Pembelajaran dari Langkah Keliru Manajemen Persebaya
10 Jan 2019"Green Force Pun Terseret". Begitu tulis Jawa Pos dalam merilis hasil investigasi mereka tentang...
"Green Force Pun Terseret". Begitu tulis Jawa Pos dalam merilis hasil investigasi mereka tentang...
Dengan pernyataan ADT dan komitmen Kapolri yang disaksikan berjuta pasang mata yang menyaksikan Mata Najwa, itu sudah cukup jadi pengikat janji kita semua untuk menelanjangi segala dosa yang ada di final Piala AFF 2010; sebuah momen pengkhianatan bangsa.
Percaya atau tidak, suporter punya kekuatan untuk menghilangkan stigma bahwa juara liga Indonesia diatur mafia.
Sehubungan dengan kegagalan Indonesia di Piala AFF 2018, kami Pandit Football Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia karena gagal menjadi media yang baik.
Dengan para pemain yang sudah bermain bersama, bahkan sebagian pemain sudah dua tahun bersama di Timnas plus serangkaian pemusatan latihan sepanjang 2018, Indonesia tidak punya lagi alasan "persiapan belum matang" jika nanti gagal juara.
Kegagalan Timnas Indonesia bermain dengan skuat terbaiknya merupakan buntut dari kegagalan PSSI dan pengelola liga membuat jadwal yang "benar".
Soal rangkap jabatan dan konflik kepentingan ini memang harus mulai ditinggalkan oleh PSSI, bukan malah terus dicari pembenarannya. Dengan pernyataan seperti di Catatan Najwa, Ratu Tisha hanya sedang ngeles.
PSSI patutnya segera mengambil tindakan karena semakin lama liga dihentikan berpotensi pada, setidaknya, tiga masalah baru di akhir kompetisi.
Rivalitas suporter memang tidak bisa dihilangkan atau didamaikan begitu saja. Yang paling penting, para suporter kesebelasan Indonesia perlu mengingat bahwa stadion rusak bisa diperbaiki, tapi nyawa yang hilang tak bisa kembali.
Teruntuk para pesepakbola yang berani menghajar wasit.....