Kategori: Editorial

Gulir ke bawah untuk selengkapnya

Sejarah Indonesia dalam Formasi 3-5-2

Kegagalan menghidupkan yang-silam membuat kita menjadi bangsa yang tuna-ingatan, tuna-sejarah. Sekali lagi "menghidupkan", bukan "merawat", apalagi sekadar "mengelap-lap" sejarah seperti menyeka album foto yang berdebu. "

Tentang Lipstik 50 Ribuan Itu...

Saat memutuskan menjadi penggemar sepakbola, sudah berapa banyak pertanyaan yang begitu kuat mengguncang iman Anda? Pertanyaan-pertanyaan radikal yang terkadang membuat jantung berdegup kencang, karena Anda sendiri tidak tahu jawabannya.

Sepakbola (Indonesia) Bukan Smackdown

Jika sepakbola Indonesia selama ini benar-benar telah terkontaminasi oleh pengaturan skor, bahkan pengaturan siapa yang menjadi juara, lalu apa bedanya saya menonton sepakbola dengan menonton Smackdown?

The Man Without a Club

Jika Philip Nolan, dalam cerita "The Man Without Country", mengaku menyesal terhadap perilakunya di masa lalu -- akankah Mario Balotelli menyesal jika akhirnya berstatus sebagai "The Man Without Club"? Mungkin ini saat yang tepat bagi Balotelli untuk meng

Menyaksikan AS Roma, Mengkhidmati Fantasista

Jika pesepakbola 38 tahun itu benar-benar gantung sepatu maka Sabtu malam nanti adalah kesempatan terakhir bagi para penggemar sepakbola secara umumnya baik selain Romanisti sekalipun untuk melihat aksi indah Totti secara nyata di depan mata

Surat dari Suryalaya: Maaf untuk Kesalahan dan Kekeliruan Tekstual

Selamat Idul Fitri 1436 Hijriah. Maafkan kesalahan dan kekeliruan yang terdapat dalam teks-teks yang pernah kami hasilkan. Semoga kita bisa terus bisa bercakap-cakap melalui teks yang kami hasilkan dan praktik pembacaan yang anda lakukan.

Kurniawan DY dan Hal-hal yang Membanggakan dan Disesalinya

Kurniawan adalah pesepakbola Indonesia yang istimewa. Kehebatannya dibuktikan bukan hanya di dalam negeri tapi juga di Eropa. Pada Sabtu (14/3) silam, kepada Chief Editor Panditfootball, Zen RS, Kurniawan menjawab sejumlah pertanyaan yang tidak lazim dita

Mengapa Kita Tak Menonton Piala Dunia Perempuan?

Mengapa kita tak menonton sepakbola dan Piala Dunia Perempuan? Benarkah soal mutu? Ah, itu tidak meyakinkan. Sepakbola itu agung dan surgawi, tapi bagaimana jika yang bermain adalah perempuan? Masihkah cukup agung?

Casillas, Real Madrid, dan Rumah yang Tak Yahud-yahud Amat

Menyebut Real Madrid sebagai rumah adalah sebuah perdebatan. Rumah adalah tempat di mana kita selalu merasa diterima, dicintai, dan merasa nyaman. Tapi Real Madrid sudah memperlakukan para penghuni rumahnya dengan semena-mena.

(Bukan) Pledoi untuk Messi

Beberapa pembelaan terhadap Messi terasa kurang tepat. Pembelaan terhadap Messi sesungguhnya tidak diperlukan. Sebab alien tidak perlu dibela, ia pasti bisa membela dirinya sendiri.