Kategori: Editorial

Gulir ke bawah untuk selengkapnya

Kurniawan DY dan Hal-hal yang Membanggakan dan Disesalinya

Kurniawan adalah pesepakbola Indonesia yang istimewa. Kehebatannya dibuktikan bukan hanya di dalam negeri tapi juga di Eropa. Pada Sabtu (14/3) silam, kepada Chief Editor Panditfootball, Zen RS, Kurniawan menjawab sejumlah pertanyaan yang tidak lazim dita

Mengapa Kita Tak Menonton Piala Dunia Perempuan?

Mengapa kita tak menonton sepakbola dan Piala Dunia Perempuan? Benarkah soal mutu? Ah, itu tidak meyakinkan. Sepakbola itu agung dan surgawi, tapi bagaimana jika yang bermain adalah perempuan? Masihkah cukup agung?

Casillas, Real Madrid, dan Rumah yang Tak Yahud-yahud Amat

Menyebut Real Madrid sebagai rumah adalah sebuah perdebatan. Rumah adalah tempat di mana kita selalu merasa diterima, dicintai, dan merasa nyaman. Tapi Real Madrid sudah memperlakukan para penghuni rumahnya dengan semena-mena.

(Bukan) Pledoi untuk Messi

Beberapa pembelaan terhadap Messi terasa kurang tepat. Pembelaan terhadap Messi sesungguhnya tidak diperlukan. Sebab alien tidak perlu dibela, ia pasti bisa membela dirinya sendiri.

Memahami Para Pecundang Sepakbola melalui Teori Kambing Hitam

Blunder adalah bagian tak terpisahkan dari sepakbola. Sebab tak ada manusia yang sempurna, sebagaimana tak ada kesebelasan yang selalu tampil sempurna. Tapi kambing hitam selalu saja ada di lapangan hijau. Simak teori Rene Girrard mengenai kambing hitam s

Plata o Plomo: Paradoks Sepakbola Amerika Latin*

Jelang final Copa America 2015, simak lacakan mengenai paradoks sepakbola Amerika Latin yang berada dalam tegangan antara keindahan dan kebusukan, realisme dan surealisme, kejayaan dan kehancuran, kehidupan dan kematian. Pendeknya: plata o plomo, uang ata

Muntari dan Bonera Seperti Kumis yang Lucu di Wajah AC Milan

Muntaro dan Bonera sering menjadi olok-olok bahkan oleh Milanisti sendiri. Justru di situlah pentingnya mereka berdua.

Pirlo sebagai New Yorker

Andrea Pirlo, priyayi dalam gaya bemain, bisalah dikatakan mewakili elegansi khas sepakbola Italia. Apa jadinya jika ia bermain di New York, atau menjadi seorang New Yorker? Jangan-jangan ia akan menjadi alien, a legal alien?

Pemain Inggris Itu Seperti Junk Food-nya Sepakbola

Jika diandaikan kepada sepakbola, pemain-pemain Inggris bisa disebut adalah hasil pembelian dari restoran junk food: harganya mahal, rasanya biasa saja, tapi “nilai tawar”-nya tidak terlalu banyak.

Jangan Remehkan Perempuan-perempuan Asia

4 dari 5 negara Asia yang tampil di Piala Dunia Perempuan 2015 berhasil lolos ke babak 16 Besar. Ini menyempurnakan capaian Jepang yang berhasil menjadi juara dunia pada Piala Dunia 2015. Jangan pernah remehkan perempuan-perempuan Asia!