja Vardy sudah mencetak 15 gol. Termasuk di antaranya adalah 13 gol dalam 11 pertandingan berturut-turut sejak pekan keempat; catatan yang mematahkan rekor Ruud van Nistelrooy. Tak hanya menjadi kebanggaan diri, 15 gol dan enam assist Vardy adalah 56,75% dari keseluruhan jumlah gol Leicester City di putaran pertama Premier League musim ini. Yang juga meroket seperti Vardy di musim baru adalah Pierre-Emerick Aubameyang, penyerang tengah Borussia Dortmund. Kedatangan Thomas Tuchel mengubahnya menjadi pemain paling tajam dalam mesin gol Dortmund. Aubameyang tidak pernah satu kali pun absen dalam 17 pertandingan Hinrunde (putaran pertama musim ini). Pada periode tersebut ia mencetak 18 gol. Jumlah tersebut lebih banyak dari Robert Lewandowski – 15 gol dalam 17 pertandingan – yang sempat mencetak lima gol dalam satu pertandingan. Dengan tambahan empat assist, Aubameyang menyumbang 46,8% dari seluruh gol Dortmund di putaran pertama. Secara keseluruhan Aubameyang mencetak 25 gol dalam 24 pertandingan di semua kejuaraan. Di Italia, penyerang tajam 2015 bernama Gonzalo Higuaín. Sebelas dari 18 golnya musim lalu tercipta di tahun 2015. Di musim baru dalam tahun yang sama produktivitas tersebut terjaga. Musim ini Higuaín bermain dalam 17 pertandingan Serie A, selalu sebagai starter, dan mencetak 16 gol. Tidak pernah Higuaín absen mencetak gol lebih dari dua pekan. Dan dengan ketajamannya Higuaín membawa Napoli meraih kemenangan demi kemenangan. Pada pekan keenam ia mencetak satu gol dan satu assist untuk membawa Napoli mengalahkan Juventus 2-1. Di pekan ke-14 Napoli kembali dibawanya menang dengan skor yang sama, namun kali ini lawannya Inter dan Higuaín mencetak dua gol. Saat ini Napoli berada di peringkat ketiga tabel klasemen sementara, satu poin lebih sedikit dari Inter Milan di peringkat pertama.
Baca juga: Tinjauan Paruh Musim Serie-A 2015/2016
Kisah Harry Kane tidak jauh berbeda dengan Higuaín. Sebanyak 16 dari 21 gol Premier League Kane musim lalu tercipta di tahun ini. Dua di antaranya adalah gol yang mengubah Kane dari pemuda menjadi pria dewasa. Musim ini Kane sudah mencetak sebelas gol dalam 19 pertandingan walau sempat kehilangan ketajaman di awal musim. Wajar jika Kane sempat hilang ketajaman. Ia masih muda dan ia bukan Luis Suárez, juru gedor paling sukses di tahun ini. Tahun 2014 Suarez hanya mampu mempersembahkan satu gol La Liga untuk Barcelona karena terlambat bergabung. Di putaran kedua musim lalu, tahun 2015, Suárez mencetak 15 gol dalam 19 pertandingan. Di Champions League musim lalu, Suárez mencetak lima dari tujuh golnya pada tahun 2015. Sepanjang putaran pertama La Liga musim ini Suárez telah tampil dalam 14 pertandingan dan mencetak 13 gol. Di pertandingan UEFA Super Cup Suárez mencetak satu gol. Dalam dua pertandingan FIFA Club World Cup ia mencetak lima. Dengan ketajaman seperti itu Suárez amat pantas disebut pemain penting dalam keberhasilan Barcelona meraih lima gelar juara – La Liga, Copa del Rey, Champions League, UEFA Super Cup, dan FIFA Club World Cup – sepanjang tahun 2015. Nama-nama di atas adalah para pemain yang cukup bersinar pada 2015. Siapa yang menurut anda paling bersinar dalam daftar di atas?
Olokan untuk Rambut Baru Sterling, dari Kain Pembersih Dapur Sampai Seekor Ayam
Artikel sebelumnya Olokan untuk Rambut Baru Sterling, dari Kain Pembersih Dapur Sampai Seekor Ayam
Benteke Kembali Berikan Liverpool Tiga Poin
Artikel selanjutnya Benteke Kembali Berikan Liverpool Tiga Poin
Artikel Terkait