Kategori: Editorial

Gulir ke bawah untuk selengkapnya

Menghilangkan Stigma Juara Liga Diatur Mafia

Percaya atau tidak, suporter punya kekuatan untuk menghilangkan stigma bahwa juara liga Indonesia diatur mafia.

Permintaan Maaf Kami

Sehubungan dengan kegagalan Indonesia di Piala AFF 2018, kami Pandit Football Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia karena gagal menjadi media yang baik.

Indonesia Siap untuk (Juara) Piala AFF 2018!

Dengan para pemain yang sudah bermain bersama, bahkan sebagian pemain sudah dua tahun bersama di Timnas plus serangkaian pemusatan latihan sepanjang 2018, Indonesia tidak punya lagi alasan "persiapan belum matang" jika nanti gagal juara.

Dampak Negatif Bentrokan Piala AFF dan Liga 1

Kegagalan Timnas Indonesia bermain dengan skuat terbaiknya merupakan buntut dari kegagalan PSSI dan pengelola liga membuat jadwal yang "benar".

Rangkap Jabatan di PSSI (Tidak) Wajar

Soal rangkap jabatan dan konflik kepentingan ini memang harus mulai ditinggalkan oleh PSSI, bukan malah terus dicari pembenarannya. Dengan pernyataan seperti di Catatan Najwa, Ratu Tisha hanya sedang ngeles.

Tiga Potensi Masalah Baru, Buntut Penghentian Liga 1 yang Tak Tentu

PSSI patutnya segera mengambil tindakan karena semakin lama liga dihentikan berpotensi pada, setidaknya, tiga masalah baru di akhir kompetisi.

Tentang Haringga dan Keganasan Suporter di Indonesia

Rivalitas suporter memang tidak bisa dihilangkan atau didamaikan begitu saja. Yang paling penting, para suporter kesebelasan Indonesia perlu mengingat bahwa stadion rusak bisa diperbaiki, tapi nyawa yang hilang tak bisa kembali.

Daripada Tendang Wasit, Mending Jadi Atlet Pencak Silat

Teruntuk para pesepakbola yang berani menghajar wasit.....

Jangan Cuma Dukung Timnas Sepakbola Indonesia!

Mari kita sukseskan Asian Games 2018 ini dengan tidak hanya mendukung cabor sepakbola pria saja, karena semua atlet Indonesia pun membutuhkan dukungan dari kita semua.

Terima Kasih, Rusia...

Piala Dunia 2018 menampilkan banyak kejutan dan gol; dari bola mati, penalti, VAR, blunder, dan bunuh diri. Sejak 1986, bisa dibilang Piala Dunia ini adalah yang paling tidak individualis.