Font size:
Oleh: Rifa Zainurrofi
Awal kisah bermula saat kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2006. Saat itu laga menghadapi Arema Malang di Stadion Siliwangi, saya tak mengingat hari tapi saya mengingat momen. Ya, momen dimana Sinthaweechai Hathairattanakool, atau yang terkenal dengan panggilan Kosin, tampil gemilang dan berhasil mencuri perhatian saya di stadion bersama decak kagum belasan ribu Bobotoh lain, terlebih Kosin berhasil menahan tendangan penalti pemain Arema. Satu musim lamanya, Kosin yang ditransfer dari klub Osotspa Samut Prakan FC ini mengawal jala gawang Persib. Mulai saat itu, poster di dinding kamar saya dipenuhi gambar pria tampan berambut gondrong ini, namun yang harus diingat, saya tetaplah pencinta lawan jenis. Tak terasa, kebintangan Yaris Riyadi terlihat gelap mungkin karena Kosin. Pemain asal Thailand ini pandai menaruh perhatiannya hingga melekat terlalu dalam di hati dan jiwa Bobotoh. Dengan 33 pertandingan yang dijalani, rasanya itu terlalu singkat. Membuat kami buta seakan takkan pernah ada lagi penjaga gawang sepertinya. Adapun Tema Mursadat yang tampil tak kalah apik menggantikannya di musim berikutnya, namun Kosin tetap berbeda. Senyum ramahnya seakan mencoba memberi tahu kami bahwa semua ini takkan berlalu terlalu cepat. Ada yang menarik saat jeda kompetisi Divisi Utama 2006 (sebelum berganti nama menjadi Indonesia Super League pada tahun 2008), pemain-pemain bintang dari Wilayah Barat dan Wilayah Timur bertemu dan saling membela wilayahnya masing masing dalam pertandingan tunggal yang diberi nama “Perang Bintang” dan dilaksanakan di Stadion Jatidiri, Semarang. Ajang ini baru terselenggara kembali di musim 2006 setelah sebelumnya resmi terselenggara sebanyak dua kali yaitu pada musim 1994 dan 1995. Perang Bintang mempertemukan pemain pemain yang dianggap tampil gemilang dan memiliki nilai tersendiri yang disaring melalui hasil poling SMS. Setiap wilayah masing masing dipilih 18 pemain dengan perolehan suara terbanyak, sementara itu Kosin berhasil menjadi pemain pilihan utama dalam polling SMS penentuan skuad Perang Bintang 2006 dari seluruh pecinta sepakbola tanah air yang artinya menempati urutan pertama mengalahkan eksistensi Christian “si Gila” Gonzalez dan Boaz Solossa yang lebih dulu tenar di kancah sepakbola Indonesia. Kontrak satu musim di tahun 2006 bersama Persib Bandung berakhir sudah, karir gemilangnya ini rupanya tercium oleh raksasa Thailand, Chonburi FC. Kosin kembali ke Thailand dan membela The Shark. Selalu ada rasa yang tertinggal di setiap perjalanan. Begitupun dengan apa yang telah Kosin habiskan sedikit waktunya di Persib. Dengan romantis, dari Bangkok, 1 September 2006, peraih dua medali emas SEA Games (2003 dan 2005) itu mengirimkan surat cintanya untuk kami, lagi-lagi Bobotoh. [caption id="attachment_188263" align="alignnone" width="630"]![Kosin_3](http://panditfootball.com/wp-content/uploads/2015/11/Kosin_3.png)
![Sumber: www.simamaung.com](http://panditfootball.com/wp-content/uploads/2015/11/Kosin_2.jpg)
Penulis adalah seorang mahasiswa yang tinggal di Kota Bandung, bias disapa melalui akun Twitter @rifazainurrofi Sumber foto: www.simamaung.com