Font size:
Ditulis oleh: Ajie Rahmansyah
Kiprah tim nasional Italia U21 pada ajang UEFA European Championship U-21 memang berakhir tragis. Maksud hati ingin memutus paceklik gelar sejak tahun 2004, anak asuh Luigi di Biagio justru tersingkir di fase grup. Empat poin yang dikantongi Azzurrini tidak cukup untuk bersaing dengan runner-up grup B tapi berhasil keluar sebagai juara turnamen, Swedia dan juara grup yang pada akhirnya menjadi runner up turnamen, Portugal. Akan tetapi, kegagalan ini tidak langsung membuat seorang Di Biagio kehilangan optimismeannya. Menurut mantan pemain AS Roma ini, timnas junior Italia yang turun di Republik Ceska kemarin diproyeksikan untuk turnamen yang sama yang akan berlangsung di Polandia pada tahun 2017 mendatang. Ucapan dari di Biagio memang bukan sebatas pepesan kosong. Berdasarkan data skuat Italia yang dibawa ke Rep. Ceska kemarin, terdapat beberapa nama yang kemungkinan masih bisa bermain di Polandia 2017 mendatang. Dan satu nama yang tampaknya masih akan dipanggil apabila Italia lolos ke Euro U-21 2017 mendatang adalah Daniele Rugani. Siapa sih, Daniele Rugani? Banyak yang menilai Rugani sebagai pemain yang cukup menonjol dalam skuat Azzurrini pada kejuaraan Euro U21 2015 beberapa waktu lalu. Rugani, bersama Francesco Bardi, Andrea Belotti, Domenico Berardi dan Davide Zappacosta, adalah pemain yang selalu diturunkan sejak menit pertama oleh Di Biagio dalam tiga pertandingan yang dijalani Italia di Grup B. Bersama dengan Bardi dan Zappacosta, Rugani membuat pertahanan Italia sangat kokoh meskipun Italia harus tersingkir di fase grup. Rugani adalah pemuda yang lahir di Lucca, yang wilayahnya terletak di Toscana. Pada tanggal 29 Juli nanti ia akan berusia 21 tahun, terbilang muda dalam dunia sepakbola. Karier sepakbolanya sendiri dimulai pada usia enam tahun dengan masuk ke akademi Empoli. Kebersamaan Rugani dan Empoli berlangsung cukup lama hingga tahun 2012, sebelum akhirnya pemain bertinggi 188 cm ini memutuskan hijrah ke tim primavera Juventus dengan status pinjaman. Bersama tim muda La Vecchia Signora -julukan Juventus- ini, Rugani selalu mendapat kesempatan bermain secara reguler di musim pertamanya (2012-2013). Senang karena pemain pinjamannya bermain cukup baik, pihak Juventus akhirnya mempermanenkan status kepemilikan Rugani dari Empoli pada 31 Juli 2013. Akan tetapi Rugani belum dipersiapkan untuk memperkuat tim senior Juventus. Pelatih Juventus saat itu, Antonio Conte, merasa bahwa Rugani masih membutuhkan banyak jam terbang untuk bersaing dengan pemain belakang yang dimiliki Juventus seperti Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini, dan Andrea Barzagli. Akhirnya pihak Juventus pun meminjamkan Rugani ke klub yang menjadi jembatan pembuka kariernya di dunia sepakbola; Empoli. Bersama tim senior Empoli, pada musim 2013-2014 Rugani menancapkan dirinya sebagai pilar penting di skuat asuhan Maurizio Sarri ini. Ia menyelesaikan musim itu dengan bermain sebanyak 40 kali di Serie B dan mencetak 2 gol. Rugani membantu Empoli menyelesaikan musim 2013-14 di posisi kedua di bawah Palermo, yang tentunya otomatis membawa Empoli promosi ke Serie A untuk pertama kalinya dalam kurun waktu enam tahun. Atas permainannya yang luar biasa itu pula, Rugani menerima penghargaan sebagai pemain terbaik Serie B di musim yang sama. Pada 18 Juni 2014, pihak klub mengonfirmasikan bahwa terjadi kesepakatan kepemilikan bersama antara Empoli dan klub pemilik Rugani, Juventus. Rugani pun akhirnya bermain kembali bersama Empoli untuk mempertahankan eksistensi klub yang bermarkas di stadion Carlo Castellani ini di Serie A. Musim 2014-2015 lalu menjadi bukti jika Rugani adalah seorang pesepakbola muda yang layak mendapat tempat dalam skuat utama dan diperhitungkan. Di usianya yang baru menginjak 20 tahun, Rugani menjadi pemain yang selalu diturunkan oleh Maurizio Sarri dalam 38 pertandingan Serie A di musim lalu, dan tak pernah digantikan sekalipun. Dan meski selalu bermain 90 menit di setiap pertandingannya, ia berhasil melewati setiap pertandingan tanpa sekalipun diganjar kartu kuning maupun merah. Semacam catatan statistik yang mengejutkan mengingat pemain bertahan sepertinya identik dengan jumlah pelanggaran yang tak sedikit. [caption id="attachment_181821" align="alignnone" width="407"]
Penulis beralamat di Jl. Kantil No9 Wisma Manunggal (Kmr 2A) Timbulrejo, Maguwoharjo Sleman Yogyakarta. Merupakan mahasiswa Psikologi di salah satu universitas di Yogyakarta. Dan beredar di dunia maya dengan akun Twitter : @ajielitofoto: foot-sur7.com