Kategori: Editorial

Gulir ke bawah untuk selengkapnya

Kontroversi Persija Terpilih Menjadi Wakil Indonesia di AFC Cup 2021

Jika mengacu regulasi AFC, pengganti PSM di AFC Cup 2021 seharusnya Persipura, bukan Persija.

Menafsirkan Sepakbola Modern Lewat Nasib Christian Eriksen

Sepakbola modern lebih butuh gelandang bertahan jago ketimbang gelandang serangan elegan. Apa yang dialami Christian Eriksen bisa jadi gambarannya.

Mewajarkan Pemain Indonesia Main Tarkam

Belakangan, beberapa pemain tim nasional menjadi sorotan dan target warganet karena kedapatan bermain tarkam. Pantaskah mereka melakukannya? Benarkah warganet dengan segala opini dan caci mereka?

Pelatih Sebagai Tempatnya Salah

Pelatih sering kali menjadi kambing hitam saat sebuah tim sepakbola bermain buruk. Padahal ada banyak sisi yang harus terlebih dahulu dilihat sebelum melemparkan tanggung jawab kepada sang pelatih.

Liga Tetangga Bisa Lanjut, Kok Kita Enggak?

Liga 1 Indonesia masih belum dilanjutkan dan belum ada kejelasan. Muncul pertanyaan mengapa negara-negara lain bisa melanjutkan kompetisi sepakbola tapi Indonesia tidak?

Tak Berdaya Menghadapi Rasisme

Rasisme benar-benar terjadi di sepakbola. Sampai detik ini. Hal tersebut tidak bisa dimungkiri lagi. Sialnya masih banyak orang yang merasa bahwa rasisme bukan hal besar.

Ancaman Nyata Pemain Naturalisasi

Melalui banyaknya naturalisasi, klub dan operator liga tidak boleh egois hanya memikirkan kualitas liga yang bisa mendatangkan sponsor besar. Pada akhirnya Timnas Indonesia akan kehilangan bakat lokal jika praktik ini terus dilakukan.

Saatnya Mewaraskan Para Pemegang Hak Suara

Selama pengurus PSSI khususnya para pemegang hak suara terjebak oleh alur rezim yang ada, pergantian Ketua Umum PSSI nantinya hanya akan jadi simbolik dan agenda semata tanpa dampak apa-apa buat sepakbola Indonesia.

Pembelajaran dari Langkah Keliru Manajemen Persebaya

"Green Force Pun Terseret". Begitu tulis Jawa Pos dalam merilis hasil investigasi mereka tentang...

Saatnya Menelanjangi Segala Dosa Final Piala AFF 2010

Dengan pernyataan ADT dan komitmen Kapolri yang disaksikan berjuta pasang mata yang menyaksikan Mata Najwa, itu sudah cukup jadi pengikat janji kita semua untuk menelanjangi segala dosa yang ada di final Piala AFF 2010; sebuah momen pengkhianatan bangsa.