Berpulangnya Sang Tokoh Revolusioner Sepakbola (Inggris)
21 Dec 2015Sepakbola kehilangan si multitalenta, sepakbola kehilangan sosok inovatif, sepakbola kehilangan seorang Jimmy Hill. Selamat jalan, Jimmy Hill.
Sepakbola kehilangan si multitalenta, sepakbola kehilangan sosok inovatif, sepakbola kehilangan seorang Jimmy Hill. Selamat jalan, Jimmy Hill.
Pada Piala Dunia 2014, para pemain Inggris berpose di tangga pesawat terbang dengan busana yang berbeda dari biasanya. Anggota skuad The Three Lions mengenakan jas. Saya tidak melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang keren.
David Platt pernah berujar bahwa membangun tim yang dapat menjadi juara dan mengendalikan sebuah tim juara adalah dua hal yang jauh berbeda. Pendapat eks pemain Timnas Inggris tersebut layak diresapi oleh Claudio Ranieri mengingat capaian mengesankan diri
Publik Turin kembali sumringah setelah mendengarkan kabar baik dari klub kesayangannya. Kegembiraan kali ini bukan datang dari kemenangan besar atau datangnya pemain bintang, berbagai surat kabar di Italia telah mengabarkan bahwa rekonstruksi Filadelfia a
Pada 8 Desember lalu, dunia mengenang peristiwa pembubaran Uni Soviet secara resmi. Dikatakan secara ‘resmi’ karena terdapat fragmen peristiwa simbolik berupa penurunan bendera Uni Soviet yang digantikan bendera Rusia.
Ada masa di mana anak-anak sekolah begitu menantikan adzan Magrib. Pasalnya, adzan Magrib merupakan pertanda dimulainya kartun yang ditayangkan di salah satu televisi swasta. Kartun yang paling fenomenal tentu “Captain Tsubasa”.
Menonton sepakbola di stadion bukan cuma tentang datang untuk menang. Lebih dari itu, menonton sepakbola secara langsung di stadion adalah paket lengkap mulai dari suasana saat berangkat menuju stadion, menikmati pertandingan, pulang dengan aman serta per
Bicara soal Ligue 1, yang terbersit adalah klub kaya Paris Saint-Germain. Kedatangan investor dari Qatar, Nasser Al-Khelaifi, membuat PSG seolah memiliki kekuatan finansial yang tak ada batasnya. Para pemain kelas dunia didatangkan ke Paris yang berdampak
Kami datang mengendap-endap, satu per satu. Taruhannya kami bisa dianggap sebagai maling. Hal itu dilakukan demi El Clasico.
Bagaimana kalau sejatinya, El Clasico hanya panggung opera untuk Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo semata?
Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan tulisanmu ke:
sharingpandit@gmail.com
1. Lengkapi dengan biodata singkat (nama lengkap, alamat, dan pekerjaan) dan akun Twitter di bawah tulisan.
2. Minimal 650 kata, ditulis pada file Ms Word.
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll).
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak untuk dipublikasikan).
5. Jika tidak ada balasan atau belum dimuat dalam 3 hari, berarti mohon maaf naskah anda belum dapat kami publikasi.